Wali Kota Munafri Wajibkan RT/RW Punya Urban Farming dan Bank Sampah
Jum'at, 08 Agu 2025 17:50

Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin saat menghadiri Launching Gerakan 1 Kelurahan: 1 Urban Farming, 1 Maggot, dan 1 Bank Sampah di Jl. Batua Raya, Kecamatan Panakkukang, Jumat (8/8/2025). Foto: IST
MAKASSAR - Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin menegaskan pentingnya peran RT/RW dalam menciptakan lingkungan kota yang bersih, sehat, dan berkelanjutan. Penegasan ini ia sampaikan saat menghadiri kegiatan Launching Gerakan 1 Kelurahan: 1 Urban Farming, 1 Maggot, dan 1 Bank Sampah di Jalan Batua Raya, Kecamatan Panakkukang, Jumat (8/8/2025).
Wali Kota mengapresiasi inisiatif pihak Kecamatan Panakkukang bersama jajaran atas langkah progresif yang dinilai akan membawa dampak besar bagi pengelolaan sampah dan ketahanan pangan skala rumah tangga di Kota Makassar.
"Urban farming, maggot dan bank sampah, ini bukan berdiri sendiri. Ini adalah output dari sistem pengelolaan sampah yang sudah kita dorong atasi persoalan sampah di kota ini," ujar Munafri dalam sambutannya.
Appi sapaan karibnya itu menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari sistem siklus pengelolaan sampah terpadu yang melibatkan pemilahan, pengolahan, hingga pemanfaatan hasil akhir sampah.
"Khususnya sampah organik untuk kegiatan produktif seperti pertanian pekarangan dan budidaya maggot," jelasnya.
Munafri menegaskan bahwa seluruh RT di Makassar wajib memiliki urban farming, biopori, komposter, eco-enzyme, serta pengolahan maggot sebagai bentuk konkret pengelolaan sampah skala mikro.
"Kita ingin agar sampah tidak lagi menjadi musuh, tapi bisa menjadi sumber penghasilan. Rumah tangga harus kita dorong menuju zero waste. Kehadiran bank sampah di setiap kelurahan menjadi elemen vital untuk menangani sampah non-organik," sambung Munafri.
Sementara itu, sampah organik diarahkan untuk dikembangkan melalui teknologi sederhana seperti maggot dan kompos, yang hasil akhirnya bisa dimanfaatkan dalam pertanian lahan sempit. Appi juga mengingatkan kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Makassar yang sudah hampir melebihi kapasitas.
"Bayangkan, luas TPA kita 19,1 hektare, tinggi gunungan sampah sudah 16–17 meter. Jika tidak ada perubahan dari rumah tangga, dalam satu atau dua tahun ke depan, TPA kita bisa kolaps," ungkapnya.
Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya pengelolaan dari hulu seperti rumah tangga, sekolah, hingga kantor pemerintahan, harus menjadi pelaku perubahan.
Wali Kota Makassar juga menginstruksikan agar seluruh kantor pemerintah menjadi teladan pengelolaan sampah. Ia bahkan meminta Dinas Pendidikan untuk mewajibkan siswa membawa sampah dari rumah, lalu belajar memilahnya di sekolah.
"Anak-anak kita harus dididik sejak dini soal pemilahan sampah. Ini bukan sekadar soal bersih-bersih, tapi budaya hidup sehat dan berkelanjutan. Pentingnya biopori untuk penyerapan air, terutama di kawasan padat beton. Sekarang kita sisir satu per satu," tandasnya.
Pria kelahiran 1975 ini berharap agar kolaborasi lintas elemen masyarakat pemerintah, RT/RW, sekolah, dan warga dapat memperkuat sistem ketahanan lingkungan kota.
"Jika ini berjalan, kita bukan hanya menyelamatkan lingkungan, tapi juga memberikan peluang ekonomi bagi keluarga. Kota kita bersih, sehat, dan mandiri," tandasnya.
Wali Kota mengapresiasi inisiatif pihak Kecamatan Panakkukang bersama jajaran atas langkah progresif yang dinilai akan membawa dampak besar bagi pengelolaan sampah dan ketahanan pangan skala rumah tangga di Kota Makassar.
"Urban farming, maggot dan bank sampah, ini bukan berdiri sendiri. Ini adalah output dari sistem pengelolaan sampah yang sudah kita dorong atasi persoalan sampah di kota ini," ujar Munafri dalam sambutannya.
Appi sapaan karibnya itu menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari sistem siklus pengelolaan sampah terpadu yang melibatkan pemilahan, pengolahan, hingga pemanfaatan hasil akhir sampah.
"Khususnya sampah organik untuk kegiatan produktif seperti pertanian pekarangan dan budidaya maggot," jelasnya.
Munafri menegaskan bahwa seluruh RT di Makassar wajib memiliki urban farming, biopori, komposter, eco-enzyme, serta pengolahan maggot sebagai bentuk konkret pengelolaan sampah skala mikro.
"Kita ingin agar sampah tidak lagi menjadi musuh, tapi bisa menjadi sumber penghasilan. Rumah tangga harus kita dorong menuju zero waste. Kehadiran bank sampah di setiap kelurahan menjadi elemen vital untuk menangani sampah non-organik," sambung Munafri.
Sementara itu, sampah organik diarahkan untuk dikembangkan melalui teknologi sederhana seperti maggot dan kompos, yang hasil akhirnya bisa dimanfaatkan dalam pertanian lahan sempit. Appi juga mengingatkan kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Makassar yang sudah hampir melebihi kapasitas.
"Bayangkan, luas TPA kita 19,1 hektare, tinggi gunungan sampah sudah 16–17 meter. Jika tidak ada perubahan dari rumah tangga, dalam satu atau dua tahun ke depan, TPA kita bisa kolaps," ungkapnya.
Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya pengelolaan dari hulu seperti rumah tangga, sekolah, hingga kantor pemerintahan, harus menjadi pelaku perubahan.
Wali Kota Makassar juga menginstruksikan agar seluruh kantor pemerintah menjadi teladan pengelolaan sampah. Ia bahkan meminta Dinas Pendidikan untuk mewajibkan siswa membawa sampah dari rumah, lalu belajar memilahnya di sekolah.
"Anak-anak kita harus dididik sejak dini soal pemilahan sampah. Ini bukan sekadar soal bersih-bersih, tapi budaya hidup sehat dan berkelanjutan. Pentingnya biopori untuk penyerapan air, terutama di kawasan padat beton. Sekarang kita sisir satu per satu," tandasnya.
Pria kelahiran 1975 ini berharap agar kolaborasi lintas elemen masyarakat pemerintah, RT/RW, sekolah, dan warga dapat memperkuat sistem ketahanan lingkungan kota.
"Jika ini berjalan, kita bukan hanya menyelamatkan lingkungan, tapi juga memberikan peluang ekonomi bagi keluarga. Kota kita bersih, sehat, dan mandiri," tandasnya.
(MAN)
Berita Terkait

