Bicara di Depan JK, Febriany Eddy Paparkan Cara Vale Terapkan Prinsip ESG
Selasa, 28 Nov 2023 21:39

CEO PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale), Febrianny Eddy tampak berbincang santai dengan mantan Wapres RI Jusuf Kalla (JK) pada forum MLS 2023. Foto/Dok Vale
MAKASSAR - CEO PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale), Febrianny Eddy menjadi salah satu pembicara dalam forum skala nasional Makassar Leadership Summit di Hotel Claro, Makassar, Selasa 28 November 2023. Event akbar ini digelar Perhimpunan Manajemen SDM (PMSM) Indonesia bersama Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dan Gerakan Nasional Indonesia Kompeten (GNIK).
Pada event yang menghadirkan tokoh nasional Jusuf Kalla (JK) hingga Tanri Abeng ini memberi kesempatan pada PT Vale untuk menjelaskan bagaimana memimpin perusahaan dengan menjalankan praktik pertambangan berkelanjutan yang menerapkan prinsip-prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).
Dalam segmen 6 Makassar Leadership Summit pada hari kedua, Febriany Eddy berbicara dalam diskusi panel bersama Presiden Direktur Kalla Group, Solihin Jusuf Kalla.
Mengawali diskusi, Febriany menjelaskan prinsip ESG yang sudah menjadi jati diri dan DNA PT Vale. ESG atau Environmental, Social and Governance merupakan prinsip yang disepakati para pemimpin dunia untuk menghadapi perubahan iklim dalam konsensu Paris Agreement.
"Bagi saya, ESG itu DNA, jati diri perusahaan. Karena kalau sudah menjadi jati diri, maka setiap langkah dan keputusan kita akan selalu sejalan dengan ESG ini," ungkap Febriany sambil menunjukkan milestone PT Vale yang menjadi 'kompas perusahaan' dalam menjalankan prinsip keberlanjutan.
Ada empat hal yang ditekankan Febriany terkait ESG dalam forum tersebut, pertama terkait reforestasi yang kerap kali menjadi isu krusial terkait pertambangan.
"Tambang selalu identik terkait dengan isu deforestasi, dituduh menghancurkan hutan, menghancurkan pohon. Kami di Vale, gencar melakukan reforestasi. Pada 2005 telah mengembangkan taman pembibitan dengan luas 15 hektare, kemarin pada bulan Maret telah diresmikan oleh Presiden Jokowi di Sorowako dan sekarang namanya menjadi Taman Kehati. Kapasitasnya 700 ribu bibit pohon per tahun. Kami cuma pakai setengahnya, sisanya kita donasikan ke daerah lain," ungkapnya.
Reforestasi yang dilakukan PT Vale bukan cuma di luar kawasan konsesi lahan. Luas lahan yang telah dihijaukan atau direforestasi sejak berdiri, sudah mencapai hingga 250 persen dari total lahan yang telah dibuka.
Terkait reklamasi, Febriany menjelaskan, bagaimana perusahaan melakukan reklamasi atau pemulihan lahan bekas tambang. Vale tidak melakukan pembukaan lahan besar-besaran ketika melakukan proses eksplorasi.
"Kita reklamasi progresif. Bukit yang ingin kita tambang biasanya prosesnya 4 sampai 5 tahun. Itu terlebih dahulu kita pecah menjadi kompartemen-kompartemen kecil. Jadi kompartemen yang kita butuhkan saja yang dibuka (dieksplorasi). Begitu satu kompartemen selesai ditambang, langsung direklamasi (ditanami pohon dan dihijaukan). Jadi aktivitas tambang dan proses reklamasi ini berdampingan (dilakukan bersamaan)," papar Febriany.
Untuk reforestasi di luar kawasan tambang, Febrianny menjelaskan Vale sudah menanam 16 juta pohon di luar area tambang. Dua jutanya adalah pohon lokal dan sisanya pohon-pohon endemik. "Kita juga ada konservasi kayu hitam atau eboni di Sorowako, sudah ada 75 ribu pohon eboni," ungkap dia.
Kedua, terang dia, adalah terkait air limpasan tambang. Untuk masalah ini, Febrianny mengundang berbagai pihak untuk datang ke Vale dan melihat Danau Matano yang jernih, meski air limpasan tambang PT Vale mengalir ke danau tersebut.
Dalam forum tersebut, Febriany Eddy menjawab kekhawatiran banyak pimpinan perusahaan bahwa menjalankan prinsip-prinsip ESG itu membutuhkan biaya yang mahal.
Menurut Febry, investasi untuk mewujudkan industri yang ramah lingkungan itu justru hasilnya bisa dinikmati dan bisa menghemat.
"Kami ingin menggunakan kesempatan ini untuk menunjukkan, bahwa investasi terkait sustainability itu tidak mahal. Kami mengeluarkan investasi yang sangat besar untuk mengoperasikan tiga pembangkit tenaga air atau PLTA (untuk mengoperasikan industri smelter). Namun ketika harga minyak tinggi, batu bara tinggi, kita bisa menghemat banyak sekali biaya," ungkapnya.
Dengan tiga pembangkit bertenaga air yang ramah lingkungan itu pula, PT Vale bisa mengeliminir paling tidak 1 juta ton karbon per tahun. "Kalau bisa diupgrade akan kita lakukan," ucap Febriany.
Dalam kesempatan tersebut, Febrianny juga mengungkapkan bagaimana pemikirannya terkait upaya memerangi perubahan iklim. Salah satunya adalah memaksimalkan stakeholders yang terkait.
