Pj Bupati Jeneponto Tinjau Lokasi Irigasi Kareloe yang Ambruk Akibat Banjir
Senin, 23 Des 2024 10:52

Penjabat (Pj) Bupati Jeneponto, Dr. Reza Faisal meninjau lokasi pembangunan lokasi irigasi Kareloe. Foto: SINDO Makassar/Sulaiman Nai
JENEPONTO - Penjabat (Pj) Bupati Jeneponto, Dr. Reza Faisal, bersama Sekretaris Daerah H. Arifin Nur dan Asisten III, turun langsung meninjau lokasi irigasi Kareloe yang mengalami kerusakan parah akibat banjir yang melanda wilayah tersebut.
Dalam kunjungannya, Pj Bupati menyoroti pentingnya penanganan segera terhadap kerusakan irigasi ini, mengingat perannya yang vital dalam mendukung aktivitas pertanian masyarakat setempat.
"Irigasi Kareloe merupakan salah satu infrastruktur penting untuk mendukung ketahanan pangan daerah. Kita harus segera mengupayakan langkah penanganan agar dampak kerusakan tidak meluas," ujar Dr. Reza Faisal di lokasi.
Sekretaris Daerah, H. Arifin Nur, menambahkan bahwa pemerintah daerah akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mempercepat proses perbaikan.
"Kami akan mengupayakan langkah tanggap darurat sekaligus perencanaan jangka panjang agar irigasi ini kembali berfungsi optimal," tegasnya.
Banjir yang terjadi beberapa hari terakhir ini tidak hanya merusak irigasi, tetapi juga mengancam lahan pertanian di sekitarnya.
Pemerintah Kabupaten Jeneponto telah berkomitmen untuk memberikan dukungan penuh kepada masyarakat yang terdampak.
Melalui peninjauan ini, diharapkan pemerintah daerah dapat segera merumuskan solusi efektif demi memulihkan fungsi irigasi Kareloe dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Sebelumnya diberitakan, Proyek kontruksi saluran induk irigasi Kelara, Karelloe, di Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto jebol.
Berdasarkan pantauan di lokasi, saluran induk senilai Rp13 miliar tersebut jebol di areal dinding pada bagian sisi kiri itu disebabkan karena curah hujan tinggi.
Sehingga proyek yang sumber anggarannya berasal dari APBN yang saat ini dalam tahap pengerjaan oleh PT. Herbasari Makassar mengalami kerusakan yang cukup parah.
Kerusakan saluran induk tersebut terjadi pada dua titik bagian beton penahan debit air.
Selain diakibatkan intensitas curah hujan tinggi. Ambruknya saluran irigasi tersebut karena kualitas kontruksi diduga tidak sesuai spesifikasi atau bestek.
Di mana saluran induk tersebut diduga tidak memiliki penyangga, yang tidak mampu menahan beban sehingga baru diguyur hujan sudah ambruk.
“Bencana alam memang sulit dihindari, apalagi ketika berdampak pada rusaknya infrastruktur," ungkap salah seorang warga Kelara.
Proyek tersebut diduga mengalami kegagalan konstruksi, padahal kekuatan fisik bangunan sangat diperlukan dalam sebuah perencanaan yang matang.
"Tetapi kekuatan fisik bangunan juga diperlukan perencanaan yang baik. Jika kapasitas bencana alam tidak seimbang dengan rusaknya bangunan, maka patut diduga terjadi kegagalan kontruksi, atau dikerja asal-asalan saja," jelas warga yang tidak mau disebutkan identitasnya.
Akibat peristiwa tersebut, masyarakat di sekitar lokasi pembangunan irigasi dibuat cemas. Padahal anggaran yang digunakan sangat fantastis.
Apalagi kata dia, masyarakat Jeneponto saat ini masih dihantui dengan musibah banjir bandang yang terjadi pada tahun 2019 silam.
“Peristiwa ambruknya konstruksi pembangunan saluran induk Kelara-Kareloe, tidak hanya meresahkan saya, tetapi banyak orang,” ia khawatir.
Untuk mencegah kejadian serupa kembali terjadi, maka diharapkan pemerintah daerah Jeneponto maupun pihak terkait lainnya segera turun tangan untuk mengatasi masalah ini.
"Kami berharap agar pihak Balai waduk Pompengan Jeneberang (BWS) segera turun tangan melakukan pemeriksaan terhadap pekerjaan yang sedang dilaksanakan termasuk material yang digunakan," pungkasnya.
Dalam kunjungannya, Pj Bupati menyoroti pentingnya penanganan segera terhadap kerusakan irigasi ini, mengingat perannya yang vital dalam mendukung aktivitas pertanian masyarakat setempat.
"Irigasi Kareloe merupakan salah satu infrastruktur penting untuk mendukung ketahanan pangan daerah. Kita harus segera mengupayakan langkah penanganan agar dampak kerusakan tidak meluas," ujar Dr. Reza Faisal di lokasi.
Sekretaris Daerah, H. Arifin Nur, menambahkan bahwa pemerintah daerah akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mempercepat proses perbaikan.
"Kami akan mengupayakan langkah tanggap darurat sekaligus perencanaan jangka panjang agar irigasi ini kembali berfungsi optimal," tegasnya.
Banjir yang terjadi beberapa hari terakhir ini tidak hanya merusak irigasi, tetapi juga mengancam lahan pertanian di sekitarnya.
Pemerintah Kabupaten Jeneponto telah berkomitmen untuk memberikan dukungan penuh kepada masyarakat yang terdampak.
Melalui peninjauan ini, diharapkan pemerintah daerah dapat segera merumuskan solusi efektif demi memulihkan fungsi irigasi Kareloe dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Sebelumnya diberitakan, Proyek kontruksi saluran induk irigasi Kelara, Karelloe, di Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto jebol.
Berdasarkan pantauan di lokasi, saluran induk senilai Rp13 miliar tersebut jebol di areal dinding pada bagian sisi kiri itu disebabkan karena curah hujan tinggi.
Sehingga proyek yang sumber anggarannya berasal dari APBN yang saat ini dalam tahap pengerjaan oleh PT. Herbasari Makassar mengalami kerusakan yang cukup parah.
Kerusakan saluran induk tersebut terjadi pada dua titik bagian beton penahan debit air.
Selain diakibatkan intensitas curah hujan tinggi. Ambruknya saluran irigasi tersebut karena kualitas kontruksi diduga tidak sesuai spesifikasi atau bestek.
Di mana saluran induk tersebut diduga tidak memiliki penyangga, yang tidak mampu menahan beban sehingga baru diguyur hujan sudah ambruk.
“Bencana alam memang sulit dihindari, apalagi ketika berdampak pada rusaknya infrastruktur," ungkap salah seorang warga Kelara.
Proyek tersebut diduga mengalami kegagalan konstruksi, padahal kekuatan fisik bangunan sangat diperlukan dalam sebuah perencanaan yang matang.
"Tetapi kekuatan fisik bangunan juga diperlukan perencanaan yang baik. Jika kapasitas bencana alam tidak seimbang dengan rusaknya bangunan, maka patut diduga terjadi kegagalan kontruksi, atau dikerja asal-asalan saja," jelas warga yang tidak mau disebutkan identitasnya.
Akibat peristiwa tersebut, masyarakat di sekitar lokasi pembangunan irigasi dibuat cemas. Padahal anggaran yang digunakan sangat fantastis.
Apalagi kata dia, masyarakat Jeneponto saat ini masih dihantui dengan musibah banjir bandang yang terjadi pada tahun 2019 silam.
“Peristiwa ambruknya konstruksi pembangunan saluran induk Kelara-Kareloe, tidak hanya meresahkan saya, tetapi banyak orang,” ia khawatir.
Untuk mencegah kejadian serupa kembali terjadi, maka diharapkan pemerintah daerah Jeneponto maupun pihak terkait lainnya segera turun tangan untuk mengatasi masalah ini.
"Kami berharap agar pihak Balai waduk Pompengan Jeneberang (BWS) segera turun tangan melakukan pemeriksaan terhadap pekerjaan yang sedang dilaksanakan termasuk material yang digunakan," pungkasnya.
(MAN)
Berita Terkait

