PT Vale Catat EBTIDA Lebih Tinggi Mencapai USD477 Juta pada 2022

Tim Sindomakassar
Jum'at, 17 Feb 2023 11:47
PT Vale Catat EBTIDA Lebih Tinggi Mencapai USD477 Juta pada 2022
PT Vale Indonesia membukukan kenaikan EBITDA menjadi US$477 juta, terutama didorong harga realisasi nikel yang lebih tinggi. Foto/Dok PT Vale
Comment
Share
MAKASSAR - PT Vale Indonesia Tbk (“PT Vale” atau “Perseroan”, IDX Ticker: INCO) dan entitas anaknya (bersama-sama “Grup”) hari ini mengumumkan pencapaian kinerja keuangan yang telah diaudit untuk 2022. Perseroan membukukan kenaikan EBITDA menjadi USD477 juta, terutama didorong harga realisasi nikel yang lebih tinggi.

Harga realisasi rata-rata pada 2022 adalah 35 persen lebih tinggi dibandingkan harga tahun lalu. “Harga yang lebih tinggi ini tentunya membawa dampak positif bagi kinerja keuangan kami,” kata Febriany Eddy, CEO dan Presiden Direktur Perseroan, dalam keterangan pers yang diterima SINDO Makassar, Jumat (17/2/2023).



Meski demikian, dengan kenaikan harga komoditas yang signifikan pada 2022, PT Vale masih mampu mempertahankan biaya tunai dikisaran USD11.000 per ton.

Grup mencatat penjualan sebesar USD1.179,4 juta pada 2022, 24 persen lebih tinggi dari penjualan yang tercatat pada 2021 sebesar USD953,2 juta, disebabkan oleh harga realisasi rata-rata yang lebih tinggi. Harga realisasi rata-rata pengiriman nikel dalam matte adalah USD19.348 per ton, lebih tinggi dari level 2021 sebesar USD14.309 per ton.

Beban pokok pendapatan Grup pada 2022 sebesar USD865,9 juta, meningkat 23 persen dari USD704,3 juta pada 2021. Penyebab utama kenaikan beban pokok pendapatan adalah harga bahan bakar dan batu bara yang lebih tinggi.

Produksi PT Vale pada 2022 sebesar 60.090 metrik ton (“t”) nikel dalam matte, 8 persen lebih rendah dari produksi 2021, terutama disebabkan oleh adanya pelaksanaan proyek Pembangunan Kembali Tanur 4. Berhubung proyek telah selesai, perseroan optimis dapat mencapai volume produksi yang lebih tinggi pada 2023, sementara pada saat yang bersamaan berupaya meningkatkan produktivitas dan efisiensi biaya operasi.

Febriany menekankan dalam upaya merealisasikan target, PT Vale tidak akan mengkompromikan nilai-nilai utama perseroan. Keselamatan jiwa ditegaskannya merupakan hal terpenting, menghargai kelestarian bumi dan komunitas. “Terlepas dari produksi yang lebih rendah, saya sangat mengapresiasi kerja keras seluruh karyawan di perusahaan kami,” ujarnya.

Konsumsi HSFO pada 2022 meningkat bila dibandingkan dengan 2021, mengimbangi konsumsi batubara yang lebih rendah karena perseroan telah memutuskan untuk menggunakan HSFO sebagai sumber energi di operasi sejak September 2022, menyikapi kenaikan harga batubara yang cukup tajam. Sementara itu, konsumsi diesel pada 2022 mengalami penurunan bila dibandingkan dengan 2021. Dibandingkan dengan 2021, harga rata-rata HSFO, diesel maupun batubara pada 2022 meningkat signifikan masing-masing sebesar 44 persen, 74 persen dan 136 persen.

Kas dan setara kas Grup pada 31 Desember 2022 dan 31 Desember 2021 masing-masing sebesar USD634,0 juta dan USD508,3 juta karena Grup menerima pendapatan yang lebih tinggi pada 2022. PT Vale akan senantiasa berhati-hati mengontrol pengeluaran untuk menjaga ketersediaan kas.



PT Vale mengeluarkan sekitar USD218,8 juta untuk belanja modal pada 2022, mengalami peningkatan dari yang dikeluarkan pada 2021 sebesar USD180,7 juta terutama disebabkan oleh pengeluaran yang lebih tinggi untuk kelangsungan dan modal pertumbuhan pada 2022. Pengeluaran utama kami adalah untuk proyek Pembangunan Kembali Tanur 4.

Pada Desember 2022, untuk ketiga kalinya PT Vale menerima predikat PROPER Hijau (melampaui kepatuhan) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyusul beberapa penghargaan yang perseroan terima dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) pada September 2022. Febriany menyebut pihaknya bersyukur dan akan terus menunjukkan komitmen yang kuat dalam menerapkan praktik penambangan yang baik dan praktik terbaik dalam pengelolaan lingkungan di operasi.
(TRI)
Berita Terkait
Berita Terbaru