home news

Opini

Dualisme Kepemimpinan PPP dan Tradisi Konflik Partai

Senin, 29 September 2025 - 23:21 WIB
Ilustrasi suasana Muktamar PPP yang sedang bersitegang. Ilustrasi: ChatGPT
Oleh: Syarifuddin Jurdi

Dosen Ilmu Politik UIN Alauddin Makassar

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) merupakan partai politik lama yang eksis sejak awal Orde Baru. Pada 27-29 Septeber 2025 menyelenggarakan Muktamar X yang digelar di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara.

Muktamar merupakan momentum partai untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap program, kepemimpinan dan pencapaian partai. Mulai dari pusat hingga yang paling bawah, Muktamar menjadi ajang konsolidasi nasional partai.

Namun demikian, Muktamar X PPP bukan untuk konsolidasi, tetapi menjadi arena adu kekuatan, adu jotos, dan bahkan lempar kursi antar pendukung kandidat ketua umum, hingga saling klaim kemenangan antara kubu Agus Suparmanto (Penantang) dan kubu Muhammad Mardiono (Plt Ketua Umum).

Posisi PPP yang gagal masuk parlemen pada Pemilu 2024 semestinya menjadi agenda utama yang diperbincangkan oleh elite-elite partai yang berkumpul dalam forum muktamar itu.

Semua elite dan pemuka partai secara bersama merenungkan mengapa PPP dari pemilu ke pemilu pasca Orde Baru mengalami penurunan dukungan?
Baca Selanjutnya
Bagikan artikel ini:
Berita Lainnya
berita lainnya