UMI Dirikan Posko Kesehatan Pertama di Aek Manis, Wilayah Terisolasi Longsor

Sabtu, 13 Des 2025 21:52
UMI Dirikan Posko Kesehatan Pertama di Aek Manis, Wilayah Terisolasi Longsor
Tim Medis Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, kembali melanjutkan misi kemanusiaan di wilayah terdampak banjir dan longsor di Desa Aek Manis, Kecamatan Sibolga Selatan.
Comment
Share
SUMATERA - Tim Medis Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, kembali melanjutkan misi kemanusiaan di wilayah terdampak banjir dan longsor di Desa Aek Manis, Kecamatan Sibolga Selatan, Kota Sibolga, Sumatera Utara, dengan mendirikan posko kesehatan pertama di daerah yang telah lama terputus akses jalan akibat longsor.

Posko ini menjadi titik layanan kesehatan perdana yang menjangkau langsung masyarakat terdampak, khususnya kelompok rentan. Dalam kegiatan tersebut, Tim Medis UMI melaksanakan pemeriksaan kesehatan umum, pengukuran tanda vital, pemberian pengobatan, serta distribusi susu bagi balita, ibu hamil, dan lanjut usia sebagai kelompok prioritas dalam kondisi darurat pascabencana.

Berdasarkan data pemerintah setempat, tercatat sekitar 771 warga Sibolga Selatan terdampak banjir di wilayah Sumatera Utara. Di Desa Aek Manis, bencana longsor telah menelan 43 korban jiwa, sementara hingga saat ini aliran listrik masih terputus, memperberat kondisi hidup masyarakat. Dalam situasi keterbatasan tersebut, kehadiran posko kesehatan UMI menjadi kebutuhan mendesak sekaligus penguat moral bagi warga yang masih bertahan di lokasi.

Masyarakat Desa Aek Manis menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih yang mendalam karena Tim Medis UMI Makassar merupakan tim medis pertama yang hadir dan mendirikan posko kesehatan, memberikan layanan langsung yang menyentuh kebutuhan dasar masyarakat. Selain pelayanan di lapangan, Tim Medis UMI juga menyerahkan bantuan obat-obatan kepada Kepala Puskesmas Aek Manis untuk memperkuat layanan kesehatan setempat dalam penanganan lanjutan.

Ketua Tim Relawan UMI, dr Berry, menyampaikan bahwa perhatian terhadap lansia menjadi prioritas dalam penanganan kesehatan pascabencana.

“Lansia merupakan kelompok yang sangat rentan dalam situasi pascabencana. Melalui pemeriksaan kesehatan ini, kami ingin memastikan kondisi kesehatan mereka tetap terpantau dan mereka merasa tidak ditinggalkan,” ujar dr Berry.

Sebagaimana disampaikan dalam rilis sebelumnya, kehadiran UMI di wilayah terdampak tidak berhenti pada respons awal maupun pelayanan insidental. Rilis terbaru ini menegaskan fase lanjutan dari misi kemanusiaan UMI, yaitu penetrasi ke wilayah terisolasi, pendirian posko permanen sementara, serta penguatan fasilitas kesehatan lokal.

Rangkaian aksi ini menunjukkan bahwa UMI menjalankan kerja kemanusiaan secara berkelanjutan, terencana, dan konsisten, sejalan dengan jati diri UMI sebagai kampus ilmu, ibadah, dan kemanusiaan yang hadir nyata ketika masyarakat paling membutuhkan.
(GUS)
Berita Terkait
Berita Terbaru