Optimalisasi Drainase dan Kolam Retensi Jadi Mitigasi Banjir di Makassar
Tim Sindomakassar
Sabtu, 18 Februari 2023 - 11:34 WIB
Optimalisasi drainase dan kolam retensi di Kota Makassar, diharap bisa menjadi salah satu mitigasi bencana banjir yang kerap terjadi.
Terlebih sejak memasuki awal bulan Februrari 2023, Makassar dan sekitarnya diselimuti cuaca ekstrem, hingga pada puncaknya genangan mecapai titik kulminasi diakibatkan pusaran air laut perairan Sulawesi Selatan bagian barat mengalami pasang surut hingga tumpah ke daratan dan nyaris lumpuhkan aktivitas masyarakat.
Baca Juga: Jangkau 9 Kecamatan, Kalla Rescue Bantu Ribuan Korban Banjir di Makassar
Daerah pesisir pun tak luput dari genangan, Berdasarkan data Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa curah hujan pada tanggal 13 februari 2023 mencapai 243.2 mm/hr sedangkan kondisi cuaca dapat dikategorikan ekstrim apabila curah hujan = 200 mm/hari.
Adapun beberapa indikator Makassar dilanda cuaca ekstrem, Menurut Farouk Maricar selaku Dosen Teknik Sipil Fakultas Teknik Unhas/Anggota Himpunan Ahli Teknik Hidrolik Indonesia (HATHI) mengatakan, yakni berdasarkan dari pantauan pada Bendungan Bili-bili yang mengendalikan air dari hulu Sungai Jeneberang dalam kondisi normal, demikian pula Kolam Regulasi Nipa-nipa juga tercatat dalam kondisi normal.
Sementara wilayah kota termasuk di daerah pesisir, kata dia, mengalami banjir dan genangan karena curah hujan yang tinggi namun tidak dapat mengalir secara normal akibat muka air laut yang relatif tinggi. Namun demikian, dirinya menjelaskan bahwa seluruh pihak tetap harus mewaspadai kejadian ekstrem ke depan dengan menjaga kinerja sistem drainase yang ada, agar kinerja tetap baik.
"Menjaga koneksitas antar Drainase Primer dan Sekunder/Tersier," ungkap Farouk, Jum’at, (17/02/2023).
Terlebih sejak memasuki awal bulan Februrari 2023, Makassar dan sekitarnya diselimuti cuaca ekstrem, hingga pada puncaknya genangan mecapai titik kulminasi diakibatkan pusaran air laut perairan Sulawesi Selatan bagian barat mengalami pasang surut hingga tumpah ke daratan dan nyaris lumpuhkan aktivitas masyarakat.
Baca Juga: Jangkau 9 Kecamatan, Kalla Rescue Bantu Ribuan Korban Banjir di Makassar
Daerah pesisir pun tak luput dari genangan, Berdasarkan data Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa curah hujan pada tanggal 13 februari 2023 mencapai 243.2 mm/hr sedangkan kondisi cuaca dapat dikategorikan ekstrim apabila curah hujan = 200 mm/hari.
Adapun beberapa indikator Makassar dilanda cuaca ekstrem, Menurut Farouk Maricar selaku Dosen Teknik Sipil Fakultas Teknik Unhas/Anggota Himpunan Ahli Teknik Hidrolik Indonesia (HATHI) mengatakan, yakni berdasarkan dari pantauan pada Bendungan Bili-bili yang mengendalikan air dari hulu Sungai Jeneberang dalam kondisi normal, demikian pula Kolam Regulasi Nipa-nipa juga tercatat dalam kondisi normal.
Sementara wilayah kota termasuk di daerah pesisir, kata dia, mengalami banjir dan genangan karena curah hujan yang tinggi namun tidak dapat mengalir secara normal akibat muka air laut yang relatif tinggi. Namun demikian, dirinya menjelaskan bahwa seluruh pihak tetap harus mewaspadai kejadian ekstrem ke depan dengan menjaga kinerja sistem drainase yang ada, agar kinerja tetap baik.
"Menjaga koneksitas antar Drainase Primer dan Sekunder/Tersier," ungkap Farouk, Jum’at, (17/02/2023).