Prof JJ Tekankan Pentingnya Persatuan dalam Proses Pemilihan Rektor Unhas

Senin, 03 Nov 2025 13:50
Prof JJ Tekankan Pentingnya Persatuan dalam Proses Pemilihan Rektor Unhas
Tiga Calon Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) periode 2026–2030, Prof Jamaluddin Jompa, Prof Budu dan Prof Sukardi Weda. Foto: Istimewa
Comment
Share
MAKASSAR - Calon Rektor Universitas Hasanuddin (UNHAS) periode 2026–2030, Prof. Jamaluddin Jompa, menyampaikan apresiasi kepada seluruh calon rektor yang telah memaparkan visi, misi, serta kertas kerjanya di hadapan Majelis Wali Amanat (MWA), Senat Akademik (SA), Dewan Guru Besar (DGB), dan seluruh civitas academika Unhas.

Dalam pernyataannya, Prof. Jamaluddin menilai bahwa forum pemaparan visi dan kertas kerja bukan hanya ajang kompetisi gagasan, tetapi juga ruang pembelajaran bersama bagi seluruh komunitas akademik untuk melihat arah masa depan universitas.

“Saya menyampaikan apresiasi dan rasa hormat kepada semua rekan calon rektor. Kita semua sedang berada di ruang yang sama, berupaya meramu pikiran terbaik untuk kemajuan universitas yang kita cintai ini,” ujar Prof. Jamaluddin di Makassar pada Senin (03/10/2025).

Ia menegaskan bahwa seluruh kandidat memiliki komitmen yang tulus untuk membawa UNHAS menjadi lebih maju, dan setiap gagasan yang lahir dari forum tersebut merupakan bentuk kontribusi intelektual bagi lembaga.

“Tidak ada gagasan yang sia-sia. Semua pemikiran yang lahir di forum ini adalah bagian dari energi akademik yang memperkuat UNHAS. Kita boleh berbeda dalam cara dan pendekatan, tetapi niatnya satu: agar universitas ini terus melaju,” lanjutnya.

Sebagai rektor petahana, Prof. Jamaluddin juga menilai forum penyampaian visi dan misi kali ini menunjukkan kedewasaan tradisi akademik UNHAS. Menurutnya, keterbukaan dan kebersamaan dalam merancang masa depan kampus menjadi bukti bahwa universitas ini telah tumbuh menjadi lembaga dengan budaya dialog yang kuat.

“Inilah wujud universitas yang sehat: terbuka untuk ide, menghargai perbedaan, dan menjadikan ilmu sebagai dasar percakapan. Saya bangga melihat atmosfer seperti ini, di mana setiap calon membawa semangat kolaboratif, bukan semangat konfrontatif,” ungkapnya.

Prof. Jamaluddin juga mengajak seluruh sivitas akademika untuk menjaga suasana kondusif selama proses pemilihan rektor berlangsung. Ia menegaskan bahwa keberhasilan universitas tidak hanya ditentukan oleh siapa yang terpilih, tetapi juga oleh kemampuan semua pihak untuk menjaga persatuan dan fokus pada tujuan bersama.

“UNHAS adalah rumah besar yang dibangun dari kerja kolektif. Tidak ada satu orang pun yang bisa membawa universitas ini maju sendirian. Yang kita perlukan adalah kesadaran bahwa keberlanjutan jauh lebih penting daripada kemenangan sesaat,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Prof. Jamaluddin juga menyampaikan rasa terima kasih kepada MWA, Senat Akademik, dan Dewan Guru Besar yang telah mengawal proses pemilihan secara terbuka, transparan, dan akademis. Ia menilai proses ini menjadi teladan bagi universitas lain di Indonesia tentang bagaimana demokrasi akademik dijalankan dengan elegan dan bermartabat.

“Kita semua berutang kepada universitas ini. Maka cara terbaik membalasnya adalah dengan terus berpikir dan bekerja untuk menjadikannya lebih kuat, lebih relevan, dan lebih berpengaruh bagi masyarakat,” tutupnya dengan nada tenang.

Pernyataan Prof. Jamaluddin tersebut memperlihatkan sikap kepemimpinan yang inklusif dan menekankan kolaborasi lintas gagasan. Bagi publik kampus, gaya komunikasinya yang tenang dan meneduhkan menjadi cermin bagaimana seorang akademisi memandang kepemimpinan bukan sebagai kontestasi pribadi, tetapi sebagai tanggung jawab kolektif untuk menjaga marwah dan masa depan Universitas Hasanuddin.
(UMI)
Berita Terkait
Berita Terbaru