Putrinya Ditabrak, Ayah Justru Jadi Terlapor: Penabrak Disebut Anak Polisi
Tim SINDOmakassar
Rabu, 26 November 2025 - 22:34 WIB
Ilustrasi kecelakaan lalu lintas.
Seorang ayah anak korban bernama Ari (46) diperiksa polisi atas dugaan tindak pidana yang dilaporkan pelapor perempuan inisial ITR dengan menuduhnya melakukan ancaman kekerasan terhadap anak, padahal anaknya menabrak anak korban di Jalanan Desa Berutallassa, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
"Kejadiannya itu sore, anaknya (ITR) tabrak anak saya. Sempat terseret beberapa meter depan rumah. Lalu saya ambil bawa naik ke rumah untuk memeriksa keadaannya," tutur Ari di salah satu warkop di depan Masjid Syekh Yusuf Gowa, Rabu (26/11/2025).
Kejadian pada Minggu, 30 Maret 2025 sekitar pukul 16.00 WITA di Jalan Bina Arung, Desa Berutallassa, Kecamatan Biringbulu, Kabupaten Gowa. Usai peristiwa itu, kedua anak ITR usia delapan dan 10 tahun yang mengendarai motor diamankan saksi Rahman, lalu dibawa pulang ke rumahnya.
"Saya tunggu itikad baik orang tuanya, tapi tidak datang ke rumah, padahal kami ini keluarga. Selang beberapa saat karena khawatir, makanya saya inisiatif ke rumahnya, siapa tahu keluarga belum tahu menabrak anaknya," tutur dia menceritakan.
Setibanya di rumah tersebut karena masih sedikit kesal tidak ada pertanggungjawaban, sempat terjadi ketegangan antara pihak keluarga penabrak dengan dirinya disaksikan Rahman, hingga terdengar bunyi pintu yang dipegang Ari.
"Sampai di sana, saya dituduh katanya hajar pintunya, marah-marah, teriak-teriak tidak baik. Waktu itu untung saya puasa. Siapa tidak emosi kalau anak ditabrak. Saya tidak begitu tuduhannya, kalau saya tidak pegang pintu, bisa saya jatuh," tuturnya lagi.
"Kejadiannya itu sore, anaknya (ITR) tabrak anak saya. Sempat terseret beberapa meter depan rumah. Lalu saya ambil bawa naik ke rumah untuk memeriksa keadaannya," tutur Ari di salah satu warkop di depan Masjid Syekh Yusuf Gowa, Rabu (26/11/2025).
Kejadian pada Minggu, 30 Maret 2025 sekitar pukul 16.00 WITA di Jalan Bina Arung, Desa Berutallassa, Kecamatan Biringbulu, Kabupaten Gowa. Usai peristiwa itu, kedua anak ITR usia delapan dan 10 tahun yang mengendarai motor diamankan saksi Rahman, lalu dibawa pulang ke rumahnya.
"Saya tunggu itikad baik orang tuanya, tapi tidak datang ke rumah, padahal kami ini keluarga. Selang beberapa saat karena khawatir, makanya saya inisiatif ke rumahnya, siapa tahu keluarga belum tahu menabrak anaknya," tutur dia menceritakan.
Setibanya di rumah tersebut karena masih sedikit kesal tidak ada pertanggungjawaban, sempat terjadi ketegangan antara pihak keluarga penabrak dengan dirinya disaksikan Rahman, hingga terdengar bunyi pintu yang dipegang Ari.
"Sampai di sana, saya dituduh katanya hajar pintunya, marah-marah, teriak-teriak tidak baik. Waktu itu untung saya puasa. Siapa tidak emosi kalau anak ditabrak. Saya tidak begitu tuduhannya, kalau saya tidak pegang pintu, bisa saya jatuh," tuturnya lagi.