Jutsuka, Produk Ikan Asin Bulukumba yang Kini Tersebar ke Penjuru Indonesia
Jum'at, 21 Mar 2025 23:54

Founder Jutsuka, Rizki Awalfindy berbincang dengan Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman beberapa waktu yang lalu. Foto: Dokumentasi pribadi
MAKASSAR - Potensi perikanan Indonesia melimpah ruah. Hanya saja, potensi tersebut belum dimanfaatkan dengan optimal. Kondisi itulah yang memantik Rizki Awalfindy merintis Jutsuka Arung Bahari.
Jutsuka Arung Bahari merupakan UMKM yang memproduksi ikan asin kering kemasan, dengan merek dagang Jutsuka. Jutsuka adalah singkatan Juku Kalotoro Kusuka. Juku berarti ikan, Kalotoro berarti kering, dan Kusuka berarti saya suka. Secara lengkap, Jutsuka bermakna Saya Suka Ikan Kering.
"Nama ini mencerminkan cita rasa tradisional yang kami pertahankan, sekaligus harapan agar produk ini semakin dikenal dan diminati oleh masyarakat luas," cerita Rizki kepada SINDO Makassar, Selasa 18 Maret 2025 lewat pesan praktis.
Rizki bercerita, bisnisnya ini terinspirasi dari potensi perikanan di daerahnya, Bulukumba. Kabupaten yang berada di selatan Sulsel ini memiliki panjang garis pantai sekitar 128 Km, membentang di 7 kecamatan pesisir. Kendati begitu, menurutnya, hasil perikanannya belum optimal.
Dari keresahan itu, Rizki bersama nelayan setempat pun menciptakan produk perikanan yang dimulai dari sesuatu yang sederhana dan tradisional, yaitu ikan asin.

"Bahan baku yang kami gunakan adalah ikan kerapu, ikan kakap, dan ikan lemadang," ungkap Rizki.
Bahan baku tersebut diolah dengan tetap mempertahankan cara tradisional yang diwariskan secara turun-temurun. Walau tradisional, setiap tahapan dilakukan dengan standar kebersihan tinggi, tanpa bahan pengawet berbahaya selain garam alami.
Selain memastikan bahan baku yang segar, pengelola juga mengoptimalkan proses pengeringan dengan menggunakan oven pengering sebagai alat bantu. Teknologi ini membantu menjaga kualitas ikan asin tetap prima, higienis, dan memiliki daya simpan yang lebih baik.
Dalam semua proses tersebut, Jutsuka mengandalkan tiga tenaga kerja tetap. Mereka bertanggung jawab dalam proses produksi dan pengemasan. Selain itu, Rizki juga berkolaborasi dengan 15 kelompok nelayan di Kecamatan Bontobahari.
"Kolaborasi ini tidak hanya membantu dalam penyediaan bahan baku ikan berkualitas, tetapi juga memberdayakan nelayan lokal agar lebih sejahtera dan memiliki akses pasar yang lebih luas," Rizki mengurai.
Ikan kering yang akrab di lidah masyarakat Indonesia membuat Jutsuka mendapat penerimaan yang baik. Terbukti, pasarnya kini telah menjangkau berbagai wilayah di Indonesia, mulai dari Sumatera, Kalimantan, Jawa, Maluku, Papua, termasuk di rumah sendiri, Sulawesi.

"Ini menjadi bukti bahwa produk ikan asin kering kami dapat diterima di berbagai daerah dengan selera dan kebutuhan yang berbeda-beda," aku Rizki.
Dalam hal pemasaran, Jutsuka menerapkan strategi offline dan online. Untuk pemasaran offline, mereka menjalin kerja sama dengan mitra lokal serta melayani pembelian langsung. Sementara untuk pemasaran online, mereka memanfaatkan berbagai platform digital, seperti WhatsApp Business, Facebook, dan Shopee.
"Dengan strategi ini, kami berharap Jutsuka semakin dikenal luas dan dapat menjadi pilihan utama bagi pecinta ikan asin berkualitas," katanya.
Seiring berjalan, penjualan Jutsuka terus menunjukkan tren positif dengan peningkatan permintaan dari berbagai daerah. Hal ini berimplikasi pada omzet. Kendati fluktuatif, namun omzet saat ini berada pada kisaran Rp24.700.000/bulan. Dengan strategi pemasaran ini, Rizki optimistis Jutsuka dapat terus berkembang dan memberikan manfaat bagi para nelayan serta pelaku usaha di sektor perikanan.
Jutsuka yang memiliki alamat Unit Pengolahan Ikan di Dusun Sapiri Pangka, Desa Balleanging, Kecamatan Ujung Loe, saat ini mengantongi legalitas paripurna, dari P-IRT, halal, Good Manufacturing Practices (GMP), HAKI-Merek, dan TKDN.
Adapun produk Jutsuka, antara lain Ikan Asin Kering - Jutsuka Rp37.000/200 gram; Ikan Peda (Kannasa) - Kasuka Rp27.000/250 gram/kemasan; Bakso Ikan - Bijutsu Rp20.000/250 gram; dan, Kerupuk Kepala Ikan - Ikannovation Rp15.000/200 gram
Dukungan Mantap BRI
Perkembangan pesat Jutsuka tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, termasuk dari perbankan sebagai pemodal. Sejak awal, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sudah menjadi penyedia modal lewat program Kredit Usaha Rakyat (KUR).
"Dalam perjalanan bisnis ini, BRI telah menjadi mitra strategis yang tidak hanya memberikan layanan perbankan, tetapi juga mendukung pengembangan usaha kami. Jutsuka mendapatkan fasilitas pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang sangat membantu dalam pengembangan produksi dan pemasaran," aku Rizki.
Rizki bilang, pendampingan BRI untuk UMKM Jutsuka dimulai sejak 2021, dengan dampak sangat luar biasa. Berkat dukungan dan pembinaan ini, Jutsuka berhasil lolos ke berbagai ajang bergengsi, seperti BRIlian Preneur 2022 dan 2023 di Jakarta Convention Center, serta BRI UMKM Export 2025 yang diselenggarakan di ICE BSD Tangerang.

