Lokasi Pembebasan Lahan Kereta Api di Parepare Berubah
Darwiaty Dalle
Rabu, 10 Mei 2023 - 23:03 WIB
Titik lokasi pembebasan lahan untuk jalur kereta api rute Makassar-Parepare, berubah. Hal itu setelah dilakukan pengkajian dan analisis terkait anggaran yang dinilai akan lebih boros ketika plan awal jalur lurus ke Parepare dipaksakan.
Hal itu dikemukakan Kepala Pusat Kebijakan Keselamatan dan Keamanan Transportasi, Badan Kebijakan Transportasi, Kementerian Perhubungan, Jumardi di sela sosialisasi kebijakan dan strategi pengembangan perkeretaapian jalur Makassar-Parepare, dalam mendukung pariwisata khususnya Sulsel, yang digelar Baketrans bersama Komisi V DPR-RI, di Hotel Bukit Kenari Parepare, Rabu (11/5/2023).
Baca Juga: Gubernur Sulsel Minta Proyek Kereta Api Sulsel Tetap Jalan
Jumardi mengemukakan, pembangunan rel kereta api belum dilakukan hingga ke Parepare karena masih adanya kendala teknis. Salah satunya, karena kontur biografis atau garis imajiner Parepare yang didominasi pegunungan.
"Kalau kita mempertahankan jalur kereta api itu lurus, maka harus dilakukan pembangunan terowongan, dan setidaknya tiga setengah kilometer. Itu membutuhkan anggaran hingga dua triliun rupiah," jelasnya.
Umar menjabarkan, ada tiga alternatif teknologi konstruksi perkeretaapian yang diterapkan, diantaranya, underground (terowongan bawah tanah, at grade (rel yang menempel di tanah), dan Flyover. Namun, ketiganya memiliki konsekuensi anggaran.
Dia mencontohkan, biaya rel kereta api terowongan bawah tanah, sepuluh kali lipat dari biaya rel kereta api sistem at geade. Jika pembangunan rel yang menempel di tanah menelan anggaran hingga Rp50 Miliar, maka biaya untuk rel terowongan bawah tanah menembus angka Rp2 Triliun hanya untuk tiga kilo terowongan.
Hal itu dikemukakan Kepala Pusat Kebijakan Keselamatan dan Keamanan Transportasi, Badan Kebijakan Transportasi, Kementerian Perhubungan, Jumardi di sela sosialisasi kebijakan dan strategi pengembangan perkeretaapian jalur Makassar-Parepare, dalam mendukung pariwisata khususnya Sulsel, yang digelar Baketrans bersama Komisi V DPR-RI, di Hotel Bukit Kenari Parepare, Rabu (11/5/2023).
Baca Juga: Gubernur Sulsel Minta Proyek Kereta Api Sulsel Tetap Jalan
Jumardi mengemukakan, pembangunan rel kereta api belum dilakukan hingga ke Parepare karena masih adanya kendala teknis. Salah satunya, karena kontur biografis atau garis imajiner Parepare yang didominasi pegunungan.
"Kalau kita mempertahankan jalur kereta api itu lurus, maka harus dilakukan pembangunan terowongan, dan setidaknya tiga setengah kilometer. Itu membutuhkan anggaran hingga dua triliun rupiah," jelasnya.
Umar menjabarkan, ada tiga alternatif teknologi konstruksi perkeretaapian yang diterapkan, diantaranya, underground (terowongan bawah tanah, at grade (rel yang menempel di tanah), dan Flyover. Namun, ketiganya memiliki konsekuensi anggaran.
Dia mencontohkan, biaya rel kereta api terowongan bawah tanah, sepuluh kali lipat dari biaya rel kereta api sistem at geade. Jika pembangunan rel yang menempel di tanah menelan anggaran hingga Rp50 Miliar, maka biaya untuk rel terowongan bawah tanah menembus angka Rp2 Triliun hanya untuk tiga kilo terowongan.