Jalan Berliku Mewujudkan Merdeka Sinyal hingga Pelosok Negeri
Tri Yari Kurniawan
Jum'at, 08 Desember 2023 - 17:12 WIB
Pemerintah Republik Indonesia gencar mendorong transformasi digital di seluruh sektor, mulai pendidikan, kesehatan hingga pelayanan publik lainnya. Sayangnya, sistem digitalisasi ternyata belum dapat diimplementasikan secara merata.
Kesenjangan digital masih sangat terasa di pelosok tanah air. Merdeka sinyal masih menjadi barang langka bagi mereka yang tinggal di wilayah pegunungan maupun wilayah kepulauan. Jika terus dibiarkan, mereka yang bermukim di pelosok negeri bakal semakin tertinggal dalam berbagai aspek, mulai pendidikan hingga ekonomi.
Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) tentu tidak tinggal diam. Salah satunya melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo, yang konsisten dan komitmen membangun infrastruktur digital di daerah Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal (3T).
Hanya saja, bukan perkara mudah, seperti membalikkan telapak tangan. Jalan berliku dan menantang harus dihadapi. Butuh biaya dan waktu untuk merealisasikan merdeka sinyal di seluruh wilayah Indonesia, yang sangat luas dan banyak diisi kepulauan.
Nico, salah seorang mahasiswa asal Kabupaten Asmat, Provinsi Papua Selatan, menyampaikan di wilayah Papua, merdeka sinyal bahkan terkadang tidak didapatkan oleh masyarakat yang tinggal di perkotaan. Di daerah-daerah tertentu, jaringan telekomunikasi masih putus nyambung.
Dia mencontohkan di pusat Kabupaten Asmat saja terkadang sinyal jelek, meski infrastruktur digital terlihat sudah mulai terbangun. Jika kondisi jaringan telekomunikasi di pusat kabupaten saja seperti itu, kata dia, tentu situasinya jauh lebih parah di pelosok Papua.
"Ada jaringan tapi sinyalnya jelek. Ya, jujur keadilan (merdeka sinyal) belum terwujud. Padahal, itu contoh kasus di pusat kabupaten, apalagi di kampung," kata Nico yang menempuh pendidikan tinggi di Kampus Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar pada sesi diskusi acara Festival Literasi Digital 2023, akhir November 2023.
Kesenjangan digital masih sangat terasa di pelosok tanah air. Merdeka sinyal masih menjadi barang langka bagi mereka yang tinggal di wilayah pegunungan maupun wilayah kepulauan. Jika terus dibiarkan, mereka yang bermukim di pelosok negeri bakal semakin tertinggal dalam berbagai aspek, mulai pendidikan hingga ekonomi.
Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) tentu tidak tinggal diam. Salah satunya melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo, yang konsisten dan komitmen membangun infrastruktur digital di daerah Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal (3T).
Hanya saja, bukan perkara mudah, seperti membalikkan telapak tangan. Jalan berliku dan menantang harus dihadapi. Butuh biaya dan waktu untuk merealisasikan merdeka sinyal di seluruh wilayah Indonesia, yang sangat luas dan banyak diisi kepulauan.
Nico, salah seorang mahasiswa asal Kabupaten Asmat, Provinsi Papua Selatan, menyampaikan di wilayah Papua, merdeka sinyal bahkan terkadang tidak didapatkan oleh masyarakat yang tinggal di perkotaan. Di daerah-daerah tertentu, jaringan telekomunikasi masih putus nyambung.
Dia mencontohkan di pusat Kabupaten Asmat saja terkadang sinyal jelek, meski infrastruktur digital terlihat sudah mulai terbangun. Jika kondisi jaringan telekomunikasi di pusat kabupaten saja seperti itu, kata dia, tentu situasinya jauh lebih parah di pelosok Papua.
"Ada jaringan tapi sinyalnya jelek. Ya, jujur keadilan (merdeka sinyal) belum terwujud. Padahal, itu contoh kasus di pusat kabupaten, apalagi di kampung," kata Nico yang menempuh pendidikan tinggi di Kampus Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar pada sesi diskusi acara Festival Literasi Digital 2023, akhir November 2023.