DPRD Makassar Gelar Refleksi Akhir Tahun, Bahas Isu Publik dan Aspirasi Warga
Dewan Ghiyats Yan Galistan
Jum'at, 26 Desember 2025 - 05:28 WIB
Suasana Diskusi Publik dan Refleksi Akhir Tahun, di Hotel Aston, Kota Makassar, Rabu (24/12/2025). Foto: SINDO Makassar/Dewan Ghiyats Yan G
DPRD Kota Makassar menggelar Diskusi Publik dan Refleksi Akhir Tahun di Hotel Aston, Jalan Hasanuddin Nomor 10, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar.
Bertajuk "DPRD Kota Makassar Membaca Isu dan Merespons Aspirasi", pertemuan ini membahas evaluasi kinerja legislatif sekitar satu tahun, kepemudaan, infrastruktur, masukan pembangunan sosial, dan sebagainya.
Dalam sambutannya, Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, pihak eksekutif dan legislatif harus bersama-sama membangun kebijakan untuk kepentingan dan kesejahteraan warga.
"Melalui hasil survei, Makassar dari refleksi yang terakhir dan survei yang terakhir kita alhamdulillah naik ke angka 87,2 persen. Kita juga melihat bagaimana pola-pola pelayanan yang ada di masyarakat memang semuanya belum sempurna tapi waktu 4 tahun ke depan ini akan kita pergunakan untuk memaksimalkan seluruh proses layanan dan respon terhadap masyarakat bisa kita maksimalkan dengan baik," jelasnya.
Akademisi Universitas Hasanuddin, Andi Ahmad Yani, mengatakan bahwa Kota Makassar adalah kota yang terus tumbuh, isu publik juga berkembang pesat.
"Isu bukan sekadar data tapi sinyal yang butuh pemahaman politik dan empati sosial. Lalu, DPRD berfungsi sebagai penjaga keseimbangan antara kebijakan dan aspirasi rakyat. Membaca isu, merespons aspirasi. Bukan sekadar fungsi, tetapi kepekaan politik," ujarnya.
Sementara, pemateri diskusi lainnya, Arif, menyampaikan bahwa DPRD Kota Makassar diharapkan bisa membedakan isu yang viral di media sosial dengan isu yang substansial.
Bertajuk "DPRD Kota Makassar Membaca Isu dan Merespons Aspirasi", pertemuan ini membahas evaluasi kinerja legislatif sekitar satu tahun, kepemudaan, infrastruktur, masukan pembangunan sosial, dan sebagainya.
Dalam sambutannya, Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, pihak eksekutif dan legislatif harus bersama-sama membangun kebijakan untuk kepentingan dan kesejahteraan warga.
"Melalui hasil survei, Makassar dari refleksi yang terakhir dan survei yang terakhir kita alhamdulillah naik ke angka 87,2 persen. Kita juga melihat bagaimana pola-pola pelayanan yang ada di masyarakat memang semuanya belum sempurna tapi waktu 4 tahun ke depan ini akan kita pergunakan untuk memaksimalkan seluruh proses layanan dan respon terhadap masyarakat bisa kita maksimalkan dengan baik," jelasnya.
Akademisi Universitas Hasanuddin, Andi Ahmad Yani, mengatakan bahwa Kota Makassar adalah kota yang terus tumbuh, isu publik juga berkembang pesat.
"Isu bukan sekadar data tapi sinyal yang butuh pemahaman politik dan empati sosial. Lalu, DPRD berfungsi sebagai penjaga keseimbangan antara kebijakan dan aspirasi rakyat. Membaca isu, merespons aspirasi. Bukan sekadar fungsi, tetapi kepekaan politik," ujarnya.
Sementara, pemateri diskusi lainnya, Arif, menyampaikan bahwa DPRD Kota Makassar diharapkan bisa membedakan isu yang viral di media sosial dengan isu yang substansial.