Tingkat Keberhasilan & SDM Setara, Program Bayi Tabung Tidak Perlu Keluar Negeri
Tri Yari Kurniawan
Minggu, 12 Februari 2023 - 13:20 WIB
Kasus infertilitas di Indonesia berkisar 10-15 persen pada populasi usia reproduksi. Cukup tingginya kasus ketidaksuburan pasangan suami istri (pasutri) di tanah air merupakan potensi pasar yang menjanjikan untuk bisnis program bayi tabung atau dikenal In-Vitro Fertilization (IVF).
Sudah menjadi rahasia umum, banyak 'pejuang dua garis biru' di Indonesia yang keluar negeri untuk mendapatkan layanan program bayi tabung. Jumlahnya disebut mencapai ribuan per tahun. Mereka rela mengorbankan banyak waktu dan menggelontorkan biaya tidak murah demi mewujudkan impian mendapatkan buah hati alias anak.
Baca Juga:Seluk Beluk Program Bayi Tabung: Faktor dan Tingkat Keberhasilan hingga Risikonya
Seiring dengan kemajuan teknologi, layanan program bayi tabung di tanah air mulai tumbuh. Bukan hanya di ibu kota negara, tetapi juga di daerah, khususnya di kota besar. Salah satunya Primaya IVF, dimana salah satu kliniknya yang segera melakukan re-launching terletak di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.
Kehadiran layanan program IVF di daerah tentunya menjadi angin segar bagi para 'pejuang dua garis biru'. Kini, mereka bisa lebih menghemat waktu dan biaya. Toh, program bayi tabung di tanah air terus berkembang dan tidak kalah dibandingkan luar negeri. Tingkat keberhasilannya pun rata-rata hampir sama.
Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Primaya IVF Makassar, Prof John Rambulangi, mengungkapkan kualitas layanan program bayi tabung di Indonesia sebenarnya tidak kalah dibandingkan luar negeri. Tingkat keberhasilannya pun hampir sama, berkisar 30-40 persen.
Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), terkhusus dokter pun dijamin tidak kalah dibandingkan luar negeri. Demikian juga dengan prosedur pengobatan dalam program IVF dipastikannya sama. Hanya teknologi mungkin yang sedikit lebih maju, ditambah regulasi di beberapa negara lain yang telah mendukung program bayi tabung.
Sudah menjadi rahasia umum, banyak 'pejuang dua garis biru' di Indonesia yang keluar negeri untuk mendapatkan layanan program bayi tabung. Jumlahnya disebut mencapai ribuan per tahun. Mereka rela mengorbankan banyak waktu dan menggelontorkan biaya tidak murah demi mewujudkan impian mendapatkan buah hati alias anak.
Baca Juga:Seluk Beluk Program Bayi Tabung: Faktor dan Tingkat Keberhasilan hingga Risikonya
Seiring dengan kemajuan teknologi, layanan program bayi tabung di tanah air mulai tumbuh. Bukan hanya di ibu kota negara, tetapi juga di daerah, khususnya di kota besar. Salah satunya Primaya IVF, dimana salah satu kliniknya yang segera melakukan re-launching terletak di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.
Kehadiran layanan program IVF di daerah tentunya menjadi angin segar bagi para 'pejuang dua garis biru'. Kini, mereka bisa lebih menghemat waktu dan biaya. Toh, program bayi tabung di tanah air terus berkembang dan tidak kalah dibandingkan luar negeri. Tingkat keberhasilannya pun rata-rata hampir sama.
Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Primaya IVF Makassar, Prof John Rambulangi, mengungkapkan kualitas layanan program bayi tabung di Indonesia sebenarnya tidak kalah dibandingkan luar negeri. Tingkat keberhasilannya pun hampir sama, berkisar 30-40 persen.
Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), terkhusus dokter pun dijamin tidak kalah dibandingkan luar negeri. Demikian juga dengan prosedur pengobatan dalam program IVF dipastikannya sama. Hanya teknologi mungkin yang sedikit lebih maju, ditambah regulasi di beberapa negara lain yang telah mendukung program bayi tabung.