Pemkab Gowa Siapkan Strategi Percepat Penanggulangan Kemiskinan
Herni Amir
Kamis, 16 Februari 2023 - 17:39 WIB
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gowa terus melakukan upaya Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (P3KE). Hal tersebut sejalan dengan arahan Presiden RI Joko Widodo yang menargetkan angka kemiskinan ekstrem mencapai nol persen pada akhir 2024.
Sejumlah strategi dan anggaran disiapkan. Apalagi berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan di Gowa pada periode 2021 mencapai 7,54 persen. Hal itu merupakan dampak anjloknya perekonomian akibat pandemi Covid-19. Setahun berselang, tepatnya pada 2022 terjadi perbaikan, dimana angka kemiskinan turun menjadi 7,36 persen.
Baca Juga:Sekda Kamsina Kenalkan Sejarah Gowa ke Tamu Asal Lampung
Sementara estimasi penduduk miskin ekstrem berdasarkan presentase juga mengalami penurunan. Pada periode 2021 mencapai 1,32 persen, sementara pada periode 2022 turun 1,15 persen. Kemudian berdasarkan presentase jumlah jiwa itu mencapai 10,29 persen pada 2021 dan menurun 9,06 pada 2022.
Kemiskinan ekstrem sendiri merupakan kondisi ketidakmampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar yaitu kebutuhan makanan, air minum bersih, sanitasi layak, kesehatan, tempat tinggal, dan pendidikan. Termasuk akses informasi yang tidak hanya terbatas pada pendapatan, tapi juga akses layanan sosial.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Gowa, Sujjadan, menyampaikan target anggaran pada 2022, percepatan kemiskinan ekstrem Gowa lebih besar dibandingkan pada 2023.
"Pada 2022, target anggaran percepatan kemiskinan sebesar Rp571.975.844.237. Kemudian yang terealisasi sebesar Rp554.684.194.970, sementara di 2023 target anggarannya sebesar Rp265.881.742.730," jelasnya saat membuka Rapat Koordinasi Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) di Baruga Karaeng Pattingalloang, Kantor Bupati Gowa, Kamis (16/2/2023).
Sejumlah strategi dan anggaran disiapkan. Apalagi berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan di Gowa pada periode 2021 mencapai 7,54 persen. Hal itu merupakan dampak anjloknya perekonomian akibat pandemi Covid-19. Setahun berselang, tepatnya pada 2022 terjadi perbaikan, dimana angka kemiskinan turun menjadi 7,36 persen.
Baca Juga:Sekda Kamsina Kenalkan Sejarah Gowa ke Tamu Asal Lampung
Sementara estimasi penduduk miskin ekstrem berdasarkan presentase juga mengalami penurunan. Pada periode 2021 mencapai 1,32 persen, sementara pada periode 2022 turun 1,15 persen. Kemudian berdasarkan presentase jumlah jiwa itu mencapai 10,29 persen pada 2021 dan menurun 9,06 pada 2022.
Kemiskinan ekstrem sendiri merupakan kondisi ketidakmampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar yaitu kebutuhan makanan, air minum bersih, sanitasi layak, kesehatan, tempat tinggal, dan pendidikan. Termasuk akses informasi yang tidak hanya terbatas pada pendapatan, tapi juga akses layanan sosial.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Gowa, Sujjadan, menyampaikan target anggaran pada 2022, percepatan kemiskinan ekstrem Gowa lebih besar dibandingkan pada 2023.
"Pada 2022, target anggaran percepatan kemiskinan sebesar Rp571.975.844.237. Kemudian yang terealisasi sebesar Rp554.684.194.970, sementara di 2023 target anggarannya sebesar Rp265.881.742.730," jelasnya saat membuka Rapat Koordinasi Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) di Baruga Karaeng Pattingalloang, Kantor Bupati Gowa, Kamis (16/2/2023).