Hilirisasi Nikel dan Pertambangan Berkelanjutan untuk Anak Cucu

Tri Yari Kurniawan
Selasa, 05 Nov 2024 12:47
Hilirisasi Nikel dan Pertambangan Berkelanjutan untuk Anak Cucu
PT Vale Indonesia-bagian dari MIND ID, berkomitmen mengimplementasikan praktik pertambangan berkelanjutan dan hilirasi nikel untuk menjaga alam lestari dan menopang ekonomi. Foto/Maman Sukirman
Comment
Share
SOROWAKO - Pertambangan identik dengan kerusakan lingkungan. Statement itu tidak bisa disalahkan, meski tidak sepenuhnya benar. Ya, memang banyak bukti kerusakan alam dan suara penderitaan masyarakat lingkar tambang. Namun, tidak sedikit pula daerah yang maju dan sejahtera berkat sektor pertambangan.

Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan, merupakan salah satu daerah yang merasakan manfaat kehadiran perusahaan tambang besar, PT Vale Indonesia-bagian dari MIND ID. Terlepas dari masih adanya suara minor atas keberadaan PT Vale, perusahaan itu telah banyak berkontribusi ke daerah.

Selama 56 tahun, perusahaan yang dulu dikenal dengan nama INCO itu ikut berkontribusi merawat alam sekitar tetap lestari, memajukan pendidikan, dan menopang ekonomi daerah. Semua itu terealisasi berkat praktik pertambangan berkelanjutan, termasuk kebijakan hilirisasi nikel.

Ya, dua hal itu menjadi fokus utama PT Vale Indonesia, apalagi setelah diakuisisi oleh MIND ID sebagai pemegang saham mayoritas. Holding BUMN di industri pertambangan itu kini bertransformasi menjadi arsitek hilirisasi mineral pertambangan nasional.

CEO PT Vale Indonesia, Febriany Eddy, menegaskan komitmen perusahaan dalam mendukung hilirisasi dengan menerapkan pertambangan berkelanjutan. Puluhan tahun beroperasi di Indonesia, PT Vale Indonesia tidak pernah sekalipun mengekspor biji nikel mentah ke luar negeri.

Ekspor nikel hanya dilaksanakan oleh PT Vale Indonesia setelah melalui proses pengolahan dan pemurnian di dalam negeri. Kebijakan hilirisasi dari perusahaan itu telah diimplementasikan jauh sebelum pemerintah gencar menyuarakannya. Hilirisasi penting dilakukan untuk memberikan nilai tambah, sekaligus mendukung ekonomi.

“Hilirisasi sebenarnya telah menjadi bagian dari PT Vale sejak dulu, sejak awal kami beroperasi,” kata Febriany.

Ekosistem pertambangan berkelanjutan dengan menghasilkan nikel bersih pun telah lama diimplementasikan oleh PT Vale Indonesia. Operasional pabrik di Blok Sorowako dialiri listrik dari energi hijau. PT Vale Indonesia bahkan memiliki tiga sumber listrik yakni PLTA Larona, PLTA Balambano, dan PLTA Karebbe.

Tiga unit PLTA itu memiliki kapasitas 365 MW yang tidak hanya menopang operasional PT Vale Indonesia. Febriany bilang pembangkit itu juga menyalurkan listrik kepada masyarakat melalui PLN. Jumlahnya berkisar 10 MW. Keberadaan PLTA itu menjadi bukti perusahaan tidak sekadar fokus memburu cuan.

“Ketiga PLTA ini menjadikan pabrik pengolahan nikel kami menjadi pabrik dengan intensitas karbon terendah di Indonesia. Pada jajaran produsen nikel saprolite di dunia, bahkan yang paling rendah karbon,” tuturnya.

Chief Sustainability and Corporate Affairs Officer, Bernardus Irmanto, menambahkan PT Vale Indonesia bisa dibilang sebagai pelopor hilirisasi mineral di Indonesia. Sejak berdiri pada 1968, perusahaan langsung membangun pabrik pengolahan pada 1978. Produksi nikel matte pun dimulai pada 1978 tanpa pernah mengekspor ore.

“Sejak berdiri pada 1968, PT Vale telah mempelopori hilirisasi di Indonesia, jauh sebelum kebijakan tersebut populer," tegas Bernardus.

