Interkoneksi Sumatera - Aceh Pulih, PLN Mulai Operasikan Pembangkit

Kamis, 18 Des 2025 16:38
Interkoneksi Sumatera - Aceh Pulih, PLN Mulai Operasikan Pembangkit
Dirut PLN Darmawan Prasodjo dan para petugas PLN ketika menyelesaikan pemasangan kabel di titik tower 142 pada jaringan transmisi Pangkalan Brandan - Langsa di Aceh Tamiang. Foto/IST
Comment
Share
ACEH TAMIANG - PT PLN (Persero) berhasil memulihkan jaringan transmisi bertegangan 150 kilovolt (kV) Pangkalan Brandan–Langsa pada Rabu (17/12) pukul 13.30 WIB. Dengan rampungnya pemulihan ini, sistem kelistrikan Aceh yang sebelumnya terisolasi kini kembali terhubung dengan backbone sistem kelistrikan besar Sumatera.

Pulihnya jalur transmisi tersebut menjadi tonggak penting pemulihan kelistrikan Aceh pascabencana. Selanjutnya, PLN memasuki tahapan pengoperasian kembali pembangkit listrik guna memulihkan sistem secara bertahap dan menyeluruh.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menjelaskan bahwa jaringan transmisi Pangkalan Brandan–Langsa merupakan penopang utama interkoneksi sistem kelistrikan Sumatera dan Aceh. Oleh karena itu, percepatan pemulihan jalur ini menjadi prioritas utama PLN.

“Tersambungnya kembali transmisi Pangkalan Brandan–Langsa adalah titik penting dalam pemulihan kelistrikan Aceh. Jalur ini menjadi backbone interkoneksi Sumatera - Aceh, sehingga pemulihannya membuka jalan bagi tahapan lanjutan pemulihan sistem secara menyeluruh,” ujar Darmawan.

Pemulihan interkoneksi dilakukan melalui pembangunan tower darurat di sejumlah titik transmisi yang terdampak banjir dan longsor. Langkah ini memastikan jalur Pangkalan Brandan–Langsa dapat kembali difungsikan secara aman dan andal.

"Dalam prosesnya, pembangunan tower darurat ini dilakukan di tengah kondisi lapangan yang menantang, mulai dari akses lokasi yang terbatas, kontur medan yang labil pascabencana, hingga curah hujan yang tinggi sehingga menyebabkan genangan air dan lumpur yang ekstrem," jelas Darmawan.

Setelah jaringan transmisi kembali tersambung, PLN melanjutkan pemulihan dengan pengoperasian kembali pembangkit listrik, khususnya PLTU Nagan Raya. Tahapan ini dilakukan secara hati-hati agar sistem kelistrikan Aceh dapat pulih secara stabil.

Untuk mencapai pengoperasian optimal, dibutuhkan waktu sekitar 48 jam melalui proses pemanasan, sinkronisasi sistem, serta pengujian kinerja sebelum beban listrik ditingkatkan.

“Pemulihan kelistrikan harus dilakukan berurutan. Setelah interkoneksi aman, kami masuk ke pengoperasian pembangkit agar pasokan yang dihasilkan benar-benar optimal dan dapat menopang sistem secara andal,” tegasnya.

Selanjutnya, pasokan listrik akan disalurkan secara bertahap ke jaringan distribusi yang mencakup 20 unit gardu induk, 558 unit penyulang, dan 15.717 unit gardu distribusi yang melayani masyarakat di seluruh wilayah Aceh.

Dalam mendukung seluruh proses pemulihan ini, lebih dari 1.600 petugas PLN terus bersiaga di lapangan hingga pemulihan kelistrikan pascabencana dapat dituntaskan sepenuhnya.

Darmawan menyampaikan bahwa semangat masyarakat Aceh menjadi sumber motivasi bagi seluruh insan PLN. “Kami belajar dari semangat dan perjuangan masyarakat Aceh yang tidak pernah padam untuk bangkit dari kondisi bencana ini. Maka tim PLN tidak pernah menyerah karena ini bukan hanya soal memulihkan pasokan listrik, namun ini adalah simbol api perjuangan rakyat Aceh," ungkapnya.

Meski demikian, Darmawan menjelaskan bahwa di sejumlah wilayah Aceh masih terdapat genangan air dan lumpur pascabencana. Oleh karena itu, proses penormalan jaringan listrik dilakukan dengan penuh kehati-hatian demi keselamatan masyarakat. Ia juga menyampaikan permohonan maaf serta meminta dukungan masyarakat Aceh selama proses pemulihan berlangsung.

“Kami memahami betul ketidaknyamanan yang dirasakan masyarakat pascabencana. Atas kondisi ini, kami menyampaikan permohonan maaf. Kami memohon doa dan dukungan masyarakat Aceh agar seluruh tahapan pemulihan kelistrikan dapat diselesaikan dengan aman dan cepat,” tutup Darmawan.
(TRI)
Berita Terkait
Berita Terbaru