Pj Bupati Jeneponto Tinjau Lokasi Irigasi Kareloe yang Ambruk Akibat Banjir

Minggu, 22 Des 2024 15:05
Pj Bupati Jeneponto Tinjau Lokasi Irigasi Kareloe yang Ambruk Akibat Banjir
Penjabat (Pj) Bupati Jeneponto, Dr. Reza Faisal meninjau lokasi pembangunan lokasi irigasi Kareloe. Foto: SINDO Makassar/Sulaiman Nai
Comment
Share
JENEPONTO - Penjabat (Pj) Bupati Jeneponto, Dr. Reza Faisal, bersama Sekretaris Daerah H. Arifin Nur dan Asisten III, turun langsung meninjau lokasi irigasi Kareloe yang mengalami kerusakan parah akibat banjir yang melanda wilayah tersebut.

Dalam kunjungannya, Pj Bupati menyoroti pentingnya penanganan segera terhadap kerusakan irigasi ini, mengingat perannya yang vital dalam mendukung aktivitas pertanian masyarakat setempat.

"Irigasi Kareloe merupakan salah satu infrastruktur penting untuk mendukung ketahanan pangan daerah. Kita harus segera mengupayakan langkah penanganan agar dampak kerusakan tidak meluas," ujar Dr. Reza Faisal di lokasi.

Sekretaris Daerah, H. Arifin Nur, menambahkan bahwa pemerintah daerah akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mempercepat proses perbaikan.

"Kami akan mengupayakan langkah tanggap darurat sekaligus perencanaan jangka panjang agar irigasi ini kembali berfungsi optimal," tegasnya.

Banjir yang terjadi beberapa hari terakhir ini tidak hanya merusak irigasi, tetapi juga mengancam lahan pertanian di sekitarnya.

Pemerintah Kabupaten Jeneponto telah berkomitmen untuk memberikan dukungan penuh kepada masyarakat yang terdampak.

Melalui peninjauan ini, diharapkan pemerintah daerah dapat segera merumuskan solusi efektif demi memulihkan fungsi irigasi Kareloe dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang.

Sebelumnya diberitakan, Proyek kontruksi saluran induk irigasi Kelara, Karelloe, di Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto jebol.

Berdasarkan pantauan di lokasi, saluran induk senilai Rp13 miliar tersebut jebol di areal dinding pada bagian sisi kiri itu disebabkan karena curah hujan tinggi.

Sehingga proyek yang sumber anggarannya berasal dari APBN yang saat ini dalam tahap pengerjaan oleh PT. Herbasari Makassar mengalami kerusakan yang cukup parah.

Kerusakan saluran induk tersebut terjadi pada dua titik bagian beton penahan debit air.

Selain diakibatkan intensitas curah hujan tinggi. Ambruknya saluran irigasi tersebut karena kualitas kontruksi diduga tidak sesuai spesifikasi atau bestek.

Di mana saluran induk tersebut diduga tidak memiliki penyangga, yang tidak mampu menahan beban sehingga baru diguyur hujan sudah ambruk.

“Bencana alam memang sulit dihindari, apalagi ketika berdampak pada rusaknya infrastruktur," ungkap salah seorang warga Kelara.

Proyek tersebut diduga mengalami kegagalan konstruksi, padahal kekuatan fisik bangunan sangat diperlukan dalam sebuah perencanaan yang matang.

"Tetapi kekuatan fisik bangunan juga diperlukan perencanaan yang baik. Jika kapasitas bencana alam tidak seimbang dengan rusaknya bangunan, maka patut diduga terjadi kegagalan kontruksi, atau dikerja asal-asalan saja," jelas warga yang tidak mau disebutkan identitasnya.

Akibat peristiwa tersebut, masyarakat di sekitar lokasi pembangunan irigasi dibuat cemas. Padahal anggaran yang digunakan sangat fantastis.

Apalagi kata dia, masyarakat Jeneponto saat ini masih dihantui dengan musibah banjir bandang yang terjadi pada tahun 2019 silam.

“Peristiwa ambruknya konstruksi pembangunan saluran induk Kelara-Kareloe, tidak hanya meresahkan saya, tetapi banyak orang,” ia khawatir.

Untuk mencegah kejadian serupa kembali terjadi, maka diharapkan pemerintah daerah Jeneponto maupun pihak terkait lainnya segera turun tangan untuk mengatasi masalah ini.

"Kami berharap agar pihak Balai waduk Pompengan Jeneberang (BWS) segera turun tangan melakukan pemeriksaan terhadap pekerjaan yang sedang dilaksanakan termasuk material yang digunakan," pungkasnya.
(MAN)
Berita Terkait
Berita Terbaru