Mangkir Lagi, Polisi Didesak Jemput Paksa Tersangka Kasus Dugaan Mafia Tanah
Tri Yari Kurniawan
Rabu, 29 Mei 2024 - 17:26 WIB
Kasus dugaan mafia tanah di Kota Makassar dengan tersangka Anna Maria Kondoy menyita perhatian publik. Musababnya, proses hukumnya berlarut-larut. Anna yang berstatus tersangka kasus pidana pemalsuan surat atau menggunakan surat palsu untuk menguasai lahan hingga kini masih bebas berkeliaran.
Sejumlah pemerhati hukum mendesak penyidik Polrestabes Makassar untuk melalukan penjemputan paksa terhadap tersangka. Terlebih, berkas perkara sudah lengkap dan sikap tersangka yang kurang kooperatif.
Diketahui, penyidik Polrestabes Makassar telah memanggil Anna Maria Kondoy pada tanggal 21 Mei 2024 lalu, melalui surat Nomor: S.Pgl/483.A/V/RES 1.9/2024/Reskrim. Akan tetapi pada panggilan tersebut, tersangka mangkir.
Kemudian panggilan kedua dilayangkan untuk agenda pelaksanaan tahap kedua ke Kejaksaan Negeri Makassar pada 28 Mei 2024. Pada panggilan kedua ini, tersangka kembali mangkir dari panggilan kepolisian.
"Ada apa? Kenapa polisi tidak bertindak tegas dengan melakukan pemanggilan paksa untuk sebuah perkara yang sudah dinyatakan lengkap dan jaksa sisa menunggu untuk menyidangkan perkara ini. Tersangka harusnya dijemput paksa," kata Direktur Center Information Public (CIP) Ismail.
Terkait dengan kondisi Anna Maria Kondoy yang disebut sakit dan berusia lanjut, Ismail menyebut sisi kemanusiaan harus tetap dijaga. Caranya polisi saat melakukan penjemputan paksa untuk pelaksanaan tahap kedua bisa menggandeng dokter independen.
"Dokter independen bisa melakukan pemeriksaan terhadap kondisi kesehatan tersangka sebelum dilakukan penjemputan paksa. Intinya proses hukum harus tetap berjalan," tuturnya.
Sejumlah pemerhati hukum mendesak penyidik Polrestabes Makassar untuk melalukan penjemputan paksa terhadap tersangka. Terlebih, berkas perkara sudah lengkap dan sikap tersangka yang kurang kooperatif.
Diketahui, penyidik Polrestabes Makassar telah memanggil Anna Maria Kondoy pada tanggal 21 Mei 2024 lalu, melalui surat Nomor: S.Pgl/483.A/V/RES 1.9/2024/Reskrim. Akan tetapi pada panggilan tersebut, tersangka mangkir.
Kemudian panggilan kedua dilayangkan untuk agenda pelaksanaan tahap kedua ke Kejaksaan Negeri Makassar pada 28 Mei 2024. Pada panggilan kedua ini, tersangka kembali mangkir dari panggilan kepolisian.
"Ada apa? Kenapa polisi tidak bertindak tegas dengan melakukan pemanggilan paksa untuk sebuah perkara yang sudah dinyatakan lengkap dan jaksa sisa menunggu untuk menyidangkan perkara ini. Tersangka harusnya dijemput paksa," kata Direktur Center Information Public (CIP) Ismail.
Terkait dengan kondisi Anna Maria Kondoy yang disebut sakit dan berusia lanjut, Ismail menyebut sisi kemanusiaan harus tetap dijaga. Caranya polisi saat melakukan penjemputan paksa untuk pelaksanaan tahap kedua bisa menggandeng dokter independen.
"Dokter independen bisa melakukan pemeriksaan terhadap kondisi kesehatan tersangka sebelum dilakukan penjemputan paksa. Intinya proses hukum harus tetap berjalan," tuturnya.