Dinilai Tak Berkontribusi, Warga Desak Bubarkan Huadi Bantaeng Industrial Park
Sabtu, 28 Des 2024 20:16

Aksi unjuk rasa warga Papan Loe menuntut kejelasan dari pihak Huadi Bantaeng Industrial Park. Foto: SINDO Makassar/Bahar Karibo
BANTAENG - Warga Desa Papan Loe, Kecamatan Pa'jukukang mendesak pemerintah membubarkan PT Huadi Bantaeng Industrial Park (HBIP), selaku pengelola Kawasan Industri Bantaeng (KIBA).
Desakan ini tak lepas dari kehadiran HBIP yang dinilai tidak memberikan kontribusi positif kepada masyarakat.
Hal itu ditegaskan salah seorang warga Papan Loe, Asdar HL. Menurutnya, kehadiran HBIP justru memperburuk kondisi di lingkungan sekitar KIBA beroperasi. Terutama terhadap kesejahteraan masyarakat.
Padahal menurut dia, Desa Papan Loe selama ini disebut sebagai wilayah penyumbang pendapatan asli daerah (PAD) terbesar di Kabupaten Bantaeng.
Kondisi ini Asdar HL pun tidak lebih baik ketika sejumlah aktivis yang pernah menyoroti kondisi warga Papan Loe bergabung ke dalam HBIP.
Bahkan para aktivis ini kata Asdar HL beberapa kali melakukan unjuk rasa bersama warga papan loe di Gedung DPRD Bantaeng, meminta pemerintah bersama DPRD memperhatikan nasib warga papan loe yang terkena dampak polusi yang ditimbulkan oleh PT Huadi Grup.
"Namun sejak tergabung di PT Huadi Bantaeng Industrial Park, mereka tidak lagi memikirkan bagaimana kondisi masyarakat Papan Loe, tapi lebih memikirkan kepentingan mereka masing-masing," ucap Asdar.
Warga lainnya, Syarifuddin mengatakan, tugas HBIP sebagai pengelola kawasan industri seharusnya lebih tahu kondisi masyarakat sekitar. Apalagi dalam jajaran pengurus HBIP terdapat sejumlah mantan aktivis yang pernah berjuang bersama warga Papan Loe.
Menurut Syarifuddin, kehadiran HBIP itu seharusnya membantu pemerintah daerah untuk menyelesaikan persoalan masyarakat Desa Papan Loe yang terdampak. Namun sampai saat ini sejak didirikan 2022 lalu, keberadaan HBIP hanya menjadi pemicu konflik antara perusahaan dangan warga.
"Kami warga Papan Loe tidak percaya lagi dengan keberadaan HBIP," beber Syarifuddin.
Lebih jauh Syarifuddin mengatakan, sampai hari ini HBIP hanya sekadar nama. Orang orang yang tergabung di dalam HBIP itu tidak memberikan kontribusi kepada masayarakat, khususnya yang terkena dampak pabrik.
"Apa yang terjadi sekarang ini akibat permainan orang orang HBIP," tegas Syarifuddin.
Warga Papan Loe meminta kepada pemerintah daerah, segera membubarkan HBIP. Karena warga menyakini, keberadaannya tidak memberikan asas manfaat kepada warga papan loe secara keseluruhan.
Sebagai informasi, pada 2023 lalu, sejumlah aktivis di Bantaeng menyoroti kehadiran HBIP. Pasalnya, proses rekrutmen tenaga kerja diduga melibatkan HBIP. Bahkan para aktivis mempertanyakan legalitas formal HBIP tersebut.
Keabasahan HBIP tersebut bahkan sudah dibahas di tingkat Rapat Dengar Pendapat (RDP) tanggal 10 Agustus 2023 di ruang rapat paripurna yang dihadiri oleh SKPD terkait.
Sementara itu, Humas Huadi Bantaeng Industrial Park (HBIP) Ardi Jalarambang saat dihubungi sejak Kamis 26 Desember mengatakan sementara melakukan koordinasi dengan pimpinan di HBIP. Hingga berita ini tayang, ia belum memberikan klarifikasi.
Desakan ini tak lepas dari kehadiran HBIP yang dinilai tidak memberikan kontribusi positif kepada masyarakat.
Hal itu ditegaskan salah seorang warga Papan Loe, Asdar HL. Menurutnya, kehadiran HBIP justru memperburuk kondisi di lingkungan sekitar KIBA beroperasi. Terutama terhadap kesejahteraan masyarakat.
Padahal menurut dia, Desa Papan Loe selama ini disebut sebagai wilayah penyumbang pendapatan asli daerah (PAD) terbesar di Kabupaten Bantaeng.
Kondisi ini Asdar HL pun tidak lebih baik ketika sejumlah aktivis yang pernah menyoroti kondisi warga Papan Loe bergabung ke dalam HBIP.
Bahkan para aktivis ini kata Asdar HL beberapa kali melakukan unjuk rasa bersama warga papan loe di Gedung DPRD Bantaeng, meminta pemerintah bersama DPRD memperhatikan nasib warga papan loe yang terkena dampak polusi yang ditimbulkan oleh PT Huadi Grup.
"Namun sejak tergabung di PT Huadi Bantaeng Industrial Park, mereka tidak lagi memikirkan bagaimana kondisi masyarakat Papan Loe, tapi lebih memikirkan kepentingan mereka masing-masing," ucap Asdar.
Warga lainnya, Syarifuddin mengatakan, tugas HBIP sebagai pengelola kawasan industri seharusnya lebih tahu kondisi masyarakat sekitar. Apalagi dalam jajaran pengurus HBIP terdapat sejumlah mantan aktivis yang pernah berjuang bersama warga Papan Loe.
Menurut Syarifuddin, kehadiran HBIP itu seharusnya membantu pemerintah daerah untuk menyelesaikan persoalan masyarakat Desa Papan Loe yang terdampak. Namun sampai saat ini sejak didirikan 2022 lalu, keberadaan HBIP hanya menjadi pemicu konflik antara perusahaan dangan warga.
"Kami warga Papan Loe tidak percaya lagi dengan keberadaan HBIP," beber Syarifuddin.
Lebih jauh Syarifuddin mengatakan, sampai hari ini HBIP hanya sekadar nama. Orang orang yang tergabung di dalam HBIP itu tidak memberikan kontribusi kepada masayarakat, khususnya yang terkena dampak pabrik.
"Apa yang terjadi sekarang ini akibat permainan orang orang HBIP," tegas Syarifuddin.
Warga Papan Loe meminta kepada pemerintah daerah, segera membubarkan HBIP. Karena warga menyakini, keberadaannya tidak memberikan asas manfaat kepada warga papan loe secara keseluruhan.
Sebagai informasi, pada 2023 lalu, sejumlah aktivis di Bantaeng menyoroti kehadiran HBIP. Pasalnya, proses rekrutmen tenaga kerja diduga melibatkan HBIP. Bahkan para aktivis mempertanyakan legalitas formal HBIP tersebut.
Keabasahan HBIP tersebut bahkan sudah dibahas di tingkat Rapat Dengar Pendapat (RDP) tanggal 10 Agustus 2023 di ruang rapat paripurna yang dihadiri oleh SKPD terkait.
Sementara itu, Humas Huadi Bantaeng Industrial Park (HBIP) Ardi Jalarambang saat dihubungi sejak Kamis 26 Desember mengatakan sementara melakukan koordinasi dengan pimpinan di HBIP. Hingga berita ini tayang, ia belum memberikan klarifikasi.
(MAN)
Berita Terkait

