Pemuda di Pangkep Tewas Tertusuk saat Anggaru, Sekda Jeneponto Imbau Jangan Pakai Sajam
Sulaiman nai
Rabu, 30 Oktober 2024 - 10:58 WIB
Seorang pemuda di Kabupaten Pangkep tewas usai tertusuk badik, senjata yang ia pakai ketika melaksanakan tradisi adat angngaru dalam acara penyambutan pengantin, Selasa 29 Oktober 2024.
Senjata tajam badik yang digunakan oleh pemuda tersebut tertusuk di bagian dada kiri. Pemuda itu sempat pingsan hingga akhirnya meninggal dunia.
Dalam video amatir yang beredar luas di media sosial tersebut memperlihatkan detik-detik seorang pemuda tertusuk badik saat melakukan upacara adat di Sulsel itu.
Pemuda tersebut tampil anggaru dalam penyambutan pasangan pengantin. Peristiwa na'as itu terjadi di Kelurahan Pundata Baji, Kecamatan Labakkang, Kabupaten Pangkep, pada Selasa siang.
Mengetahui adanya kejadian nahas tersebut, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Jeneponto H Muh Arifin Nur menyarankan agar acara adat tradisi anggaru tidak lagi menggunakan senjata tajam jenis badik ataupun kris pada sesi penjemputan tamu karena itu membahayakan.
"Jadi dengan adanya kejadian di Pangkep dan meninggal itu yang angngaru, maka kalau bisa jangan lagi gunakan senjata tajam karena itu membahayakan," ujar Sekda Jeneponto H. Muh. Arifin Nur.
Sementara itu, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan Kabupaten Jeneponto A Maming Awing, SE mengatakan, tradisi adat anggaru tidak boleh dihilangkan atau dilarang karena itu budaya.
Senjata tajam badik yang digunakan oleh pemuda tersebut tertusuk di bagian dada kiri. Pemuda itu sempat pingsan hingga akhirnya meninggal dunia.
Dalam video amatir yang beredar luas di media sosial tersebut memperlihatkan detik-detik seorang pemuda tertusuk badik saat melakukan upacara adat di Sulsel itu.
Pemuda tersebut tampil anggaru dalam penyambutan pasangan pengantin. Peristiwa na'as itu terjadi di Kelurahan Pundata Baji, Kecamatan Labakkang, Kabupaten Pangkep, pada Selasa siang.
Mengetahui adanya kejadian nahas tersebut, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Jeneponto H Muh Arifin Nur menyarankan agar acara adat tradisi anggaru tidak lagi menggunakan senjata tajam jenis badik ataupun kris pada sesi penjemputan tamu karena itu membahayakan.
"Jadi dengan adanya kejadian di Pangkep dan meninggal itu yang angngaru, maka kalau bisa jangan lagi gunakan senjata tajam karena itu membahayakan," ujar Sekda Jeneponto H. Muh. Arifin Nur.
Sementara itu, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan Kabupaten Jeneponto A Maming Awing, SE mengatakan, tradisi adat anggaru tidak boleh dihilangkan atau dilarang karena itu budaya.