home news

Cahaya Ramadan: Puasa Membentuk Pertahanan Nafsiologic

Minggu, 17 Maret 2024 - 09:56 WIB
Dr KH Muhammad Ishaq Samad, MA (Wakil Rektor IV UMI/Ketua Umum DPP IMMIM). Foto: Istimewa
Dr KH Muhammad Ishaq Samad, MA(Wakil Rektor IV UMI/Ketua Umum DPP IMMIM)



PUASA dilakukan bukan hanya untuk menahan nafsu makan, minum, dan hubungan sexual suami istri semata di siang hari, tetapi diharapkan puasa mampu menjadi pertahanan dalam menahan nafsu dan keinginan panca indra untuk melakukan dosa.

Mulut digunakan untuk berkata benar/ tidak suka berbohong, banyak membaca Al-Qur’an, banyak senyum kepada orang yang ditemui. Mata digunakan untuk melihat keindahan dan kekuasaan ciptaan Allah SWT, ringan tangan membantu orang lain yang membutuhkan, dst.

Dalam Islam, nafsu manusia terbagi tiga macam, pertama, nafsu ammarah dimiliki oleh orang yang puasa tapi masih banyak mengeluh, termasuk mengeluhkan sakit yang diderita saat puasa, misalnya maagnya kambuh, dsb. Padahal menurut Rasulullah Saw “Shuumu Tashihhu”, puasalah supaya sehat.

Baca Juga: Cahaya Ramadan: Marhaban Ya Ramadan

Orang yang berpuasa dengan ikhlas dan hanya mengharap ridha Allah, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu, sebagaimana sabda Rasululllah Saw “Man Shaama Ramadhaana Iymaanan Wahtishaaban, ghufira lahu maa taqaddama min zanbihi”.
Berita Lainnya