Prof Mustari Tolak Putusan Panitia Penjaringan Calon Rektor UIN Alauddin, Siapkan Opsi Hukum
Luqman Zainuddin
Kamis, 27 April 2023 - 17:47 WIB
Prof Mustari Mustafa menolak keputusan Panitia Penjaringan Bakal Calon Rektor UIN Alauddin Makassar 2023-2027. Ia mengaku keberatan karena tak diloloskan sebagai bakal calon rektor. Opsi jalur hukum pun disiapkan.
Pernyataan keberatan Prof Mustari dimuat dalam sebuah surat yang disebar ke awak media, Kamis (27/4/2023). Dalam surat itu, Prof Mustari menuliskan beberapa poin alasan dia keberatan begitupula dengan pembelaannya.
"Melalui surat ini saya menyampaikan keberatan saya terhadap keputusan Panitia Penjaringan Bakal Calon Rektor (PPBCR) Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar yang diumumkan melalui surat nomor B-08/Un.06/PP-PBCR/OT.00/04/2023, tanggal 26 April 2023," bunyi surat Prof Mustari yang diterima redaksi.
Pada beberapa poin dalam surat itu, Prof Mustari menyampaikan alasan mengapa dia keberatan. Pertama soal waktu penetapan bakal calon yang tak sesuai jadwal semula. Dia mengklaim, panitia juga tak menyampaikan secara resmi kepada pendaftar terkait perubahan jadwal itu.
Baca juga: Panitia Penjaringan Tetapkan 8 Bakal Calon Rektor UIN Alauddin Makassar, Satu Gugur
Alasan kedua adalah verifikasi berkas. Prof Mustari mengaku harus menjalani proses verifikasi secara tatap muka dengan Panitia Penjaringan. Ia menganggap proses ini malah menjurus ke arah pemaksaan, penekanan, serta intimidasi.
"Di dalam undangan klarifikasi tersebut menyebutkan agar saya datang tanpa didampingi oleh siapapun," kata Prof Mustari.
Pernyataan keberatan Prof Mustari dimuat dalam sebuah surat yang disebar ke awak media, Kamis (27/4/2023). Dalam surat itu, Prof Mustari menuliskan beberapa poin alasan dia keberatan begitupula dengan pembelaannya.
"Melalui surat ini saya menyampaikan keberatan saya terhadap keputusan Panitia Penjaringan Bakal Calon Rektor (PPBCR) Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar yang diumumkan melalui surat nomor B-08/Un.06/PP-PBCR/OT.00/04/2023, tanggal 26 April 2023," bunyi surat Prof Mustari yang diterima redaksi.
Pada beberapa poin dalam surat itu, Prof Mustari menyampaikan alasan mengapa dia keberatan. Pertama soal waktu penetapan bakal calon yang tak sesuai jadwal semula. Dia mengklaim, panitia juga tak menyampaikan secara resmi kepada pendaftar terkait perubahan jadwal itu.
Baca juga: Panitia Penjaringan Tetapkan 8 Bakal Calon Rektor UIN Alauddin Makassar, Satu Gugur
Alasan kedua adalah verifikasi berkas. Prof Mustari mengaku harus menjalani proses verifikasi secara tatap muka dengan Panitia Penjaringan. Ia menganggap proses ini malah menjurus ke arah pemaksaan, penekanan, serta intimidasi.
"Di dalam undangan klarifikasi tersebut menyebutkan agar saya datang tanpa didampingi oleh siapapun," kata Prof Mustari.