Tiga Pembalak Liar di Lutim Ditangkap, Gakkum Kehutanan Ingatkan Pelaku Lain yang Beraktivitas
Selasa, 05 Agu 2025 16:36

Balai Gakkum Sulawesi tengah menyidik setidaknya dua kasus pembalakan liar dan ilegal logging di Kawasan Hutan Lindung, Kabupaten Luwu Timur. Foto/Ilustrasi/Freepik
MAKASSAR - Balai Penegakan Hukum (Gakkum) Kehutanan Sulawesi terus melakukan langkah pencegahan hingga penindakan terhadap pelanggaran hukum kehutanan di Sulawesi Selatan. Pihak Gakkum juga mengingatkan ancaman pidana bagi para pelaku pembalakan liar.
Saat ini, Gakkum Sulawesi tengah menyidik kasus pembalakan liar dan ilegal logging di Kawasan Hutan Lindung, Kabupaten Luwu Timur. Tiga orang telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan atas tindak pidana kehutanan.
“Dua tersangka, inisial RS dan IB, warga Malili, melakukan perambahan hutan seluas sekitar 9,8 hektare. Lokasi berada di wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Angkona, Malili, dan diduga digunakan untuk perkebunan kelapa sawit. Kasusnya sudah dilimpahkan ke kejaksaan,” ujar Kepala Seksi Wilayah I Makassar, Abdul Waqqas, Selasa, 5 Agustus 2025.
Tersangka ketiga, RH, warga Kecamatan Wasuponda, juga ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ilegal logging di wilayah KPH Larona. Ia kini dalam proses penyidikan dan telah ditahan oleh Gakkum.
Dalam kasus di KPH Larona, pelaku juga diduga melakukan perambahan lahan. Tim Gakkum menemukan delapan pohon yang ditebang oleh pelaku.
“Delapan pohon yang ditemukan. Selain itu, diduga akan melakukan perambahan hutan dengan membuka perkebunan merica, karena di sekitar lokasi itu sudah kelihatan ditancapkan tiang-tiang (untuk kebun merica). Meskipun kasusnya ilegal logging, kita melihat ada upaya-upaya untuk melakukan perambahan secara ilegal,” tambah Waqqas.
Ia menjelaskan, perambahan kawasan hutan lindung di Sulawesi Selatan paling banyak terjadi di Kabupaten Luwu Timur. Selain dua kasus yang telah masuk tahap penyidikan, Kepala Balai Gakkum Sulawesi, Ali Bahri, menyebut pihaknya juga tengah mempelajari laporan masyarakat terkait pembalakan liar yang baru-baru ini terjadi di KPH Larona.
“Kami pelajari kasusnya, sedang pulbaket dan puldata,” ujar Ali Bahri menanggapi informasi warga berupa video pembalakan liar.
Menurut Gakkum, modus yang sering digunakan pelaku yaitu dengan menebang pohon, memanfaatkan atau menjual hasil hutan, bahkan kadang disertai dengan pembakaran.
Aksi semacam ini, jika terjadi di dalam kawasan hutan lindung tanpa Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan (non-PPKH), akan langsung ditindak oleh Gakkum.
Pembalakan Hutan di Kawasan PPKH PT ValeKasus pembalakan liar juga ditemukan di dalam kawasan PPKH milik PT Vale Indonesia. Dalam kasus ini, Gakkum menerima laporan dan berkoordinasi langsung dengan pihak perusahaan tambang tersebut.
“PT Vale sering koordinasi ke kami, khususnya terkait pembalakan liar. Untuk wilayah yang berada di PPKH ini, menjadi wewenang perusahaan tersebut untuk melakukan penegakan hukum, karena ini juga melibatkan banyak pihak,” jelas Waqqas.
Gakkum juga mendorong proses mediasi dalam penyelesaian kasus pembalakan di wilayah konsesi PT Vale, agar aktivitas ilegal bisa dihentikan tanpa perlu berujung pada proses pidana.
“Karena ini sudah multidimensi, melibatkan banyak pihak, termasuk pemerintah daerah. Penanganannya harus menyeluruh, apalagi perlu mempertimbangkan risiko konflik atau bentrok,” lanjutnya.
Menurut Waqqas, penegakan hukum tidak selalu harus berakhir dengan penahanan, selama ada kesepakatan atau negosiasi yang dapat menghentikan aktivitas ilegal.
Saat ini, Gakkum Sulawesi tengah menyidik kasus pembalakan liar dan ilegal logging di Kawasan Hutan Lindung, Kabupaten Luwu Timur. Tiga orang telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan atas tindak pidana kehutanan.
“Dua tersangka, inisial RS dan IB, warga Malili, melakukan perambahan hutan seluas sekitar 9,8 hektare. Lokasi berada di wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Angkona, Malili, dan diduga digunakan untuk perkebunan kelapa sawit. Kasusnya sudah dilimpahkan ke kejaksaan,” ujar Kepala Seksi Wilayah I Makassar, Abdul Waqqas, Selasa, 5 Agustus 2025.
Tersangka ketiga, RH, warga Kecamatan Wasuponda, juga ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ilegal logging di wilayah KPH Larona. Ia kini dalam proses penyidikan dan telah ditahan oleh Gakkum.
Dalam kasus di KPH Larona, pelaku juga diduga melakukan perambahan lahan. Tim Gakkum menemukan delapan pohon yang ditebang oleh pelaku.
“Delapan pohon yang ditemukan. Selain itu, diduga akan melakukan perambahan hutan dengan membuka perkebunan merica, karena di sekitar lokasi itu sudah kelihatan ditancapkan tiang-tiang (untuk kebun merica). Meskipun kasusnya ilegal logging, kita melihat ada upaya-upaya untuk melakukan perambahan secara ilegal,” tambah Waqqas.
Ia menjelaskan, perambahan kawasan hutan lindung di Sulawesi Selatan paling banyak terjadi di Kabupaten Luwu Timur. Selain dua kasus yang telah masuk tahap penyidikan, Kepala Balai Gakkum Sulawesi, Ali Bahri, menyebut pihaknya juga tengah mempelajari laporan masyarakat terkait pembalakan liar yang baru-baru ini terjadi di KPH Larona.
“Kami pelajari kasusnya, sedang pulbaket dan puldata,” ujar Ali Bahri menanggapi informasi warga berupa video pembalakan liar.
Menurut Gakkum, modus yang sering digunakan pelaku yaitu dengan menebang pohon, memanfaatkan atau menjual hasil hutan, bahkan kadang disertai dengan pembakaran.
Aksi semacam ini, jika terjadi di dalam kawasan hutan lindung tanpa Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan (non-PPKH), akan langsung ditindak oleh Gakkum.
Pembalakan Hutan di Kawasan PPKH PT ValeKasus pembalakan liar juga ditemukan di dalam kawasan PPKH milik PT Vale Indonesia. Dalam kasus ini, Gakkum menerima laporan dan berkoordinasi langsung dengan pihak perusahaan tambang tersebut.
“PT Vale sering koordinasi ke kami, khususnya terkait pembalakan liar. Untuk wilayah yang berada di PPKH ini, menjadi wewenang perusahaan tersebut untuk melakukan penegakan hukum, karena ini juga melibatkan banyak pihak,” jelas Waqqas.
Gakkum juga mendorong proses mediasi dalam penyelesaian kasus pembalakan di wilayah konsesi PT Vale, agar aktivitas ilegal bisa dihentikan tanpa perlu berujung pada proses pidana.
“Karena ini sudah multidimensi, melibatkan banyak pihak, termasuk pemerintah daerah. Penanganannya harus menyeluruh, apalagi perlu mempertimbangkan risiko konflik atau bentrok,” lanjutnya.
Menurut Waqqas, penegakan hukum tidak selalu harus berakhir dengan penahanan, selama ada kesepakatan atau negosiasi yang dapat menghentikan aktivitas ilegal.
(TRI)
Berita Terkait