Hilirisasi Nikel dan Pertambangan Berkelanjutan untuk Anak Cucu

Bijak Kelola Tambang
Dalam menjalankan operasional pertambangan nikel di Sorowako selama 56 tahun, PT Vale Indonesia senantiasa bijak. Praktik pertambangan berkelanjutan dengan prinsip ESG dilakukan mulai tahap perencanaan, eksplorasi, eksploitasi hingga rehabilitasi. Perusahaan yang berdiri sejak 26 Juli 1968 itu pun tidak rakus dalam mengeksploitasi tambang nikel, meski memiliki lahan konsensi yang sangat luas.

Total wilayah konsensi PT Vale Indonesia di tiga provinsi meliputi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Tengah kurang lebih 118.017 hektare. Blok Sorowako di Kabupaten Luwu Timur paling besar mencapai 70.556 hektare. Adapun lahan yang digarap baru berkisar 16.000 hektare. Sejumlah pihak sempat menyoroti masih minimnya lahan yang telah ditambang oleh PT Vale Indonesia.

Jawabannya ternyata kembali pada prinsip pertambangan berkelanjutan yang diterapkan PT Vale Indonesia. Sejak dulu, perusahaan tidak mau rakus dalam mengeksplorasi dan mengeksploitasi wilayah konsensi yang dimiliki. Semuanya direncanakan dengan matang, mulai pemetaan lahan, aktivitas tambang, hingga menutup kembali lahan bekas tambang. Semuanya demi mewariskan kebaikan, baik darı sisi ekonomi dan sosial, termasuk menjaga alam tetap lestari untuk anak cucu.

PT Vale Indonesia bahkan rela menggerus keuntungan, dimana biaya produksi menambang nikel jauh lebih besar, bahkan dua kali lipat dari perusahaan lain. Khusus untuk operasional, perusahaan membagi tiga pembiayaan yakni 25 persen untuk biaya sebelum melakukan penambangan, 50 persen biaya untuk aktivitas penambangan, dan 25 persen lagi untuk rehabilitasi.

Febriany mengakui mengakui biaya operasional PT Vale lebih besar dibandingkan perusahaan tambang lain. Semua itu dilakukan karena PT Vale terus menerapkan dan meningkatkan aspek keberlanjutan dalam operasional tambangnya. Selain melakukan investasi besar dengan membangun tiga PLTA, juga telah dibangun Lamella Gravity Settler, satu-satunya sistem pengolahan limbah terpadu guna memastikan lingkungan tidak tercemar.

Nah, semua itu dan ragam inovasi lain di pabrik dihadirkankan untuk memberikan jaminan bumi tetap lestari untuk anak cucu. "Kami sudah buat studi, ya biaya tambang PT Vale untuk operasionalnya itu rata-rata dua kali lipat lebih besar dibandingkan perusahaan lain. Komposisi spending-nya itu 25 persen sebelum menambang, 50 persen menambang, dan 25 persen untuk menutup tambangnya. Makanya, kami itu dua kali lipat dari yang lain," ungkapnya.

Semua itu dilakukan PT Vale demi menciptakan keseimbangan. Praktik pertambangan yang dilakukan tidak boleh merusak, apalagi mengorbankan masyarakat dan lingkungan. Olehnya itu, Febriany mengakui implementasi pertambangan berkelanjutan dengan prinsip ESG butuh modal besar disertai visi jangka panjang. Meski begitu, investasi ramah lingkungan itu sebenarnya tidak mahal untuk jangka panjang.

Hilirisasi Nikel dan Pertambangan Berkelanjutan untuk Anak Cucu

Dukung Ekonomi Daerah
Kontribusi PT Vale Indonesia ke pemerintah daerah cukup signifikan. Khusus untuk Kabupaten Luwu Timur misalnya, dimana perusahaan menyetor kurang lebih ratusan miliar setiap tahunnya dalam bentuk Pendapatan Asli Daerah alias PAD. Terbaru sekitar Rp600 miliar.

“Kontribusi dari PT Vale sangat cukup, kurang lebih Rp600 miliar dan memberkan manfaat yang besar bagi masyarakat,” kata Bupati Luwu Timur, Budiman, beberapa waktu lalu.

