Warga Tallo Nikmati Teknologi Tametotto, Ubah Air Hujan jadi Air Bersih
Tri Yari Kurniawan
Minggu, 28 Mei 2023 - 18:40 WIB
Krisis air bersih yang melanda Kecamatan Tallo dalam 20 tahun terakhir mendesak dicarikan solusi. Celebes Green Project (CGP) yang tergabung dalam tim 9 untuk proyek percontohan bertajuk 'Makassar Je'ne Tallasa' bekerja keras untuk mengatasi masalah klasik tersebut.
Beragam inisiatif program maupun inovasi telah dilahirkan dalam beberapa bulan terakhir. Selain teknologi filtrasi menggunakan pot keramik Terra, inovasi yang juga berdampak luas ialah pembangunan Instalasi Sistem Pemanen Air Hujan di area lahan parkir Makam Raja Tallo.
Baca Juga:Pengolahan Air Bersih untuk Warga Tallo, Pemanfaatan Air Hujan jadi Alternatif
Perwakilan Kopernik, I Putu Arya Wigita, menjelaskan Instalasi Sistem Pemanen Air Hujan ini menggunakan teknologi Tametotto dari Jepang yang berupa tangki Pemanenan Air Hujan (PAH) bawah tanah. Teknologi ini bisa dibangun dengan cepat dan menggunakan material lokal, serta memiliki kapasitas cukup besar.
"Banyak hal yang telah dilaksanakan dalam program Makassar Je'ne Tallasa. Di antaranya mendistribusikan filter terra kepada 100 keluarga dan membangun Tematotto, tangki penampungan air hujan. Tentunya akan sangat bermanfaat dan berdampak bagi warga Tallo, apalagi sudah mau masuk musim kemarau," kata Putu, di sela Project Closure Makassar Je'ne Tallasa di Nipah Mall, Minggu (28/5/2023).
Instalasi Sistem Pemanen Air Hujan secara komunal ini dibangun dalam kurun waktu 1,5-2 bulan. Konstruksinya rampung pada Februari 2023 dan sebulan berikutnya telah dimanfaatkan oleh warga Tallo. Sistem serupa secara individu, ada pula yang terpasang di rumah-rumah warga.
"Yang komunal di area lahan parkir Makam Raja Tallo berkapasitas 45 kubik atau setara 45 ribu liter air bersih. Tentunya ini akan dapat membantu, menjadi sumber alternatif air bersih bagi warga Tallo," ungkapnya.
Beragam inisiatif program maupun inovasi telah dilahirkan dalam beberapa bulan terakhir. Selain teknologi filtrasi menggunakan pot keramik Terra, inovasi yang juga berdampak luas ialah pembangunan Instalasi Sistem Pemanen Air Hujan di area lahan parkir Makam Raja Tallo.
Baca Juga:Pengolahan Air Bersih untuk Warga Tallo, Pemanfaatan Air Hujan jadi Alternatif
Perwakilan Kopernik, I Putu Arya Wigita, menjelaskan Instalasi Sistem Pemanen Air Hujan ini menggunakan teknologi Tametotto dari Jepang yang berupa tangki Pemanenan Air Hujan (PAH) bawah tanah. Teknologi ini bisa dibangun dengan cepat dan menggunakan material lokal, serta memiliki kapasitas cukup besar.
"Banyak hal yang telah dilaksanakan dalam program Makassar Je'ne Tallasa. Di antaranya mendistribusikan filter terra kepada 100 keluarga dan membangun Tematotto, tangki penampungan air hujan. Tentunya akan sangat bermanfaat dan berdampak bagi warga Tallo, apalagi sudah mau masuk musim kemarau," kata Putu, di sela Project Closure Makassar Je'ne Tallasa di Nipah Mall, Minggu (28/5/2023).
Instalasi Sistem Pemanen Air Hujan secara komunal ini dibangun dalam kurun waktu 1,5-2 bulan. Konstruksinya rampung pada Februari 2023 dan sebulan berikutnya telah dimanfaatkan oleh warga Tallo. Sistem serupa secara individu, ada pula yang terpasang di rumah-rumah warga.
"Yang komunal di area lahan parkir Makam Raja Tallo berkapasitas 45 kubik atau setara 45 ribu liter air bersih. Tentunya ini akan dapat membantu, menjadi sumber alternatif air bersih bagi warga Tallo," ungkapnya.