home news

PB IPMIL RAYA Tak Terprovokasi: Siap Berperang Gagasan, Minta Polisi Usut Tuntas

Jum'at, 25 Juli 2025 - 07:32 WIB
Sekelompok orang membentangkan spanduk ajakan perang terbuka. Foto: Istimewa
Pengurus Besar Ikatan Pelajar Mahasiswa Indonesia Luwu (PB IPMIL RAYA) menyatakan keprihatinan dan kecaman keras atas tindakan brutal yang dilakukan oleh sekelompok orang tak dikenal (OTK) bertopeng dan bersenjata tajam yang menyatroni sejumlah kampus di Kota Makassar dalam beberapa hari terakhir.

Ketua Umum PB IPMIL Raya, Abd. Hafid menyampaikan bahwa tindakan tersebut bukan hanya bentuk nyata dari premanisme dan tindakan provokatif, tetapi juga merupakan ancaman serius terhadap iklim akademik, ketertiban sosial, dan persatuan mahasiswa di Sulawesi Selatan.

"Kami mengecam dengan tegas aksi kekerasan dan intimidasi di ruang-ruang kampus. Kampus adalah ruang ilmu dan diskusi, bukan medan kekacauan atau arena teror yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Kami mendesak aparat kepolisian untuk segera mengusut tuntas siapa dalang dan pelaku di balik peristiwa ini,” tegas Hafid.

PB IPMIL RAYA ungkap Hafid, juga mengimbau seluruh mahasiswa asal Tana Luwu yang tergabung dalam berbagai koordinator dan cabang di bawah naungan PB IPMIL RAYA di Makassar untuk tetap menahan diri, menjaga kondusivitas, serta tidak terpancing provokasi dari pihak-pihak yang tidak jelas identitas dan tujuannya.

“Kami mengajak seluruh kader IPMIL RAYA untuk tetap tenang dan tidak ikut dalam pusaran konflik yang sengaja diciptakan. Kita jangan terprovokasi oleh kelompok bertopeng dan berhelm yang beraksi secara brutal tanpa memperlihatkan identitas. Itu bukan tindakan berani, itu tindakan pengecut dan licik,” ujar Hafid.

Ia juga menegaskan bahwa kehadiran mahasiswa asal Tana Luwu di Makassar bukan sebagai pendatang yang tidak punya tempat, tetapi sebagai anak negeri yang berhak hidup dan menuntut ilmu di Sulawesi Selatan, tanah yang menjadi milik bersama seluruh warga Sulsel.

“Kami ingin tegaskan, Mahasiswa Luwu bukan pendatang di Makassar. Kami bagian dari bumi Sulawesi Selatan. Tidak ada satu pun kelompok yang bisa mengklaim Makassar sebagai miliknya dan seenaknya mengintimidasi mahasiswa lain,” lanjutnya.
Baca Selanjutnya
Bagikan artikel ini:
Berita Lainnya
berita lainnya