Sulsel
Polemik Dualisme Surat Imbauan Takbiran di Jeneponto, Bupati: Sekda Tak Ada Koordinasi
Masyarakat Butta Turatea, dibingungkan dengan munculnya dualisme surat imbauan pelaksanaan takbiran yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jeneponto, Sulsel.
Minggu, 30 Mar 2025 21:53

Sulsel
Bupati Jeneponto dan Sekda Keluarkan Surat Terkait Pelaksanaan Takbiran Berbeda
Pemerintah Kabupaten Jeneponto melalui Sekretariat Daerah mengeluarkan surat perintah atau imbauan terkait pelaksanaan takbir serentak.
Minggu, 30 Mar 2025 16:12

Sulsel
Guru PAI di Jeneponto Kecewa, Tamsil Gaji ke-13 Tidak Dibayarkan
Ratusan Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten Jeneponto merasa kecewa dengan kebijakan pemerintah.
Kamis, 27 Mar 2025 20:46

Sulsel
Fraksi Revolusi Keadilan Soroti Sikap Camat Turatea Jeneponto
Ketua Fraksi Revolusi Keadilan, Muh Alim Bahri menyoroti sikap Camat Turatea, Kabupaten Jeneponto, Akhmad H Zakkir yang diduga mempersulit pencairan dana desa.
Kamis, 27 Mar 2025 17:38

Sulsel
Komisi II DPRD Jeneponto RDP Bahas HPP Gabah dan Jagung Kuning
Komisi II DPRD Kabupaten Jeneponto menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) terkait penyesuaian Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk komoditas gabah dan jagung kuning.
Kamis, 27 Mar 2025 17:22
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Bupati Jeneponto dan Sekda Keluarkan Surat Terkait Pelaksanaan Takbiran Berbeda
2

Polemik Dualisme Surat Imbauan Takbiran di Jeneponto, Bupati: Sekda Tak Ada Koordinasi
3

Masak Persiapan Lebaran, Rumah Warga di Jeneponto Ludes Terbakar
4

Pelindo Regional 4 Gelar Salat Idulfitri 1446 H di Pelabuhan Makassar
5

Kapolres Jeneponto Pantau Arus Mudik, Minta Pengendara Berhati-hati
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Bupati Jeneponto dan Sekda Keluarkan Surat Terkait Pelaksanaan Takbiran Berbeda
2

Polemik Dualisme Surat Imbauan Takbiran di Jeneponto, Bupati: Sekda Tak Ada Koordinasi
3

Masak Persiapan Lebaran, Rumah Warga di Jeneponto Ludes Terbakar
4

Pelindo Regional 4 Gelar Salat Idulfitri 1446 H di Pelabuhan Makassar
5

Kapolres Jeneponto Pantau Arus Mudik, Minta Pengendara Berhati-hati