Laju Ekonomi Sulsel Masuk 5 Besar Tertinggi, Sektor Pertanian Jadi Penopang
Rabu, 14 Mei 2025 15:36

Pimpinan BI & OJK serta Pemprov Sulsel berfoto bersama usai acara Sulsel Talk dengan tema Ekonomi Sulsel di Pusaran Perang Dagang Global 2.0: Menakar Risiko, Menjemput Pulang. Foto/IST
MAKASSAR - Laju ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) pada triwulan I 2025 sebesar 5,78 persen, tidak hanya berada di atas angka nasional 4,78 persen. Bahkan, masuk lima besar daerah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda, pada acara Sulsel Talk di Baruga Phinisi BI Sulsel, Rabu (14/5/2025). Kali ini, diskusi lintas sektor itu mengangkat tema 'Ekonomi Sulsel di Pusaran Perang Dagang Global 2.0: Menakar Risiko, Menjemput Pulang'.
Sulsel Talk dibuka langsung oleh Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel, Jufri Rahman. Selanjutnya, dilaksanakan pemaparan dirangkaikan tanya jawab, dengan tiga narasumber. Masing-masing yakni Kepala BI Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda; Kepala OJK Sulsel dan Sulbar, Moch Muchlasin, dan ekonom senior Indef, Aviliani.
Sulsel Talk kali ini membahas dinamika perekonomian global dan nasional, isu strategis daerah, serta proyeksi (outlook) ekonomi Sulsel tahun 2025. Termasuk memaparkan data terkait laju ekonomi pada triwulan I 2025.
Rizki menjelaskan laju ekonomi Sulsel pada awal tahun ini cukup meyakinkankan. Ekonomi provinsi ini tumbuh 5,78 persen atau lebih baik dibandingkan triwulan IV 2024 sebesar 5,18 persen. Dari total 38 provinsi, Sulsel masuk lima besar daerah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia.
"Sulsel rangking lima untuk pertumbuhan ekonomi," kata Rizki.
Maluku Utara menjadi wilayah dengan pertumbuhan tertinggi yakni 34,58 persen. Disusul Papua Barat 25,53 persen, Sulawesi Tengah 8,69 persen, dan Gorontalo 6,07 persen.
Rizki menjabarkan secara spasial, laju ekonomi tertinggi memang berada di Pulau Sulawesi sebesar 6,4 persen (yoy). Nah, Sulsel tampil sebagai kontributor utama mencapai 2,54 persen. Disusul Sulteng (2,02 persen), Sultra (0,73 persen), Sulut (0,68 persen), Gorontalo (0,23 persen), dan Sulbar (0,2 persen).
"Penyumbang utama pertumbuhan ekonomi triwulan I 2025 (di Pulau Sulawesi) adalah pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan," paparnya.
Jika dilihat lebih detail, faktor pendukung laju ekonomi positif di Sulsel pun berasal dari sektor pertanian. Sektor ini masih menjadi penopang atau tumpuan untuk menggerakkan ekonomi, apalagi tatkala sektor-sektor lain yang menjadi andalan malah mengalami perlambatan, bahkan kontraksi.
"Sumber utama pertumbuhan pada triwulan I 2025 adalah lapangan usaha pertanian. Produksi padi naik 139,22 persen (yoy) imbas low base effect pengaruh El Nino dan cuaca baik. Sementara produksi ikan tangkap naik 5,87 persen (yoy) seiring efektivitas penggunaan alat Fish Aggregating Device," terangnya.
Adapun sektor konstruksi dan pertambangan, diakuinya mengalami kontraksi. Sektor konstruksi mengalami kontraksi gegara penurunan belanja modal APBN dan APBD. Sedangkan, sektor pertambangan terkontraksi akibat penurunan produksi nikel matte dan barang galian C.
"Lapangan Usaha Perdagangan dan Jasa juga melambat seiring efisiensi belanja operasional melalui Inpres 1/2025, tercermin dari penurunan realisasi penerimaan pajak sebesar 25 persen dan penurunan penjualan kendaraan batu," jelasnya.
Kepala OJK Sulsel dan Sulbar, Muchlasin, pada kesempatan itu menguraikan data seputar perekonomian dan industri jasa keuangan di wilayahnya. Diakuinya bahwa perekonomian Sulsel masih sangat bertumpu sektor pertanian, perikanan, dan perkebunan.
Muchlasin menjabarkan empat arah kebijakan OJK sekaligus rekomendasi strategis. Pertama, optimalisasi kontribusi sektor jasa keuangan dalam mendukung pencapaian target program prioritas pemerintah. Kedua, pengembangan dan penguatan kapasitas sektor jasa keuangan.
Ketiga, penguatan literasi keuangan secara inklusif. Keempat, penguatan sinergi untuk mendorong perekonomian dan perluasan akses keuangan.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel, Jufri Rahman, mengapresiasi sekaligus menekankan pentingnya forum seperti Sulsel Talk untuk menghasilkan masukan substantif dalam menjaga stabilitas ekonomi daerah. Forum ini sangat strategis, mengingat dunia kini tengah menghadapi ketidakpastian sebagai dampak dari perang dagang global yang memanas.
“Kegiatan ini sangat penting. Apalagi kita ketahui, dunia saat ini dihadapkan pada kondisi ketar-ketir akibat perang dagang.” sebutnya.
Menurut dia, perang dagang global tetap menimbulkan efek terhadap fluktuasi harga komoditas, rantai pasok, dan akses pasar internasional. Sebagian besar ekspor Sulsel ditujukan ke Jepang dan Tiongkok, sehingga dampak perang dagang belum terlalu signifikan terhadap ekonomi daerah.
“Di Sulsel rata-rata (sebagian besar) mengekspor ke Jepang dan Tiongkok. Jadi pengaruhnya tidak terlalu signifikan," ujarnya.
