Polemik Pasar Subuh, Komisi II DPRD Maros Sidak di Pasar Tramo
Najmi S Limonu
Selasa, 22 April 2025 - 12:28 WIB
Anggota DPRD Maros saat berbincang dengan salah satu pedagang di Pasar Butta Salewangang Maros. Foto: SINDO Makassar/ Najmi S Limonu
Komisi II DPRD Maros melaksanakan kunjungan kerja di pasar Butta Salewangang Maros (BSM) alias Pasar Tramo. Ini dilakukan menindaklanjuti keluhan pedagang atas jam operasional pasar subuh yang ada di pelataran utara.
Polemik pasar subuh di Pasar Tramo itu memang sudah bergulir sejak lama. Apalagi para pedagang yang menjual di dalam gedung, merasa dirugikan dengan penjual di pelataran yang beroperasi hingga siang.
Anggota Komisi II DPRD Maros, Arie Anugrah mengatakan, dia bersama anggota lainnya ingin mengetahui lebih dalam persoalan yang terjadi hingga polemik ini seolah tidak pernah selesai.
"Kami sudah berdialog dengan beberapa pedagang yang ada di pasar subuh ini. Ternyata memang ada faktor lain yang membuat mereka juga merasa dirugikan," kata Arie, Selasa (22/04/2025).
Menurutnya, alasan pedagang pasar subuh tidak bubar setelah jam 9 pagi karena banyak pedagang lain yang dari Makassar berjualan di luar pasar, utamanya di daerah terminal.
Pedagang dari Makassar itu, seharusnya hanya menjual ke para pedagang atau sebagai penyuplai. Tapi mereka malah ikut menjual ke konsumen secara langsung dengan harga yang lebih murah.
"Jadi ada pedagang yang pakai mobil itu dari Makassar ikut berjualan di luar pasar. Ini yang memberatkan juga buat mereka. Makanya mereka minta agar pedagang dari Makassar itu ditertibkan juga," ujarnya.
Polemik pasar subuh di Pasar Tramo itu memang sudah bergulir sejak lama. Apalagi para pedagang yang menjual di dalam gedung, merasa dirugikan dengan penjual di pelataran yang beroperasi hingga siang.
Anggota Komisi II DPRD Maros, Arie Anugrah mengatakan, dia bersama anggota lainnya ingin mengetahui lebih dalam persoalan yang terjadi hingga polemik ini seolah tidak pernah selesai.
"Kami sudah berdialog dengan beberapa pedagang yang ada di pasar subuh ini. Ternyata memang ada faktor lain yang membuat mereka juga merasa dirugikan," kata Arie, Selasa (22/04/2025).
Menurutnya, alasan pedagang pasar subuh tidak bubar setelah jam 9 pagi karena banyak pedagang lain yang dari Makassar berjualan di luar pasar, utamanya di daerah terminal.
Pedagang dari Makassar itu, seharusnya hanya menjual ke para pedagang atau sebagai penyuplai. Tapi mereka malah ikut menjual ke konsumen secara langsung dengan harga yang lebih murah.
"Jadi ada pedagang yang pakai mobil itu dari Makassar ikut berjualan di luar pasar. Ini yang memberatkan juga buat mereka. Makanya mereka minta agar pedagang dari Makassar itu ditertibkan juga," ujarnya.