"Pendampingan ini menjadi bukti nyata bahwa BRI tidak hanya sekadar bank, tetapi juga mitra pertumbuhan bagi UMKM Indonesia, membantu kami untuk naik kelas dan menembus pasar yang lebih luas, termasuk ekspor," katanya lagi.
Ia menjabarkan, bergabung sebagai UMKM binaan BRI telah membawa banyak manfaat bagi Jutsuka, tidak hanya dari segi finansial tetapi juga dalam pengembangan usaha secara keseluruhan. BRI bukan sekadar bank, tetapi mitra strategis yang terus mendukung pertumbuhan UMKM.
Beberapa manfaat yang mereka rasakan antara lain, akses pembiayaan mudah dan terjangkau; Pendampingan dan pelatihan; Akses ke pasar lebih luas; Kemitraan dan jaringan.
"Pendampingan dari BRI benar-benar menjadi game changer bagi kami. Dari usaha skala kecil, kini Jutsuka semakin dikenal luas, bahkan mulai merambah ke pasar ekspor. Kami sangat bangga menjadi bagian dari UMKM binaan BRI," ia mengakhiri.
Project Leader Rumah BUMN BRI RO Makassar, Ayu Anisela menerangkan, BRI memberikan pendampingan dalam beberapa bentuk kepada UMKM binaan, termasuk Jutsuka. Pendampingan itu di antaranya, pendampingan teknis yang meliputi pelatihan dan pendampingan teknis kepada UMKM untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan mereka dalam mengelola usaha.
Kemudian pendampingan manajemen, berupa pemberian pelatihan dan bimbingan manajemen kepada UMKM untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam mengelola keuangan, pemasaran, dan operasional usaha.
Pendampingan pemasaran dengan memberikan pelatihan dan bimbingan pemasaran kepada UMKM untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam memasarkan produk atau jasa mereka. Terakhir, pendampingan permodalan, berupa pemberian akses permodalan kepada UMKM untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam mengembangkan usaha.
"Dengan pendampingan ini, UMKM dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan mereka, sehingga dapat bersaing di pasar yang lebih luas," ucap Ayu dalam pesan singkatnya.
Jutsuka Arung Bahari merupakan UMKM yang memproduksi ikan asin kering kemasan, dengan merek dagang Jutsuka. Jutsuka adalah singkatan Juku Kalotoro Kusuka. Juku berarti ikan, Kalotoro berarti kering, dan Kusuka berarti saya suka. Secara lengkap, Jutsuka bermakna Saya Suka Ikan Kering.
"Nama ini mencerminkan cita rasa tradisional yang kami pertahankan, sekaligus harapan agar produk ini semakin dikenal dan diminati oleh masyarakat luas," cerita Rizki kepada SINDO Makassar, Selasa 18 Maret 2025 lewat pesan praktis.
Rizki bercerita, bisnisnya ini terinspirasi dari potensi perikanan di daerahnya, Bulukumba. Kabupaten yang berada di selatan Sulsel ini memiliki panjang garis pantai sekitar 128 Km, membentang di 7 kecamatan pesisir. Kendati begitu, menurutnya, hasil perikanannya belum optimal.
Dari keresahan itu, Rizki bersama nelayan setempat pun menciptakan produk perikanan yang dimulai dari sesuatu yang sederhana dan tradisional, yaitu ikan asin.