Jufri menambahkan, hasil diskusi dari forum ini diharapkan menjadi acuan dan memperkaya substansi dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Sulsel 2025–2030. Di bawah kepemimpinan Gubernur Andi Sudirman Sulaiman dan Wagub Fatmawati Rusdi terus berkomitmen mendukung stabilitas dan pertumbuhan ekspor di tengah tekanan global.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda, pada acara Sulsel Talk di Baruga Phinisi BI Sulsel, Rabu (14/5/2025). Kali ini, diskusi lintas sektor itu mengangkat tema 'Ekonomi Sulsel di Pusaran Perang Dagang Global 2.0: Menakar Risiko, Menjemput Pulang'.
Sulsel Talk dibuka langsung oleh Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel, Jufri Rahman. Selanjutnya, dilaksanakan pemaparan dirangkaikan tanya jawab, dengan tiga narasumber. Masing-masing yakni Kepala BI Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda; Kepala OJK Sulsel dan Sulbar, Moch Muchlasin, dan ekonom senior Indef, Aviliani.
Sulsel Talk kali ini membahas dinamika perekonomian global dan nasional, isu strategis daerah, serta proyeksi (outlook) ekonomi Sulsel tahun 2025. Termasuk memaparkan data terkait laju ekonomi pada triwulan I 2025.
Rizki menjelaskan laju ekonomi Sulsel pada awal tahun ini cukup meyakinkankan. Ekonomi provinsi ini tumbuh 5,78 persen atau lebih baik dibandingkan triwulan IV 2024 sebesar 5,18 persen. Dari total 38 provinsi, Sulsel masuk lima besar daerah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia.
"Sulsel rangking lima untuk pertumbuhan ekonomi," kata Rizki.
Maluku Utara menjadi wilayah dengan pertumbuhan tertinggi yakni 34,58 persen. Disusul Papua Barat 25,53 persen, Sulawesi Tengah 8,69 persen, dan Gorontalo 6,07 persen.
Rizki menjabarkan secara spasial, laju ekonomi tertinggi memang berada di Pulau Sulawesi sebesar 6,4 persen (yoy). Nah, Sulsel tampil sebagai kontributor utama mencapai 2,54 persen. Disusul Sulteng (2,02 persen), Sultra (0,73 persen), Sulut (0,68 persen), Gorontalo (0,23 persen), dan Sulbar (0,2 persen).
"Penyumbang utama pertumbuhan ekonomi triwulan I 2025 (di Pulau Sulawesi) adalah pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan," paparnya.
Jika dilihat lebih detail, faktor pendukung laju ekonomi positif di Sulsel pun berasal dari sektor pertanian. Sektor ini masih menjadi penopang atau tumpuan untuk menggerakkan ekonomi, apalagi tatkala sektor-sektor lain yang menjadi andalan malah mengalami perlambatan, bahkan kontraksi.
"Sumber utama pertumbuhan pada triwulan I 2025 adalah lapangan usaha pertanian. Produksi padi naik 139,22 persen (yoy) imbas low base effect pengaruh El Nino dan cuaca baik. Sementara produksi ikan tangkap naik 5,87 persen (yoy) seiring efektivitas penggunaan alat Fish Aggregating Device," terangnya.
Adapun sektor konstruksi dan pertambangan, diakuinya mengalami kontraksi. Sektor konstruksi mengalami kontraksi gegara penurunan belanja modal APBN dan APBD. Sedangkan, sektor pertambangan terkontraksi akibat penurunan produksi nikel matte dan barang galian C.
"Lapangan Usaha Perdagangan dan Jasa juga melambat seiring efisiensi belanja operasional melalui Inpres 1/2025, tercermin dari penurunan realisasi penerimaan pajak sebesar 25 persen dan penurunan penjualan kendaraan batu," jelasnya.
Kepala OJK Sulsel dan Sulbar, Muchlasin, pada kesempatan itu menguraikan data seputar perekonomian dan industri jasa keuangan di wilayahnya. Diakuinya bahwa perekonomian Sulsel masih sangat bertumpu sektor pertanian, perikanan, dan perkebunan.
Muchlasin menjabarkan empat arah kebijakan OJK sekaligus rekomendasi strategis. Pertama, optimalisasi kontribusi sektor jasa keuangan dalam mendukung pencapaian target program prioritas pemerintah. Kedua, pengembangan dan penguatan kapasitas sektor jasa keuangan.
Ketiga, penguatan literasi keuangan secara inklusif. Keempat, penguatan sinergi untuk mendorong perekonomian dan perluasan akses keuangan.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel, Jufri Rahman, mengapresiasi sekaligus menekankan pentingnya forum seperti Sulsel Talk untuk menghasilkan masukan substantif dalam menjaga stabilitas ekonomi daerah. Forum ini sangat strategis, mengingat dunia kini tengah menghadapi ketidakpastian sebagai dampak dari perang dagang global yang memanas.
“Kegiatan ini sangat penting. Apalagi kita ketahui, dunia saat ini dihadapkan pada kondisi ketar-ketir akibat perang dagang.” sebutnya.
Menurut dia, perang dagang global tetap menimbulkan efek terhadap fluktuasi harga komoditas, rantai pasok, dan akses pasar internasional. Sebagian besar ekspor Sulsel ditujukan ke Jepang dan Tiongkok, sehingga dampak perang dagang belum terlalu signifikan terhadap ekonomi daerah.
“Di Sulsel rata-rata (sebagian besar) mengekspor ke Jepang dan Tiongkok. Jadi pengaruhnya tidak terlalu signifikan," ujarnya.
Jufri menambahkan, hasil diskusi dari forum ini diharapkan menjadi acuan dan memperkaya substansi dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Sulsel 2025–2030. Di bawah kepemimpinan Gubernur Andi Sudirman Sulaiman dan Wagub Fatmawati Rusdi terus berkomitmen mendukung stabilitas dan pertumbuhan ekspor di tengah tekanan global.
(TRI)
Berita Terkait

