Wisuda UIN Alauddin, Prof Hamdan: Jadilah Sarjana Merdeka
Luqman Zainuddin
Selasa, 13 Agustus 2024 - 20:37 WIB
Rektor UIN Alauddin Makassar Prof Hamdan Juhannis meminta para alumni agar menjadi sosok yang merdeka, memiliki kemandirian dalam hal ekonomi dan pikiran.
Prof Hamdan menyampaikan pesan tersebut saat memberikan sambutan pada Sidang Senat Terbuka Luar Biasa Wisuda Progam Sarjana, Magister, dan Doktor angkatan 105 di Gedung Auditorium, Kampus II, Selasa (13/8/2024).
"Jadilah sarjana merdeka. Sarjana merdeka adalah sarjana yang memiliki kemandirian. Mandiri secara ekonomi dan mandiri secara pikiran," kata Prof Hamdan.
Setelah diwisuda hari ini kata Rektor, alumni tidak lagi boleh tergantung secara ekonomi kepada orang tua. Oleh karena itu, ia meminta para orang tua memutus "subsidi" kepada anak-anaknya agar memberi kesempatan mereka menjadi sarjana merdeka.
Baca juga: Bupati dan Sekda Mamuju Jalani Wisuda Doktor di UIN Alauddin Makassar
"Kita tidak ingin ada sarjana racikan UIN Alauddin yang tidak bisa mandiri," katanya.
"Dari kecil disekolahkan, besar dikuliahkan, dinikahkan, sampai punya anak. Dirinya dan anak masih tergantung ke orang tua, itu namanya bukan sarjana merdeka, tapi layaknya disebut sarjana benalu," sambung Rektor lagi.
Prof Hamdan menyampaikan pesan tersebut saat memberikan sambutan pada Sidang Senat Terbuka Luar Biasa Wisuda Progam Sarjana, Magister, dan Doktor angkatan 105 di Gedung Auditorium, Kampus II, Selasa (13/8/2024).
"Jadilah sarjana merdeka. Sarjana merdeka adalah sarjana yang memiliki kemandirian. Mandiri secara ekonomi dan mandiri secara pikiran," kata Prof Hamdan.
Setelah diwisuda hari ini kata Rektor, alumni tidak lagi boleh tergantung secara ekonomi kepada orang tua. Oleh karena itu, ia meminta para orang tua memutus "subsidi" kepada anak-anaknya agar memberi kesempatan mereka menjadi sarjana merdeka.
Baca juga: Bupati dan Sekda Mamuju Jalani Wisuda Doktor di UIN Alauddin Makassar
"Kita tidak ingin ada sarjana racikan UIN Alauddin yang tidak bisa mandiri," katanya.
"Dari kecil disekolahkan, besar dikuliahkan, dinikahkan, sampai punya anak. Dirinya dan anak masih tergantung ke orang tua, itu namanya bukan sarjana merdeka, tapi layaknya disebut sarjana benalu," sambung Rektor lagi.