Hadapi Kemarau Panjang, Pembangunan Embung hingga Asuransi Pertanian Jadi Solusi
Tri Yari Kurniawan
Senin, 07 Agustus 2023 - 15:22 WIB
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut 63 persen atau 439 Zona Musim (ZOM) sudah masuk musim kemarau dan terdampak El Nino atau kemarau panjang, puncaknya hingga September mendatang. Kemarau tersebut bisa menyebabkan kekeringan di berbagai daerah, sehingga dapat berdampak pada sektor pertanian.
Ketua Prodi Agronomi Fakultas Pertaninan Unhas, Abdul Haris Bahrun, mengatakan BMKG memprediksi puncak kemarau pada September hingga Oktober mendatang.
"Prediksi kemarau panjang itu diperkirakan sebetulnya bulan sembilan sampai bulan sepuluh, tapi tidak panjang sampai di November," kata Abdul Haris yang juga Kordinator bidang Pertanian dari Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Sulsel ini kepada media, Senin (7/8/2023).
Baca Juga:26 Ribu Hektare Lahan Pertanian di Maros Hilang, Dominan Beralih Fungsi jadi Perumahan
Untuk di Sulawesi Selatan (Sulsel) sendiri, lanjut Abdul Haris, terbagi menjadi tiga curah hujan yang berbeda yaitu pantai barat, pantai timur dan peralihan. "Untuk pantai barat akan lebih cepat masuk musim kemarau, untuk yang lainnya tidak terlalu berdampak buruk karena masih ada curah hujan," jelasnya.
Sedangkan sektor pertanian, kata Haris, khususnya para petani, langkah-langkah antisipasi sekaligus solusi yang telah disiapkan pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian (Kementan) sudah cukup baik. Mulai dari pembangunan embung atau waduk, rehabilitasi irigasi, hibah pompa hingga asuransi pertanian.
Ketua Prodi Agronomi Fakultas Pertaninan Unhas, Abdul Haris Bahrun, mengatakan BMKG memprediksi puncak kemarau pada September hingga Oktober mendatang.
"Prediksi kemarau panjang itu diperkirakan sebetulnya bulan sembilan sampai bulan sepuluh, tapi tidak panjang sampai di November," kata Abdul Haris yang juga Kordinator bidang Pertanian dari Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Sulsel ini kepada media, Senin (7/8/2023).
Baca Juga:26 Ribu Hektare Lahan Pertanian di Maros Hilang, Dominan Beralih Fungsi jadi Perumahan
Untuk di Sulawesi Selatan (Sulsel) sendiri, lanjut Abdul Haris, terbagi menjadi tiga curah hujan yang berbeda yaitu pantai barat, pantai timur dan peralihan. "Untuk pantai barat akan lebih cepat masuk musim kemarau, untuk yang lainnya tidak terlalu berdampak buruk karena masih ada curah hujan," jelasnya.
Sedangkan sektor pertanian, kata Haris, khususnya para petani, langkah-langkah antisipasi sekaligus solusi yang telah disiapkan pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian (Kementan) sudah cukup baik. Mulai dari pembangunan embung atau waduk, rehabilitasi irigasi, hibah pompa hingga asuransi pertanian.