Sulsel
Dewan Desak Cabut SE Gubernur Penghentian Bantuan Dana Sharing PBI Kesehatan
Komisi E DPRD Sulsel menggelar rapat pembahasan lanjutan terkait Surat Edaran (SE) sementara penyaluran Penerima Bantuan Iuran (PBI) bagi peserta program kesehatan gratis yang terintegrasi dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Rabu, 14 Mei 2025 17:00

Ekbis
Pemprov Sulsel Siapkan Langkah Antisipatif Dampak Perang Dagang Global 2.0
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melalui forum diskusi “Sulsel Talk” mengajak berbagai pihak menyusun langkah strategis menjaga pertumbuhan ekonomi daerah di tengah eskalasi Perang Dagang Global 2.0.
Rabu, 14 Mei 2025 14:40

Sulsel
Wujudkan Program Petani Bangkit, Bupati Uji Nurdin Tegaskan 3 Faktor Pendukung
Pemerintahaan Bupati Bantaeng, M Fathul Fauzy Nurdin bersama Wakil Bupati H Sahabuddin berkomitmen mengembalikan kejayaan sektor pertanian di Kabupaten Bantaeng
Jum'at, 09 Mei 2025 17:27

Ekbis
Ekonomi Sulsel Tumbuh 5,78 Persen, Ini 5 Lapangan Usaha dengan Kontribusi Terbesar
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan (Sulsel) 5,78 persen pada triwulan I 2025.
Jum'at, 09 Mei 2025 14:09

News
Wagub Sulsel Optimistis Angka Stunting Bisa Capai Satu Digit
Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Fatmawati Rusdi, membuka Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten/Kota se-Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2025, di Ruang Rapat Pimpinan Kantor Gubernur Sulsel, Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, Kamis, (8/05/2025).
Kamis, 08 Mei 2025 18:58
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Laju Ekonomi Sulsel Masuk 5 Besar Tertinggi, Sektor Pertanian Jadi Penopang
2

Mahasiswi Unhas Terseret Arus di Sungai Savana Maros Ditemukan Tak Bernyawa
3

Golkar Sinjai Nilai Appi Layak Pimpin Beringin di Sulsel
4

Alfamidi Sukses Tekan Stunting dan Edukasi Keluarga Balita di Enrekang
5

Kuliah Umum di Unhas, Menteri Raja Juli Ajak Kampus Kolaborasi Lestarikan Hutan
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Laju Ekonomi Sulsel Masuk 5 Besar Tertinggi, Sektor Pertanian Jadi Penopang
2

Mahasiswi Unhas Terseret Arus di Sungai Savana Maros Ditemukan Tak Bernyawa
3

Golkar Sinjai Nilai Appi Layak Pimpin Beringin di Sulsel
4

Alfamidi Sukses Tekan Stunting dan Edukasi Keluarga Balita di Enrekang
5

Kuliah Umum di Unhas, Menteri Raja Juli Ajak Kampus Kolaborasi Lestarikan Hutan