PT Vale Indonesia juga aktif melakukan berbagai kegiatan pemberdayaan di bidang pendidikan, UMKM, dan lingkungan. Termasuk menjaga danau purba ‘Danau Matano’ tetap jernih, meski berada sangat dekat dengan area operasi tambang.

Pj Gubernur Sulsel, Prof Zudan Arif Fakrulloh, memuji praktik pertambangan berkelanjutan dari PT Vale Indonesia. Lebih dari lima dekade beroperasi, tapi ekosistem alam, sepetti Danau Matano yang berada di area tambang masih tetap terjaga dengan baik.

“Tentunya hal itu menjadi contoh best practices dalam dunia pertambangan di Indonesia,” katanya.

Ia pun mendorong agar masyarakat Luwu Timur dan PT Vale Indonesia saling menjaga kebersamaan dan keharmonisan. Ia berharap perusahaan tambang nikel yang kini masuk bagian darı MIND ID terus berkembang serta memberikan dampak positif ke masyarakat dan menjaga alam tetap lestari.

Hilirisasi Nikel dan Pertambangan Berkelanjutan untuk Anak Cucu

Komitmen Hilirisasi
Corporate Communication MIND ID, Pratiwa Dyatmika, menegaskan komitmen Holding BUMN di bidang pertambangan itu untuk menggenjot hilirisasi mineral. Kebijakan itu dilakukan oleh semua perusahaan di bawah grup MIND ID. Selain PT Vale Indonesia, juga ada PT Antam, PT Bukit Asam, PT Inalum, PT Timah, dan PT Freeport Indonesia.

Dalam sosialisasi MediaMIND 2024 di Makassar, Pratiwa mengulas peran maupun kontribusi MIND ID dan anak perusahaan dalam membangun negeri. Ia bilang industri pertambangan semakin berkembang. Nah, dengan fokus pada hilirisasi, maka mampu menghasilkan nilai tambah, yang muaranya mendukung perekonomian nasional.

Pratiwa juga memaparkan mengenai langkah MIND ID yang tidak hanya berfokus semata pada bisnis pertambangan. MIND ID dan anak perusahaan konsisten menjaga lingkungan dan membantu banyak UMKM untuk terus bertumbuh. Termasuk senantiasa melakukan reklamasi pada lahan bekas tambang.

"MIND ID memiliki visi menjadi perusahaan sumber daya alam global terintegrasi dengan komitmen yang kuat terhadap masyarakat dan lingkungan. Kami memiliki tiga mandat yakni kepemilikan cadangan, hilirisasi, dan kepemilikan pasar," katanya.

Lebih jauh, Pratiwa menyampaikan masih banyaknya tantangan yang dihadapi sektor pertambangan. Salah satunya penolakan Uni Eropa di World Trade Organization (WTO) terhadap penghentian ekspor biji nikel ke negara tersebut.

"Jadi ayo kita sama-sama memperkuat posisi Indonesia untuk mewujudkan Indonesia Emas melalui pertambahan nilai pertambangan," ujarnya.

Selain memperkuat ekonomi nasional, hilirisasi minerba dapat meningkatkan nilai tambah komoditas, memperluas peluang pasar, menciptakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di berbagai daerah. Rantai hilirisasi ini diharapkan terus tersambung hingga ke industri yang lebih hilir terutama ekosistem baterai untuk kendaraan listrik.

Corporate Secretary MIND ID, Heri Yusuf, sebelumnya menyampaikan komitmennya untuk berkolaborasi mengembangkan PT Vale Indonesia, setelah proses divestasi rampung. Salah satunya ialah menggenjot hilirisasi nikel, yang kini menjadi primadona yang mendukung ekosistem kendaraan listrik.

"Kami akan mengoptimalkan proses hilirisasi terhadap hasil tambang PT Vale agar dapat mendukung industri dalam negeri serta kebutuhan ekspor dalam mendukung program hilirisasi," ujar Heri, dalam siaran persnya, beberapa waktu lalu.

Akuisisi saham PT Vale menjadi langkah strategis MIND ID agar Indonesia dapat mengambil posisi yang lebih kuat untuk mengamankan pasokan bahan baku industri hilir berbasis nikel.

“Aksi korporasi ini menjadi momentum dalam memperkuat posisi Indonesia dalam industri baterai dan kendaraan listrik ke depan,” tutup Heri.
(TRI)
Berita Terkait
Berita Terbaru