Makassar City
Makassar Bangga Jadi Tuan Rumah Rakernas Nasdem, Perputaran Ekonomi Meningkat
Pemerintah Kota Makassar menjamu secara khusus jajaran pengurus Partai NasDem dari seluruh Indonesia dalam agenda Gala Dinner.
Jum'at, 08 Agu 2025 09:14

Sulsel
Andi Tenri Uji Sebut Urban Farming Langkah Nyata Menuju Kota Sehat Berkelanjutan
Inisiatif Pemerintah Kota Makassar meluncurkan program Urban Farming mendapat dukungan penuh dari DPRD Kota Makassar.
Jum'at, 08 Agu 2025 09:02

Makassar City
Wali Kota Makassar Prihatin Kondisi Monumen Emmy Saelan yang Tak Terawat
Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80, Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, melakukan sidak ke sejumlah lokasi bersejarah di Kota Makassar.
Kamis, 07 Agu 2025 22:00

Makassar City
Investor China Lirik Proyek Stadion Untia, Pemkot Makassar Siapkan Tim Khusus
Rencana pembangunan Stadion Untia menarik minat investor asing, CAMC Engineering Co. Ltd (CAMCE). Mereka merupakan perusahaan konstruksi besar asal Tiongkok, China.
Kamis, 07 Agu 2025 05:56

Makassar City
Dewan Minta Pemkot Makassar Kaji Ulang Pembangunan PLTSa di Tamalanrea
Aliansi Gerakan Rakyat Menolak Lokasi (GERAM) menggelar aksi penolakan rencana pembangunan di Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar. Aksi tersebut digelar di halaman Kantor DPRD Kota Makassar.
Kamis, 07 Agu 2025 05:46
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Soal Drama OTT Bupati Koltim, Surya Paloh Instruksikan Fraksi Nasdem RDP dengan KPK
2

Makassar Bangga Jadi Tuan Rumah Rakernas Nasdem, Perputaran Ekonomi Meningkat
3

Adira Finance Umumkan 40 Pemenang Umrah Tahap Kedua
4

Wali Kota Munafri Wajibkan RT/RW Punya Urban Farming dan Bank Sampah
5

PLN Terapkan FABA untuk Infrastruktur Ramah Lingkungan di Jeneponto
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Soal Drama OTT Bupati Koltim, Surya Paloh Instruksikan Fraksi Nasdem RDP dengan KPK
2

Makassar Bangga Jadi Tuan Rumah Rakernas Nasdem, Perputaran Ekonomi Meningkat
3

Adira Finance Umumkan 40 Pemenang Umrah Tahap Kedua
4

Wali Kota Munafri Wajibkan RT/RW Punya Urban Farming dan Bank Sampah
5

PLN Terapkan FABA untuk Infrastruktur Ramah Lingkungan di Jeneponto