Sosok Reski S, Alumni Terbaik FUF UIN Alauddin dan Penakluk Keterbatasan
Luqman Zainuddin
Selasa, 16 Juli 2024 - 15:19 WIB
Ketekunan akan mengalahkan bakat, kalimat yang betul diyakini Reski S, mahasiswa Prodi Agama-agama Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF) UIN Alauddin Makassar. Ia berhasil mencapai predikat wisudawan terbaik angkatan 104 tahun 2024.
Ketika pertama kali menginjakkan kakinya di kampus UIN Alauddin Makassar, jangankan menjadi mahasiswa terbaik, lulus dari kampus pun masih menjadi tanda tanya besar baginya.
Reski S berasal dari Kabupaten Jeneponto. Dia anak kedua dari enam bersaudara. S di belakang namanya merupakan nama kedua orang tuanya, Salam dan Sanabo. Ayahnya bekerja sebagi pebecak motor (pebentor) dan mengelola kebun.
Di awal kuliah, keterbatasan dana mengharuskannya jalan kaki ke kampus. Meski demikian, ia tak pernah sekalipun terlambat hadir di dalam kelas. Untuk hidup, Reski tinggal di mesjid. Sedikit demi sedikit uang tabungan dari mengurus mesjid dibelikannya sepeda.
Baca juga: LP2M UIN Alauddin Teken Kerja Sama dengan 8 Pemerintah Daerah
Kegigihannya untuk tetap kuliah membuatnya mendaftar berbagai beasiswa. Meski tahu bahwa peluangya kecil, dia tetap mencoba, hingga pada akhirnya berhasil. Dia hanya perlu tekun mengerjakannya. Hasil baik akan mengikuti.
Di awal kuliah dia mendapat beasiswa Bersama Scholarship. Namun beasiswa itu hanya membiayayi kuliahnya satu semester. Dia harus mencari lagi atau mimpinya untuk kuliah terhenti.
Ketika pertama kali menginjakkan kakinya di kampus UIN Alauddin Makassar, jangankan menjadi mahasiswa terbaik, lulus dari kampus pun masih menjadi tanda tanya besar baginya.
Reski S berasal dari Kabupaten Jeneponto. Dia anak kedua dari enam bersaudara. S di belakang namanya merupakan nama kedua orang tuanya, Salam dan Sanabo. Ayahnya bekerja sebagi pebecak motor (pebentor) dan mengelola kebun.
Di awal kuliah, keterbatasan dana mengharuskannya jalan kaki ke kampus. Meski demikian, ia tak pernah sekalipun terlambat hadir di dalam kelas. Untuk hidup, Reski tinggal di mesjid. Sedikit demi sedikit uang tabungan dari mengurus mesjid dibelikannya sepeda.
Baca juga: LP2M UIN Alauddin Teken Kerja Sama dengan 8 Pemerintah Daerah
Kegigihannya untuk tetap kuliah membuatnya mendaftar berbagai beasiswa. Meski tahu bahwa peluangya kecil, dia tetap mencoba, hingga pada akhirnya berhasil. Dia hanya perlu tekun mengerjakannya. Hasil baik akan mengikuti.
Di awal kuliah dia mendapat beasiswa Bersama Scholarship. Namun beasiswa itu hanya membiayayi kuliahnya satu semester. Dia harus mencari lagi atau mimpinya untuk kuliah terhenti.