XL Axiata Siap Hadapi Tantangan Industri Telekomunikasi di Masa Depan
Senin, 28 Okt 2024 18:26

Manajemen PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) bersiap menghadapi tantangan bisnis industri telekomunikasi yang semakin kompleks pada masa mendatang. Foto/Dok XL Axiata
JAKARTA - Manajemen PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) bersiap menghadapi tantangan bisnis yang tentunya tidak bakal mudah pada masa depan. Selain kompetisi industri yang ketat, tantangan lain datang dari regulasi yang belum jelas, seperti RT/RW Net, kemunculan Starlink, serta aturan mengenai OTT (Over The Top) dan biaya regulasi.
Chief Corporate Affairs XL Axiata, Marwan O Baasir, mengatakan industri telekomunikasi Indonesia ke depan tetap akan sangat menantang. Kompetisi antar-operator akan terus ketat, dan perkembangan selera serta kebutuhan pelanggan juga akan mempengaruhi strategi bisnis.
"Kami harus menghadapi pesaing baru yang membawa teknologi baru, seperti Starlink, di tengah belum jelasnya aturan yang berpotensi mengganggu bisnis," kata dia.
Meskipun tantangan besar ada, XL Axiata melihat peluang untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis dengan fokus pada kualitas layanan dan inovasi. Perusahaan berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, termasuk layanan konvergensi.
XL Axiata juga menekankan pentingnya menjaga keberlangsungan industri dengan memastikan layanan berkualitas dengan harga kompetitif. Manajemen berharap pemerintah dapat menciptakan iklim positif yang mendukung pembangunan nasional. Marwan menyoroti perlunya intervensi pemerintah dalam masalah regulasi yang belum terselesaikan.
Salah satu tantangan regulasi yang dihadapi adalah insentif biaya regulasi. Marwan menyatakan dalam menjalankan bisnis telekomunikasi di Indonesia, pihaknya selalu berupaya mematuhi setiap kebijakan dan aturan yang ditetapkan oleh regulator.
"Pajak spektrum frekuensi yang terus meningkat berdampak pada biaya operasional kami," tuturnya.
XL Axiata berharap pemerintah memperhatikan beban regulasi yang ada. Rasio biaya Hak Penggunaan Frekuensi (BHP) terhadap pendapatan kotor operator telah mencapai 13-14%, jauh melebihi batas ideal 5-10%.
Terkait kebutuhan spektrum tambahan untuk meningkatkan kualitas layanan, XL Axiata mendorong pemerintah menggelar lelang spektrum yang sesuai untuk jaringan 4G dan 5G. Perusahaan berminat mengikuti lelang frekuensi 700 MHz dan 26 GHz dengan harapan harga yang lebih terjangkau.
Selain itu, praktik penjualan kembali layanan internet ilegal (RT/RW Net) menjadi tantangan tersendiri. Marwan menekankan dampak negatif dari praktik ini, yang merugikan pelanggan dan operator, serta berpotensi mengancam keamanan data. “Pemerintah perlu melakukan pengaturan dan penertiban menyeluruh,” ujarnya.
XL Axiata juga menyambut baik kehadiran Starlink, melihatnya sebagai peluang untuk layanan internet cepat di daerah terpencil. Namun, perusahaan menekankan perlunya regulasi yang adil untuk menciptakan persaingan sehat di industri.
“Pemerintah perlu memastikan equal playing field antara Starlink dengan operator yang sudah ada. Kami siap untuk berkolaborasi dengan Starlink untuk memperluas jangkauan layanan internet,” lanjut Marwan.
Mengenai OTT, XL Axiata menegaskan perlunya regulasi yang tegas. Operator telekomunikasi dikenakan biaya PNBP dan harus berinvestasi, sementara OTT tidak membayar secara proporsional. “Aturan diperlukan untuk memastikan perlakuan yang setara,” kata Marwan.
XL Axiata menyoroti bahwa pelaku bisnis OTT meraih keuntungan besar dari industri internet Indonesia, sementara operator telekomunikasi tidak merasakan kenaikan pendapatan yang sebanding meski trafik meningkat.
Chief Corporate Affairs XL Axiata, Marwan O Baasir, mengatakan industri telekomunikasi Indonesia ke depan tetap akan sangat menantang. Kompetisi antar-operator akan terus ketat, dan perkembangan selera serta kebutuhan pelanggan juga akan mempengaruhi strategi bisnis.
"Kami harus menghadapi pesaing baru yang membawa teknologi baru, seperti Starlink, di tengah belum jelasnya aturan yang berpotensi mengganggu bisnis," kata dia.
Meskipun tantangan besar ada, XL Axiata melihat peluang untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis dengan fokus pada kualitas layanan dan inovasi. Perusahaan berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, termasuk layanan konvergensi.
XL Axiata juga menekankan pentingnya menjaga keberlangsungan industri dengan memastikan layanan berkualitas dengan harga kompetitif. Manajemen berharap pemerintah dapat menciptakan iklim positif yang mendukung pembangunan nasional. Marwan menyoroti perlunya intervensi pemerintah dalam masalah regulasi yang belum terselesaikan.
Salah satu tantangan regulasi yang dihadapi adalah insentif biaya regulasi. Marwan menyatakan dalam menjalankan bisnis telekomunikasi di Indonesia, pihaknya selalu berupaya mematuhi setiap kebijakan dan aturan yang ditetapkan oleh regulator.
"Pajak spektrum frekuensi yang terus meningkat berdampak pada biaya operasional kami," tuturnya.
XL Axiata berharap pemerintah memperhatikan beban regulasi yang ada. Rasio biaya Hak Penggunaan Frekuensi (BHP) terhadap pendapatan kotor operator telah mencapai 13-14%, jauh melebihi batas ideal 5-10%.
Terkait kebutuhan spektrum tambahan untuk meningkatkan kualitas layanan, XL Axiata mendorong pemerintah menggelar lelang spektrum yang sesuai untuk jaringan 4G dan 5G. Perusahaan berminat mengikuti lelang frekuensi 700 MHz dan 26 GHz dengan harapan harga yang lebih terjangkau.
Selain itu, praktik penjualan kembali layanan internet ilegal (RT/RW Net) menjadi tantangan tersendiri. Marwan menekankan dampak negatif dari praktik ini, yang merugikan pelanggan dan operator, serta berpotensi mengancam keamanan data. “Pemerintah perlu melakukan pengaturan dan penertiban menyeluruh,” ujarnya.
XL Axiata juga menyambut baik kehadiran Starlink, melihatnya sebagai peluang untuk layanan internet cepat di daerah terpencil. Namun, perusahaan menekankan perlunya regulasi yang adil untuk menciptakan persaingan sehat di industri.
“Pemerintah perlu memastikan equal playing field antara Starlink dengan operator yang sudah ada. Kami siap untuk berkolaborasi dengan Starlink untuk memperluas jangkauan layanan internet,” lanjut Marwan.
Mengenai OTT, XL Axiata menegaskan perlunya regulasi yang tegas. Operator telekomunikasi dikenakan biaya PNBP dan harus berinvestasi, sementara OTT tidak membayar secara proporsional. “Aturan diperlukan untuk memastikan perlakuan yang setara,” kata Marwan.
XL Axiata menyoroti bahwa pelaku bisnis OTT meraih keuntungan besar dari industri internet Indonesia, sementara operator telekomunikasi tidak merasakan kenaikan pendapatan yang sebanding meski trafik meningkat.
(TRI)
Berita Terkait