"Saya dulu belajar finansial, kita belajar bagaimana memaksimalkan shareholders value. Sekarang, yang kita harus maksimalkan adalah stakholders value atau pemangku kepentingan. Jadi membangun ekonomi dan menghadapi perubahan iklim ini kita butuh kerja sama stakeholders, bukan cuma shareholders (pemilik saham)," ungkap dia.
Pada event yang menghadirkan tokoh nasional Jusuf Kalla (JK) hingga Tanri Abeng ini memberi kesempatan pada PT Vale untuk menjelaskan bagaimana memimpin perusahaan dengan menjalankan praktik pertambangan berkelanjutan yang menerapkan prinsip-prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).
Dalam segmen 6 Makassar Leadership Summit pada hari kedua, Febriany Eddy berbicara dalam diskusi panel bersama Presiden Direktur Kalla Group, Solihin Jusuf Kalla.
Mengawali diskusi, Febriany menjelaskan prinsip ESG yang sudah menjadi jati diri dan DNA PT Vale. ESG atau Environmental, Social and Governance merupakan prinsip yang disepakati para pemimpin dunia untuk menghadapi perubahan iklim dalam konsensu Paris Agreement.
"Bagi saya, ESG itu DNA, jati diri perusahaan. Karena kalau sudah menjadi jati diri, maka setiap langkah dan keputusan kita akan selalu sejalan dengan ESG ini," ungkap Febriany sambil menunjukkan milestone PT Vale yang menjadi 'kompas perusahaan' dalam menjalankan prinsip keberlanjutan.
Ada empat hal yang ditekankan Febriany terkait ESG dalam forum tersebut, pertama terkait reforestasi yang kerap kali menjadi isu krusial terkait pertambangan.
"Tambang selalu identik terkait dengan isu deforestasi, dituduh menghancurkan hutan, menghancurkan pohon. Kami di Vale, gencar melakukan reforestasi. Pada 2005 telah mengembangkan taman pembibitan dengan luas 15 hektare, kemarin pada bulan Maret telah diresmikan oleh Presiden Jokowi di Sorowako dan sekarang namanya menjadi Taman Kehati. Kapasitasnya 700 ribu bibit pohon per tahun. Kami cuma pakai setengahnya, sisanya kita donasikan ke daerah lain," ungkapnya.
Reforestasi yang dilakukan PT Vale bukan cuma di luar kawasan konsesi lahan. Luas lahan yang telah dihijaukan atau direforestasi sejak berdiri, sudah mencapai hingga 250 persen dari total lahan yang telah dibuka.
Terkait reklamasi, Febriany menjelaskan, bagaimana perusahaan melakukan reklamasi atau pemulihan lahan bekas tambang. Vale tidak melakukan pembukaan lahan besar-besaran ketika melakukan proses eksplorasi.
"Kita reklamasi progresif. Bukit yang ingin kita tambang biasanya prosesnya 4 sampai 5 tahun. Itu terlebih dahulu kita pecah menjadi kompartemen-kompartemen kecil. Jadi kompartemen yang kita butuhkan saja yang dibuka (dieksplorasi). Begitu satu kompartemen selesai ditambang, langsung direklamasi (ditanami pohon dan dihijaukan). Jadi aktivitas tambang dan proses reklamasi ini berdampingan (dilakukan bersamaan)," papar Febriany.
Untuk reforestasi di luar kawasan tambang, Febrianny menjelaskan Vale sudah menanam 16 juta pohon di luar area tambang. Dua jutanya adalah pohon lokal dan sisanya pohon-pohon endemik. "Kita juga ada konservasi kayu hitam atau eboni di Sorowako, sudah ada 75 ribu pohon eboni," ungkap dia.
Kedua, terang dia, adalah terkait air limpasan tambang. Untuk masalah ini, Febrianny mengundang berbagai pihak untuk datang ke Vale dan melihat Danau Matano yang jernih, meski air limpasan tambang PT Vale mengalir ke danau tersebut.
Dalam forum tersebut, Febriany Eddy menjawab kekhawatiran banyak pimpinan perusahaan bahwa menjalankan prinsip-prinsip ESG itu membutuhkan biaya yang mahal.
Menurut Febry, investasi untuk mewujudkan industri yang ramah lingkungan itu justru hasilnya bisa dinikmati dan bisa menghemat.
"Kami ingin menggunakan kesempatan ini untuk menunjukkan, bahwa investasi terkait sustainability itu tidak mahal. Kami mengeluarkan investasi yang sangat besar untuk mengoperasikan tiga pembangkit tenaga air atau PLTA (untuk mengoperasikan industri smelter). Namun ketika harga minyak tinggi, batu bara tinggi, kita bisa menghemat banyak sekali biaya," ungkapnya.
Dengan tiga pembangkit bertenaga air yang ramah lingkungan itu pula, PT Vale bisa mengeliminir paling tidak 1 juta ton karbon per tahun. "Kalau bisa diupgrade akan kita lakukan," ucap Febriany.
Dalam kesempatan tersebut, Febrianny juga mengungkapkan bagaimana pemikirannya terkait upaya memerangi perubahan iklim. Salah satunya adalah memaksimalkan stakeholders yang terkait.
"Saya dulu belajar finansial, kita belajar bagaimana memaksimalkan shareholders value. Sekarang, yang kita harus maksimalkan adalah stakholders value atau pemangku kepentingan. Jadi membangun ekonomi dan menghadapi perubahan iklim ini kita butuh kerja sama stakeholders, bukan cuma shareholders (pemilik saham)," ungkap dia.
(TRI)
Berita Terkait

