Program READSI Sejahterakan 72.613 Rumah Tangga Petani di Indonesia
Kamis, 19 Des 2024 18:19

Acara pembukaan Knowledge Sharing Meeting Tingkat Nasional Program READSI Tahun 2018-2024 di Hotel Claro Makassar, Kamis (19/12/2024). Foto/Tri Yari Kurniawan
MAKASSAR - Program READSI atau Rural Empowerment and Agricultural Development Scalling-up Initiative memasuki tahun terakhir. Selama enam tahun telah berhasil membawa dampak positif ke masyarakat, khususnya di sektor pertanian.
Hal itu diungkapkan oleh Manager Program READSI, Andi Amal Hayat Makmur, pada acara pembukaan Knowledge Sharing Meeting Tingkat Nasional Program READSI Tahun 2018-2024 di Hotel Claro Makassar, Kamis (19/12/2024). Hadir sejumlah pejabat lintas kementerian, pejabat daerah, hingga penyuluh dan mitra se-Indonesia, baik secara luring maupun daring.
Amal menjelaskan program READSI merupakan hasil kolaborasi pemerintah Indonesia dan International Fund for Agricultural Development alias IFAD. Tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan petani kecil di wilayah Sulawesi dan Nusa Tenggara Timur.
Program READSI sejalan dengan visi Pembangunan Pertanian Nasional yakni tercapainya peningkatan produksi pertanian dan meningkatnya kesejahteraan petani. Dalam enam tahun perjalanannya, program READSI telah mampu mewujudkan hal tersebut di daerah sasaran.
"Selama perjalanannya, READSI menjangkau 18 kabupaten dan 6 provinsi, serta telah mensejahterakan 72.613 rumah tangga petani, yang berlokasi di wilayah remote dengan angka kemiskinan dan stunting tinggi yang perlu memperhatikan kesetaraan gender dan inklusi sosial," ungkap dia.
Keberhasilan program READSI diakuinya berkat dukungan lintas kementerian beserta pemerintah daerah. Banyak lagi efek positif atas kehadiran program ini. Di antaranya yakni 52.427 petani merasakan akses lebih baik terhadap produk pertanian, pasar, serta pembiayaan, yang membuka peluang untuk berkembang.
Tercatat pula sebanyak 46.622 petani merasakan manfaat pelatihan keuangan dan akses terhadap fasilitas keuangan. Lalu, terjadi peningkatan gizi terhadap 26.890 keluarga, dan terdata 49.535 petani mendapatkan akses produksi maupun teknologi pertanian.
"Berkat program ini juga sudah bisa menjangkau 518 kelompok tani untuk mendapatkan akses terhadap mekanisasi pertanian," tuturnya.
Nah, seluruh keberhasilan manfaat program READSI telah dirangkum dalam buku 'Most Significant Changes' dan 'Jejak Kesuksesan' yang diluncurkan pada acara ini. Juga diberikan penghargaan atau champion award terkait program READSI.

Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, sekaligus Direktur Program READSI, Inneke Kusumawaty, menyampaikan begitu banyak cakupan maupun manfaat dari program READSI. Bukan sekadar pemberdayaan masyarakat, tapi juga ada aspek edukasi dan literasi keuangan serta nutrisi dan pemberdayaan perempuan.
"Pada pengakhiran program, kami harapkan ada kemandirian, baik bagi penerima manfaat maupun pemerintah kabupaten selaku pelaksana proyek. Ya, jadi proyek bisa berakhir tapi program terus berlanjut," ungkapnya.
Inneke mendorong agar pemerintah daerah dapat mereplikasi maupun melanjutkan program READSI. Terlebih, program yang telah dijalankan sejatinya telah diselaraskan dengan rencana pemerintah ke depannya.
Program READSI diketahui tidak sekadar mendukung petani dalam aspek produksi dan pemasaran, tapi juga membuka peluang akses ke ekosistem bisnis yang lebih luas. Hal itu mencakup penyediaan benih, input pertanian, akses pasar, teknologi, dan pembiayaan.
Tenaga Ahli Menteri Pertanian, Prof Muhammad Arsyad, mengapresiasi peran stakeholder dalam menjalankan program READSI yang telah berjalan sukses. Kolaborasi stakeholder itu diharapkan mampu terus berlanjut dalam menyukseskan program lebih besar yakni target ketahanan dan swasembada pangan.
"Program ini telah berjalan hampir 6 tahun dan sudah memasuki tahap akhir. Tentu kita berharap kegiatan hari ini berupa knowledge sharing dari semua stakeholder dapat memberikan manfaat. Persoalan fundamental yang ditemukan di wilayah READSI dan sekitarnya bisa dicarikan solusinya," ujar dia.
Hal itu diungkapkan oleh Manager Program READSI, Andi Amal Hayat Makmur, pada acara pembukaan Knowledge Sharing Meeting Tingkat Nasional Program READSI Tahun 2018-2024 di Hotel Claro Makassar, Kamis (19/12/2024). Hadir sejumlah pejabat lintas kementerian, pejabat daerah, hingga penyuluh dan mitra se-Indonesia, baik secara luring maupun daring.
Amal menjelaskan program READSI merupakan hasil kolaborasi pemerintah Indonesia dan International Fund for Agricultural Development alias IFAD. Tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan petani kecil di wilayah Sulawesi dan Nusa Tenggara Timur.
Program READSI sejalan dengan visi Pembangunan Pertanian Nasional yakni tercapainya peningkatan produksi pertanian dan meningkatnya kesejahteraan petani. Dalam enam tahun perjalanannya, program READSI telah mampu mewujudkan hal tersebut di daerah sasaran.
"Selama perjalanannya, READSI menjangkau 18 kabupaten dan 6 provinsi, serta telah mensejahterakan 72.613 rumah tangga petani, yang berlokasi di wilayah remote dengan angka kemiskinan dan stunting tinggi yang perlu memperhatikan kesetaraan gender dan inklusi sosial," ungkap dia.
Keberhasilan program READSI diakuinya berkat dukungan lintas kementerian beserta pemerintah daerah. Banyak lagi efek positif atas kehadiran program ini. Di antaranya yakni 52.427 petani merasakan akses lebih baik terhadap produk pertanian, pasar, serta pembiayaan, yang membuka peluang untuk berkembang.
Tercatat pula sebanyak 46.622 petani merasakan manfaat pelatihan keuangan dan akses terhadap fasilitas keuangan. Lalu, terjadi peningkatan gizi terhadap 26.890 keluarga, dan terdata 49.535 petani mendapatkan akses produksi maupun teknologi pertanian.
"Berkat program ini juga sudah bisa menjangkau 518 kelompok tani untuk mendapatkan akses terhadap mekanisasi pertanian," tuturnya.
Nah, seluruh keberhasilan manfaat program READSI telah dirangkum dalam buku 'Most Significant Changes' dan 'Jejak Kesuksesan' yang diluncurkan pada acara ini. Juga diberikan penghargaan atau champion award terkait program READSI.

Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, sekaligus Direktur Program READSI, Inneke Kusumawaty, menyampaikan begitu banyak cakupan maupun manfaat dari program READSI. Bukan sekadar pemberdayaan masyarakat, tapi juga ada aspek edukasi dan literasi keuangan serta nutrisi dan pemberdayaan perempuan.
"Pada pengakhiran program, kami harapkan ada kemandirian, baik bagi penerima manfaat maupun pemerintah kabupaten selaku pelaksana proyek. Ya, jadi proyek bisa berakhir tapi program terus berlanjut," ungkapnya.
Inneke mendorong agar pemerintah daerah dapat mereplikasi maupun melanjutkan program READSI. Terlebih, program yang telah dijalankan sejatinya telah diselaraskan dengan rencana pemerintah ke depannya.
Program READSI diketahui tidak sekadar mendukung petani dalam aspek produksi dan pemasaran, tapi juga membuka peluang akses ke ekosistem bisnis yang lebih luas. Hal itu mencakup penyediaan benih, input pertanian, akses pasar, teknologi, dan pembiayaan.
Tenaga Ahli Menteri Pertanian, Prof Muhammad Arsyad, mengapresiasi peran stakeholder dalam menjalankan program READSI yang telah berjalan sukses. Kolaborasi stakeholder itu diharapkan mampu terus berlanjut dalam menyukseskan program lebih besar yakni target ketahanan dan swasembada pangan.
"Program ini telah berjalan hampir 6 tahun dan sudah memasuki tahap akhir. Tentu kita berharap kegiatan hari ini berupa knowledge sharing dari semua stakeholder dapat memberikan manfaat. Persoalan fundamental yang ditemukan di wilayah READSI dan sekitarnya bisa dicarikan solusinya," ujar dia.
(TRI)
Berita Terkait

Ekbis
Laju Ekonomi Sulsel Masuk 5 Besar Tertinggi, Sektor Pertanian Jadi Penopang
Laju ekonomi Sulsel pada triwulan I 2025 sebesar 5,78 persen, tidak hanya berada di atas angka nasional 4,78 persen. Bahkan, masuk lima besar daerah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi.
Rabu, 14 Mei 2025 15:36

Sulsel
Wujudkan Program Petani Bangkit, Bupati Uji Nurdin Tegaskan 3 Faktor Pendukung
Pemerintahaan Bupati Bantaeng, M Fathul Fauzy Nurdin bersama Wakil Bupati H Sahabuddin berkomitmen mengembalikan kejayaan sektor pertanian di Kabupaten Bantaeng
Jum'at, 09 Mei 2025 17:27

News
Kebijakan Pupuk Presiden Prabowo Sukses Dongkrak Luas Panen dan Produksi Beras
Perubahan kebijakan pupuk bersubsidi yang diterapkan oleh Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto membawa dampak positif bagi ketahanan pangan.
Rabu, 23 Apr 2025 20:48

News
Mentan Puji Kinerja Pupuk Indonesia dalam Distribusi Pupuk Nasional
Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia, Amran Sulaiman, mengapresiasi kinerja PT Pupuk Indonesia (Persero) dalam menyalurkan pupuk bersubsidi ke berbagai daerah.
Minggu, 20 Apr 2025 15:20

News
Kementan Perkuat Ketahanan Pangan Nasional Lewat Brigade Pangan
Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan akan fokus dalam upaya meningkatkan produksi pangan utama dalam hal ini beras, sebagai bagian dalam upaya mengejar target swasembada pangan.
Jum'at, 18 Apr 2025 18:26
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Eks Bupati Gowa Adnan Motivasi Pelajar se-Sulsel pada Temu OSIS di Sekolah Islam Athirah
2

Dosen STT Blessing Boas Singkali Pimpin PIKI Sulawesi Selatan
3

Kolaborasi Unik! Samsat Maros & Roti Karaengta Berikan Apresiasi untuk Wajib Pajak Taat
4

Sosialisasi MBG di Makassar Ingatkan Bahaya Gizi Buruk Bagi Masa Depan Bangsa
5

Pemuda di Makassar Setubuhi 2 Adik Tirinya, Modus Ajak Jalan-jalan
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Eks Bupati Gowa Adnan Motivasi Pelajar se-Sulsel pada Temu OSIS di Sekolah Islam Athirah
2

Dosen STT Blessing Boas Singkali Pimpin PIKI Sulawesi Selatan
3

Kolaborasi Unik! Samsat Maros & Roti Karaengta Berikan Apresiasi untuk Wajib Pajak Taat
4

Sosialisasi MBG di Makassar Ingatkan Bahaya Gizi Buruk Bagi Masa Depan Bangsa
5

Pemuda di Makassar Setubuhi 2 Adik Tirinya, Modus Ajak Jalan-jalan