"Bahan baku yang kami gunakan adalah ikan kerapu, ikan kakap, dan ikan lemadang," ungkap Rizki.
Bahan baku tersebut diolah dengan tetap mempertahankan cara tradisional yang diwariskan secara turun-temurun. Walau tradisional, setiap tahapan dilakukan dengan standar kebersihan tinggi, tanpa bahan pengawet berbahaya selain garam alami.
Selain memastikan bahan baku yang segar, pengelola juga mengoptimalkan proses pengeringan dengan menggunakan oven pengering sebagai alat bantu. Teknologi ini membantu menjaga kualitas ikan asin tetap prima, higienis, dan memiliki daya simpan yang lebih baik.
Dalam semua proses tersebut, Jutsuka mengandalkan tiga tenaga kerja tetap. Mereka bertanggung jawab dalam proses produksi dan pengemasan. Selain itu, Rizki juga berkolaborasi dengan 15 kelompok nelayan di Kecamatan Bontobahari.
"Kolaborasi ini tidak hanya membantu dalam penyediaan bahan baku ikan berkualitas, tetapi juga memberdayakan nelayan lokal agar lebih sejahtera dan memiliki akses pasar yang lebih luas," Rizki mengurai.
Ikan kering yang akrab di lidah masyarakat Indonesia membuat Jutsuka mendapat penerimaan yang baik. Terbukti, pasarnya kini telah menjangkau berbagai wilayah di Indonesia, mulai dari Sumatera, Kalimantan, Jawa, Maluku, Papua, termasuk di rumah sendiri, Sulawesi.

"Ini menjadi bukti bahwa produk ikan asin kering kami dapat diterima di berbagai daerah dengan selera dan kebutuhan yang berbeda-beda," aku Rizki.
Dalam hal pemasaran, Jutsuka menerapkan strategi offline dan online. Untuk pemasaran offline, mereka menjalin kerja sama dengan mitra lokal serta melayani pembelian langsung. Sementara untuk pemasaran online, mereka memanfaatkan berbagai platform digital, seperti WhatsApp Business, Facebook, dan Shopee.
"Dengan strategi ini, kami berharap Jutsuka semakin dikenal luas dan dapat menjadi pilihan utama bagi pecinta ikan asin berkualitas," katanya.
Seiring berjalan, penjualan Jutsuka terus menunjukkan tren positif dengan peningkatan permintaan dari berbagai daerah. Hal ini berimplikasi pada omzet. Kendati fluktuatif, namun omzet saat ini berada pada kisaran Rp24.700.000/bulan. Dengan strategi pemasaran ini, Rizki optimistis Jutsuka dapat terus berkembang dan memberikan manfaat bagi para nelayan serta pelaku usaha di sektor perikanan.
Jutsuka yang memiliki alamat Unit Pengolahan Ikan di Dusun Sapiri Pangka, Desa Balleanging, Kecamatan Ujung Loe, saat ini mengantongi legalitas paripurna, dari P-IRT, halal, Good Manufacturing Practices (GMP), HAKI-Merek, dan TKDN.
Adapun produk Jutsuka, antara lain Ikan Asin Kering - Jutsuka Rp37.000/200 gram; Ikan Peda (Kannasa) - Kasuka Rp27.000/250 gram/kemasan; Bakso Ikan - Bijutsu Rp20.000/250 gram; dan, Kerupuk Kepala Ikan - Ikannovation Rp15.000/200 gram
Dukungan Mantap BRI
Perkembangan pesat Jutsuka tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, termasuk dari perbankan sebagai pemodal. Sejak awal, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sudah menjadi penyedia modal lewat program Kredit Usaha Rakyat (KUR).
"Dalam perjalanan bisnis ini, BRI telah menjadi mitra strategis yang tidak hanya memberikan layanan perbankan, tetapi juga mendukung pengembangan usaha kami. Jutsuka mendapatkan fasilitas pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang sangat membantu dalam pengembangan produksi dan pemasaran," aku Rizki.
Rizki bilang, pendampingan BRI untuk UMKM Jutsuka dimulai sejak 2021, dengan dampak sangat luar biasa. Berkat dukungan dan pembinaan ini, Jutsuka berhasil lolos ke berbagai ajang bergengsi, seperti BRIlian Preneur 2022 dan 2023 di Jakarta Convention Center, serta BRI UMKM Export 2025 yang diselenggarakan di ICE BSD Tangerang.

