Tembus Wilayah Terisolasi, Tim Relawan UMI Dirikan Posko Kesehatan di Tukka

Minggu, 14 Des 2025 21:17
Tembus Wilayah Terisolasi, Tim Relawan UMI Dirikan Posko Kesehatan di Tukka
Tim Relawan Bantuan Medis Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar kembali menunjukkan komitmen kemanusiaannya dengan menembus wilayah terisolasi dan mendirikan posko kesehatan darurat.
Comment
Share
SUMATERA - Pascabencana banjir bandang dan longsor yang melanda wilayah Lingkungan 3 Onon Tukka, Kecamatan Tukka, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, akses layanan kesehatan bagi masyarakat hingga kini masih sangat terbatas. Wilayah ini tercatat sebagai salah satu titik terdampak terparah, dengan sekitar 550 kepala keluarga harus menghadapi kondisi darurat kesehatan pascabencana.

Menjawab situasi tersebut, Tim Relawan Bantuan Medis Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar kembali menunjukkan komitmen kemanusiaannya dengan menembus wilayah terisolasi dan mendirikan posko kesehatan darurat bagi masyarakat terdampak, Minggu (14/12/2025).

Posko kesehatan didirikan di Lingkungan 3 Onon Tukka, tepat di samping Puskesmas Tukka yang hingga saat ini belum dapat beroperasi akibat kerusakan parah. Dalam kondisi darurat sebelumnya, masyarakat setempat bahkan sempat membuka puskesmas secara terbatas untuk mengambil obat-obatan dan peralatan medis dasar demi memenuhi kebutuhan mendesak, menandakan betapa kritisnya akses layanan kesehatan di wilayah tersebut.

Melalui posko kesehatan darurat ini, Tim Relawan Bantuan Medis UMI Makassar memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat dengan memprioritaskan kelompok rentan, khususnya balita dan lanjut usia. Tercatat sebanyak 90 pasien mendapatkan layanan medis, dengan keluhan terbanyak berupa infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), diare, serta infeksi kulit, yang umum muncul pada situasi pascabencana.

Layanan yang diberikan meliputi pemeriksaan kesehatan umum, pemantauan kondisi fisik lansia, pemeriksaan kesehatan anak dan balita, serta pemberian obat-obatan sesuai indikasi medis. Selain itu, tim UMI juga menyalurkan bantuan logistik pendukung kesehatan dan gizi, berupa susu, makanan tambahan, air minum bersih, serta perlengkapan personal hygiene, guna mencegah munculnya penyakit lanjutan di tengah keterbatasan fasilitas.

Kondisi pascabencana di Onon Tukka hingga kini masih menyisakan berbagai keterbatasan, khususnya pada sarana pelayanan kesehatan. Dalam situasi tersebut, kehadiran posko kesehatan UMI menjadi tumpuan harapan warga untuk memperoleh layanan medis yang aman, layak, dan mudah dijangkau.

Salah seorang warga Onon Tukka, Romatua Nanjaya Sitompul, menyampaikan rasa haru dan terima kasih atas kehadiran tim relawan UMI yang datang langsung dari Makassar.

“Kami tidak menyangka ada tim medis yang datang sejauh ini untuk membantu kami. Anak-anak dan orang tua kami sangat terbantu. Kehadiran UMI benar-benar meringankan beban kami di tengah kondisi yang sulit,” ujarnya.

Ketua Tim Relawan Bantuan Medis UMI, dr Berry, menjelaskan bahwa pendirian posko kesehatan ini merupakan bagian dari respons cepat dan berkelanjutan UMI terhadap kebutuhan masyarakat di wilayah terdampak bencana.

“Posko ini kami hadirkan sebagai layanan sementara agar masyarakat tetap mendapatkan akses kesehatan dan bantuan gizi. Kami ingin memastikan bahwa balita, lansia, dan seluruh warga tidak terabaikan meski fasilitas kesehatan setempat belum berfungsi,” jelasnya.

Aksi kemanusiaan di Tukka ini melengkapi rangkaian kegiatan Tim Relawan UMI sebelumnya di Sibolga Selatan dan Aek Manis, mulai dari pendirian posko kesehatan pertama, pelayanan medis langsung, distribusi obat-obatan, hingga penguatan gizi bagi kelompok rentan. Rilis terbaru ini menegaskan kesinambungan dan sistematika kerja kemanusiaan UMI, yang tidak berhenti pada respons awal, tetapi berlanjut hingga menjangkau wilayah paling terisolasi.

Melalui pendekatan terencana, kolaboratif, dan berorientasi pada kebutuhan riil masyarakat, Universitas Muslim Indonesia Makassar kembali menegaskan jati dirinya sebagai kampus kemanusiaan yang hadir nyata saat negara dan rakyat membutuhkan. Sebuah dedikasi yang tidak hanya menggerakkan hati masyarakat, tetapi juga mencerminkan kontribusi strategis perguruan tinggi Indonesia dalam misi kemanusiaan nasional.
(GUS)
Berita Terkait
Berita Terbaru