Tim PKM Unhas Kembangkan Inovasi Pengelolaan Limbah Industri Bandeng di Pinrang
Tri Yari Kurniawan
Rabu, 07 Agustus 2024 - 20:56 WIB
Tim pengabdian kepada masyarakat (PKM) yang dipimpin oleh Prof Sutinah Mademelaksanakan kegiatan pengembangan inovasi pengelolaan limbah industri bandeng di UKM 88 Marijo, Kabupaten Pinrang, pada Rabu (7/8/2024). Tim ini terdiri dari Kasri, M Irham Ilyas, dan Nuraini.
Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung SDG 1 (No Poverty), SDG 5 (Gender Equality), dan ekonomi biru dengan memanfaatkan limbah perikanan yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal.
"Indonesia sebagai salah satu negara penghasil ikan terbesar di dunia memiliki industri perikanan yang sangat potensial. Namun, industri ini juga menghadapi tantangan besar terkait pengelolaan limbah," kata Sutinah.
Limbah dari industri pengolahan bandeng tanpa tulang seperti sisa tulang dan kulit seringkali hanya dibuang begitu saja. Hal ini menyebabkan masalah lingkungan. Melalui inovasi dan teknologi, limbah yang sebelumnya tidak bernilai kini dapat menjadi produk bernilai tambah tinggi.
"Kegiatan ini sejalan dengan visi ekonomi biru yang mengedepankan keberlanjutan. Kami berharap ini dapat menjadi model bagi industri perikanan lainnya di Indonesia," tambah dosen Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Unhas itu.
Kegiatan ini tidak hanya menawarkan solusi untuk masalah limbah tetapi juga berpotensi meningkatkan pendapatan bagi pelaku industri perikanan.
"Kami optimis bahwa kegiatan ini akan membawa perubahan positif yang signifikan tidak hanya bagi industri perikanan tetapi juga bagi lingkungan dan masyarakat," tambah Sutinah.
Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung SDG 1 (No Poverty), SDG 5 (Gender Equality), dan ekonomi biru dengan memanfaatkan limbah perikanan yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal.
"Indonesia sebagai salah satu negara penghasil ikan terbesar di dunia memiliki industri perikanan yang sangat potensial. Namun, industri ini juga menghadapi tantangan besar terkait pengelolaan limbah," kata Sutinah.
Limbah dari industri pengolahan bandeng tanpa tulang seperti sisa tulang dan kulit seringkali hanya dibuang begitu saja. Hal ini menyebabkan masalah lingkungan. Melalui inovasi dan teknologi, limbah yang sebelumnya tidak bernilai kini dapat menjadi produk bernilai tambah tinggi.
"Kegiatan ini sejalan dengan visi ekonomi biru yang mengedepankan keberlanjutan. Kami berharap ini dapat menjadi model bagi industri perikanan lainnya di Indonesia," tambah dosen Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Unhas itu.
Kegiatan ini tidak hanya menawarkan solusi untuk masalah limbah tetapi juga berpotensi meningkatkan pendapatan bagi pelaku industri perikanan.
"Kami optimis bahwa kegiatan ini akan membawa perubahan positif yang signifikan tidak hanya bagi industri perikanan tetapi juga bagi lingkungan dan masyarakat," tambah Sutinah.