"Pendampingan ini menjadi bukti nyata bahwa BRI tidak hanya sekadar bank, tetapi juga mitra pertumbuhan bagi UMKM Indonesia, membantu kami untuk naik kelas dan menembus pasar yang lebih luas, termasuk ekspor," katanya lagi.
Ia menjabarkan, bergabung sebagai UMKM binaan BRI telah membawa banyak manfaat bagi Jutsuka, tidak hanya dari segi finansial tetapi juga dalam pengembangan usaha secara keseluruhan. BRI bukan sekadar bank, tetapi mitra strategis yang terus mendukung pertumbuhan UMKM.
Beberapa manfaat yang mereka rasakan antara lain, akses pembiayaan mudah dan terjangkau; Pendampingan dan pelatihan; Akses ke pasar lebih luas; Kemitraan dan jaringan.
"Pendampingan dari BRI benar-benar menjadi game changer bagi kami. Dari usaha skala kecil, kini Jutsuka semakin dikenal luas, bahkan mulai merambah ke pasar ekspor. Kami sangat bangga menjadi bagian dari UMKM binaan BRI," ia mengakhiri.
Project Leader Rumah BUMN BRI RO Makassar, Ayu Anisela menerangkan, BRI memberikan pendampingan dalam beberapa bentuk kepada UMKM binaan, termasuk Jutsuka. Pendampingan itu di antaranya, pendampingan teknis yang meliputi pelatihan dan pendampingan teknis kepada UMKM untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan mereka dalam mengelola usaha.
Kemudian pendampingan manajemen, berupa pemberian pelatihan dan bimbingan manajemen kepada UMKM untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam mengelola keuangan, pemasaran, dan operasional usaha.
Pendampingan pemasaran dengan memberikan pelatihan dan bimbingan pemasaran kepada UMKM untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam memasarkan produk atau jasa mereka. Terakhir, pendampingan permodalan, berupa pemberian akses permodalan kepada UMKM untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam mengembangkan usaha.
"Dengan pendampingan ini, UMKM dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan mereka, sehingga dapat bersaing di pasar yang lebih luas," ucap Ayu dalam pesan singkatnya.
(MAN)
Berita Terkait

Ekbis
Pemberian Reward Jadi Trik PNM Pacu Nasabah Lebih Produktif
PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Cabang Makassar punya cara tersendiri mendongkrak produktivitas nasabahnya. Triknya adalah, pemberian reward, yang nilainya tidak tanggung-tanggung.
Selasa, 29 Apr 2025 19:07

Makassar City
KUR BRI Bantu Bisnis Kuliner Olahan Pisang Big Bananas Lakukan Ekspansi
Komitmen PT Bank Republik Indonesia Tbk atau BRI terhadap pengembangan UMKM tak bisa diragukan. Big Bananas, bisnis kuliner olahan pisang di Kota Makassar menjadi satu dari jutaan UMKM
Selasa, 29 Apr 2025 15:05

Ekbis
BRI Konsisten Buat Program Demi Dongkrak Transaksi Nontunai Pelaku Usaha
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk alias BRI konsisten mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan transaksi nontunai. Salah satu upayanya, ialah penyiapan program untuk pelaku usaha untuk menaikkan transaksi digital mereka.
Senin, 28 Apr 2025 17:00

Sulsel
Cerita Petani Gowa Berhasil Maksimalkan Hasil Perkebunan Berkat Suntikan KUR BRI
Suara mesin pompa air konversi gas menderu di Desa Palompong, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) siang itu. Pompa tersebut mengalirkan air dari sumur ke tanaman ubi.
Minggu, 27 Apr 2025 09:11

Sulsel
BRImo Dengar Kebutuhan Pelanggan, Selalu Hadir dengan Kebaruan dan Inovasi
Sri Wahyudi (29) sudah lupa kapan terakhir kali ia menggunakan kartu ATM milik PT BRI untuk bertransaksi. Maklum, sejak kartunya tercecer, ia praktis beralih ke mobile banking BRImo.
Kamis, 24 Apr 2025 16:23
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Tingkatkan Potensi Ekonomi, PKB Sulsel Gelar Muskerwil di Wisata Topejawa Takalar
2

Aksi Penghijauan Telkom di Gowa: Tanam 5.000 Pohon untuk Ekowisata
3

Indosat & UN Women Rilis Laporan SheHacks, Sukses Dorong Pemberdayaan Perempuan
4

Dua Warisan Budaya Kabupaten Jeneponto Kini Dilindungi Hukum
5

CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp2,2 Triliun di Kuartal I 2025
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Tingkatkan Potensi Ekonomi, PKB Sulsel Gelar Muskerwil di Wisata Topejawa Takalar
2

Aksi Penghijauan Telkom di Gowa: Tanam 5.000 Pohon untuk Ekowisata
3

Indosat & UN Women Rilis Laporan SheHacks, Sukses Dorong Pemberdayaan Perempuan
4

Dua Warisan Budaya Kabupaten Jeneponto Kini Dilindungi Hukum
5

CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp2,2 Triliun di Kuartal I 2025