Warga Binaan Lapas Nusakambangan Berdaya Lewat Inovasi Pengolahan FABA

Rabu, 10 Sep 2025 16:09
Warga Binaan Lapas Nusakambangan Berdaya Lewat Inovasi Pengolahan FABA
Warga binaan Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, sedang melakukan pengolahan FABA menjadi material konstruksi berupa paving block. Foto/Istimewa
Comment
Share
NUSAKAMBANGAN - Warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, kini berperan dalam menggerakkan ekonomi lewat keterampilan baru.

Mereka mengolah limbah abu sisa pembakaran batu bara dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Adipala, yang dikenal dengan nama Fly Ash dan Bottom Ash (FABA), menjadi produk konstruksi bernilai tinggi. FABA, yang sebelumnya hanya dianggap limbah, kini menjadi sumber penghidupan yang menguntungkan.

Lewat workshop FABA di Pulau Nusakambangan, warga binaan diberikan keterampilan untuk mengolah limbah menjadi berbagai produk seperti batako, paving block, roaster, dan buis beton.

Program ini adalah hasil kolaborasi antara Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) dengan PT PLN (Persero), yang bertujuan mentransformasi Lapas dari citra “penjara menakutkan” menjadi pusat pemberdayaan yang mempersiapkan warga binaan untuk kehidupan produktif pascapembinaan.

Kevin Ruben Rafael, salah satu warga binaan Lapas Terbuka Nusakambangan, mengungkapkan rasa syukur atas adanya workshop ini. "Ini sangat membantu kami karena menambah ilmu pengetahuan. Nanti, ketika kami keluar, ilmu ini bisa bermanfaat bagi kehidupan kami di masyarakat," ujar Kevin.

Senada dengan itu, Listianto, warga binaan Lapas Nirbaya Nusakambangan, juga merasakan manfaat dari program ini. “Alhamdulillah, sekarang saya bisa mengikuti program ini. Saya ingin mandiri, dan menjadi lebih baik lagi saat kembali ke masyarakat,” ujarnya.

Menteri Imipas, Agus Andrianto, mengapresiasi kontribusi PLN dalam pelatihan ini. "Program ini adalah model pelatihan kerja yang sedang kami galakkan untuk mempersiapkan warga binaan kembali ke masyarakat,” katanya saat meninjau workshop FABA di Lapas Nusakambangan pada Selasa (9/9).

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyatakan bahwa pemanfaatan FABA menjadi produk bernilai tinggi membuka peluang ekonomi sirkuler dan solusi lingkungan. "Kami bangga warga binaan Lapas Nusakambangan bisa memanfaatkan limbah menjadi komoditas produktif. Program ini menciptakan lapangan kerja dan memberikan dampak positif bagi masyarakat,” ujar Darmawan.

Saat ini, workshop FABA di Nusakambangan telah dilengkapi dua mesin yang mampu menghasilkan hingga 2 juta paving block dan 1 juta batako per tahun. Jika kapasitas ini terjaga, workshop ini berpotensi menghasilkan omzet hingga Rp5,4 miliar per tahun.

Darmawan menambahkan, sebanyak 30 warga binaan telah aktif terlibat dalam produksi olahan FABA. Ia optimistis jumlah ini akan terus berkembang seiring dengan bimbingan berkelanjutan. "Kami sangat terkesan dengan kedisiplinan dan etos kerja mereka, yang menghasilkan produk berkualitas tinggi dan memiliki potensi pasar," tambah Darmawan.

Keberhasilan ini menunjukkan bahwa lapas bukan hanya tempat pembinaan, tetapi juga ruang yang bisa diberdayakan untuk kegiatan ekonomi yang produktif.

"Ke depannya, Nusakambangan akan menjadi contoh nasional bagaimana lapas dapat berkembang menjadi pusat pemberdayaan masyarakat sekaligus episentrum kegiatan ekonomi," tutup Darmawan.
(TRI)
Berita Terkait
Berita Terbaru