Makassar City
Pemkab Bantaeng dan Unhas Teken MoU Program Prioritas Petani Bangkit
Pemkab Bantaeng bersama Unhas menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepakatan di Ruang Rapat Rektor, Kampus Unhas Tamalanrea, Rabu (11/6/2025).
Rabu, 11 Jun 2025 20:28

Sulsel
Bupati Uji Nurdin Serahkan Kendaraan Pengangkut Sampah ke Kepala Pasar
Bupati Bantaeng, M. Fathul Fauzy menyerahkan motor sampah tiga roda kepada Kepala Pasar Banyorang Andi Akmal Dg Pagolla, Selasa (10/6/2025).
Rabu, 11 Jun 2025 11:39

Sulsel
Bupati Uji Nurdin Siap Beri Dukungan ke LDII Bantaeng
Bupati Bantaeng, M. Fathul Fauzy Nurdin menghadiri Silaturahmi dan Halalbihalal DPD Lembaga Dakwah Islam Indonesia Kabupaten Bantaeng di Masjid Nurul Mahmud, Dusun Dongkokang, Desa Lonrong.
Selasa, 10 Jun 2025 13:24

Sulsel
90 Warga Bantaeng Terima Bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial
Pemerintah Kabupaten Bantaeng melalui Dinas Sosial menyalurkan bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial dari Sentra Pangngurangi Takalar, diwakili Qadriansyah, kepada masyarakat penerima.
Jum'at, 06 Jun 2025 20:09

Sulsel
Bupati Bantaeng Uji Nurdin Terima Sapi Kurban 802 Kg dari Presiden Prabowo
Bupati Bantaeng, M. Fathul Fauzy Nurdin menerima Sapi Kurban berat 802 Kg dari Presiden Prabowo Subianto.
Kamis, 05 Jun 2025 20:55
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Dulu Ngotot Pemberian TPP Sudah Sesuai Perpres, Kini Jadi Temuan BPK Nilainya Rp2,5 Miliar
2

Surya Paloh Percayakan Nasdem Sulsel jadi Tuan Rumah Rakernas 2025
3

Kejari Jeneponto Tetapkan 3 Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Penggandaan Soal Ujian Nasional
4

Kejaksaan Pangkep Musnakan Barang Bukti, Termasuk dari 16 Perkara Narkotika
5

Konsorsium Sultanbatara dan PKK Sulsel Gelar Bimtek Teknologi Hijau Fashion
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Dulu Ngotot Pemberian TPP Sudah Sesuai Perpres, Kini Jadi Temuan BPK Nilainya Rp2,5 Miliar
2

Surya Paloh Percayakan Nasdem Sulsel jadi Tuan Rumah Rakernas 2025
3

Kejari Jeneponto Tetapkan 3 Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Penggandaan Soal Ujian Nasional
4

Kejaksaan Pangkep Musnakan Barang Bukti, Termasuk dari 16 Perkara Narkotika
5

Konsorsium Sultanbatara dan PKK Sulsel Gelar Bimtek Teknologi Hijau Fashion