News
Wagub Sulsel Apresiasi Komitmen Keberlanjutan PT Vale di Sorowako
Kunjungan kerja Wagub Sulsel, Fatmawati Rusdi, ke kawasan operasional PT Vale Indonesia Tbk di Sorowako menjadi penegasan bahwa industri pertambangan bisa menjadi landasan penting bagi pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Sabtu, 19 Apr 2025 18:07

Ekbis
PT Vale IGP Morowali Beroperasi: Perkuat Hilirisasi & Pasokan Nikel Bersih Dunia
PT Vale, bagian dari grup MIND ID, memulai fase operasional proyek Indonesia Growth Project di Morowali, sebagai kontribusi nyata terhadap solusi global.
Sabtu, 19 Apr 2025 13:11

Ekbis
PT Vale Perkuat Komitmen Hijau Lewat Proyek Sorlim dan Tanamalia
Proyek Sorlim mendukung rencana pencapaian netralitas karbon di 2050. Harapannya dengan pengembangan teknologi pengolahan bijih nikel limonit, kontribusi terhadap lingkungan.
Rabu, 16 Apr 2025 10:38

Ekbis
Komoditas Nikel Mendominasi, BPS Sulsel Catat Nilai Ekspor Naik 5,87%
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Selatan menggelar konferensi pers dan merilis nilai ekspor dan impor. Tercatat nilai ekspor meengalami kenaikan pada bulan Februari 2025.
Rabu, 09 Apr 2025 15:21

News
PT Vale Dukung Masa Depan Berkelanjutan dengan Agroforestry di Sultra
Komitmen PT Vale terhadap keberlanjutan semakin nyata melalui penanaman pohon serentak yang digelar bersama Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara.
Senin, 24 Mar 2025 14:02
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Pertemuan Husniah dan Kahfi, Sepakati Posisi Ketua DPW PAN Sulsel
2

Pencuri Motor Beraksi di Samata Gowa, Polisi Buru Pelaku Jaket Hitam Putih
3

Picu Polemik, Logo Hari Jadi Jeneponto ke-162 Hasil Sayembara Diduga Tidak Orisinal
4

Polemik Pasar Subuh, Komisi II DPRD Maros Sidak di Pasar Tramo
5

Kejati Sulsel Perintahkan Kejari Jeneponto Tuntaskan Kasus Korupsi
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Pertemuan Husniah dan Kahfi, Sepakati Posisi Ketua DPW PAN Sulsel
2

Pencuri Motor Beraksi di Samata Gowa, Polisi Buru Pelaku Jaket Hitam Putih
3

Picu Polemik, Logo Hari Jadi Jeneponto ke-162 Hasil Sayembara Diduga Tidak Orisinal
4

Polemik Pasar Subuh, Komisi II DPRD Maros Sidak di Pasar Tramo
5

Kejati Sulsel Perintahkan Kejari Jeneponto Tuntaskan Kasus Korupsi