Ekbis
Smartfren Terus Perluas Jangkauan, Hadir di Lebih Banyak Kota
Setelah resmi menjadi bagian dari PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk (XLSMART) melalui proses merger, Smartfren memperkuat langkah strategisnya dengan memperluas cakupan jaringan.
Kamis, 18 Sep 2025 12:04

News
XLSMART Apresiasi Pelanggan Lewat Fun Bike dan Festival di Semarang
XLSMART sukses menggelar XL Weekend Rush Semarang, festival besar yang menggabungkan fun bike, hiburan, dan gaya hidup digital, Minggu (14/9) kemarin.
Senin, 15 Sep 2025 13:49

Ekbis
Fitur My Package di myXL: Solusi Cegah Kuota Hangus
Salah satu inovasi terbarunya adalah menghadirkan kembali fitur "Lihat Paket Saya" atau "My Package" di aplikasi myXL, guna membantu pelanggan mengelola penggunaan data secara optimal.
Senin, 08 Sep 2025 18:48

Ekbis
XLSMART Rayakan Hari Pelanggan Nasional dengan Program Poin dan Kejutan Spesial
Dalam rangka merayakan Hari Pelanggan Nasional, PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk (XLSMART) menghadirkan program apresiasi bertajuk “XL Poin Spesial Hari Pelanggan”.
Kamis, 04 Sep 2025 19:39

Ekbis
XLSMART Tumbuh Solid di Kuartal II 2025: Pendapatan Naik, Pelanggan Tembus 82,6 Juta
PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk (XLSMART) berhasil mencatat kinerja yang solid pada kuartal kedua tahun 2025, setelah resmi menjalani proses merger.
Kamis, 28 Agu 2025 14:19
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Aksi Nyata! GoZero% Goes to Makassar Kumpul 1,4 Ton Sampah di Pantai Barombong-Galesong
2

Wabup Gowa Hadiri Groundbreaking Koperasi Merah Putih Secara Virtual
3

Senator Sebut Bupati dan Ketua DPRD Dukung Wacana DOB Pemekaran Selayar
4

Perkuat Mutu Pendidikan, Sekolah Islam Athirah Gandeng Tiga Kampus Ternama
5

OJK: Sektor Jasa Keuangan Sulampua Stabil, Berkontribusi Pacu Ekonomi Daerah
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Aksi Nyata! GoZero% Goes to Makassar Kumpul 1,4 Ton Sampah di Pantai Barombong-Galesong
2

Wabup Gowa Hadiri Groundbreaking Koperasi Merah Putih Secara Virtual
3

Senator Sebut Bupati dan Ketua DPRD Dukung Wacana DOB Pemekaran Selayar
4

Perkuat Mutu Pendidikan, Sekolah Islam Athirah Gandeng Tiga Kampus Ternama
5

OJK: Sektor Jasa Keuangan Sulampua Stabil, Berkontribusi Pacu Ekonomi Daerah