News
PT Vale Raih Penghargaan Platinum dan Gold di InTechSEA 2025
PT Vale meraih penghargaan Platinum pada kategori Lingkungan dan Keanekaragaman Hayati dalam ajang Innovation Technology for Social and Environmental Awards (InTechSEA) 2025.
Minggu, 03 Agu 2025 19:35

News
Dukung Wujudkan Ekosistem Media Berkelanjutan, PT Vale Sukses Gelar UKW
Ujian Kompetensi Wartawan aliad UKW merupakan bagian dari komitmen kolektif untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme pers di wilayah Sulsel.
Minggu, 03 Agu 2025 18:50

News
PT Vale Fasilitasi UKW sebagai Solusi Tantangan Ekosistem Media
Di tengah dinamika media nasional yang semakin kompleks, PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale), anggota MIND ID Group, mengambil langkah nyata untuk memperkuat fondasi jurnalisme
Kamis, 31 Jul 2025 18:29

Ekbis
Kinerja PT Vale di Triwulan II 2025: Produksi Meningkat, Pendapatan Naik
PT Vale mencatat produksi nikel mencapai 18.577 ton dalam matte pada triwulan II 2025. Jumlah itu mengalami kenaikan 9 persen dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 17.027 ton.
Kamis, 31 Jul 2025 06:22

News
Infrastruktur Penunjang PT Vale IGP Pomalaa Dibangun, Target Tuntas Oktober 2026
PT Vale, bagian dari MIND ID, resmi memulai pembangunan infrastruktur penunjang untuk Indonesia Growth Project (IGP) Pomalaa di Kabupaten Kolaka, Sultra.
Rabu, 30 Jul 2025 14:58
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Rakernas Nasdem di Makassar: Dongkrak Ekonomi hingga Bahas Putusan MK & IKN
2

Animo Kian Tinggi! Turnamen Padel Komunitas RCC Diikuti 60 Peserta
3

Imigrasi Resmikan Satgas Patroli di Bali, Jaga Stabilitas & Keamanan Wilayah
4

Pastikan Sarfas & Layanan Prima, Dirut Pertamina Patra Niaga Cek Terminal LPG di Makassar
5

Asmo Sulsel - Jasa Raharja Edukasi Siswa SMK soal Otomotif dan Safety Riding
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Rakernas Nasdem di Makassar: Dongkrak Ekonomi hingga Bahas Putusan MK & IKN
2

Animo Kian Tinggi! Turnamen Padel Komunitas RCC Diikuti 60 Peserta
3

Imigrasi Resmikan Satgas Patroli di Bali, Jaga Stabilitas & Keamanan Wilayah
4

Pastikan Sarfas & Layanan Prima, Dirut Pertamina Patra Niaga Cek Terminal LPG di Makassar
5

Asmo Sulsel - Jasa Raharja Edukasi Siswa SMK soal Otomotif dan Safety Riding