Kegelisahan Perguruan Tinggi Swasta, Calon Maba Menurun Tajam
Baidillah Sahabuddin
Minggu, 05 Oktober 2025 - 23:10 WIB
Baidillah Sahabuddin (Pengamat Sosial Kemasyarakatan). Foto: Istimewa
Oleh: Baidillah Sahabuddin(Pengamat Sosial Kemasyarakatan)
JUMAT, 26 September 2025 lalu, menemani teman lama seorang guru besar di Universitas Islam Antara Bangsa Malaysia yang diminta menjadi pemateri diselenggarakan oleh Halal Centre UMI yang merupakan Perguruan tinggi terbesar dan tertua di Indonesia Timur.
Halal Centre UMI di bawah kendali Dr Ir Muhammad Nusron sangat concern, dengan kegiatan yang mengedukasi masyarakat tentang wajibnya hukum kehalalan suatu produk. Bukan hanya di Indonesia bahkan ke negara tetangga Malaysia.
Pada momen tersebut diterima langsung oleh Dekan Fakultas Tekhnologi Industri dan jajarannya, dengan keramahan khas orang Bugis-Makassar tidak lupa disuguhi penganan khas Barongko, yang menjadikan pertemuan tersebut penuh keakraban dan canda tawa.
Namun dari semua pertemuan tersebut, ada hal yang menarik jadi pembicaraan terkait dengan kondisi PTS khusunya di Sulawesi Selatan yang mahasiswanya menurun drastis bahkan terjadi dua atau tiga tahun belakangan ini.
Bahkan ada prodi yang mahasiswanya yang mendaftar dibawah 10 orang (singgle digit). Sejumlah faktor mempengaruhi kondisi tersebut. Bahkan catatan penulis setidaknya ada empat faktor yakni yang pertama agresivitas Perguruan Tinggi Negeri, dalam penerimaan mahasiswa dengan meningkatkan kuota jumlah maba.
Bahkan ada dosen di PTN yang mengeluhkan jumlah jam mengajarnya yang meningkat. Akibat Penerimaan Maba di Fakultas meningkat dua kali lipat.
JUMAT, 26 September 2025 lalu, menemani teman lama seorang guru besar di Universitas Islam Antara Bangsa Malaysia yang diminta menjadi pemateri diselenggarakan oleh Halal Centre UMI yang merupakan Perguruan tinggi terbesar dan tertua di Indonesia Timur.
Halal Centre UMI di bawah kendali Dr Ir Muhammad Nusron sangat concern, dengan kegiatan yang mengedukasi masyarakat tentang wajibnya hukum kehalalan suatu produk. Bukan hanya di Indonesia bahkan ke negara tetangga Malaysia.
Pada momen tersebut diterima langsung oleh Dekan Fakultas Tekhnologi Industri dan jajarannya, dengan keramahan khas orang Bugis-Makassar tidak lupa disuguhi penganan khas Barongko, yang menjadikan pertemuan tersebut penuh keakraban dan canda tawa.
Namun dari semua pertemuan tersebut, ada hal yang menarik jadi pembicaraan terkait dengan kondisi PTS khusunya di Sulawesi Selatan yang mahasiswanya menurun drastis bahkan terjadi dua atau tiga tahun belakangan ini.
Bahkan ada prodi yang mahasiswanya yang mendaftar dibawah 10 orang (singgle digit). Sejumlah faktor mempengaruhi kondisi tersebut. Bahkan catatan penulis setidaknya ada empat faktor yakni yang pertama agresivitas Perguruan Tinggi Negeri, dalam penerimaan mahasiswa dengan meningkatkan kuota jumlah maba.
Bahkan ada dosen di PTN yang mengeluhkan jumlah jam mengajarnya yang meningkat. Akibat Penerimaan Maba di Fakultas meningkat dua kali lipat.