Opini
Kemerdekaan Adalah Misi Kenabian
Minggu, 17 Agu 2025 17:34

Abdillah Mustari, Dosen di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar dan eks Komisioner Bawaslu Makassar. Foto: Istimewa
Abdillah Mustari
(Dosen di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar)
Ketika Rasulullah SAW menjalankan misi kenabian di Jazirah Arab, kala itu masyarakat jazirah tidak dihadapkan dengan penindasan pihak emperium (kewenangan yang diemban seorang warga negara untuk mengendalikan militer atau entitas pemerintahan).
Walau zaman itu jazirah Arab dihimpit oleh dua kekaisaran adidaya dengan kekuasaan besar dari segi politik internasional, yaitu Kekaisaran Romawi dan Persia. Karena keduanya tidak memandang Jazirah Arab sebagai wilayah yang seksi dan minim sumber daya alam. Karena salah satu motivasi penjajah adalah menekan dan menahan pemilik sumberdaya untuk merasakan kekayaan sumber daya alamnya.
Berbeda dengan para nabi sebelumnya yang dihadapkan dengan kezaliman imperium, misalnya Nabi Hud AS, berjuang atas kezaliman Kaum Ad.
Nabi Ishaq AS berhadapan dengan Bangsa Kana'an, Nabi Musa AS berhadapan dengan Fir'aun, Nabi Daud AS berhadapan dengan Raja Jalut, Nabi Isa AS berhadapan dengan Raja Herodus. Tetapi Rasulullah SAW berhadapan dengan kezaliman dan perilaku masyarakat Arab.
Keberadaan Rasulullah SAW mengembang misi kenabian adalah puncak dari kerisauan beliau terhadap perilaku masyarakat Arab kala itu, antara lain;
Penzaliman terhadap hak-hak manusia. Pada masa itu perlakuan masyarakat terhadap kelompok masyarakat lain menjadikan identitas politik dan antropologis sebagai tolak ukur stabilitas. Hanya kaum Quraisy yang boleh berkuasa, kaum lain hanya menjadi pelengkap dari orkestra politik sosial.
Rasulullah SAW menyampaikan dan memastikan bahwa semua manusia dapat hidup secara bermartabat. Karena, pada dasarnya manusia harus dihormati, diperlakukan secara baik, dan dianggap bernilai.
Diskriminasi pada masyarakat Arab kala itu terjadi pada berbagai tingkatan, mulai dari individu hingga sistemik. Diskriminasi individu terjadi ketika seseorang memperlakukan orang lain secara tidak adil berdasarkan karakteristik tertentu.
Diskriminasi sistemik, terjadi ketika kebijakan, praktik, atau norma dalam masyarakat Arab kala itu, baik secara tidak sengaja atau sengaja menciptakan atau mempertahankan ketidaksetaraan. Semisal diskriminasi terhadap kaum perempuan.
Dikatakan diskriminatif jika situasi sama diperlakukan secara berbeda dan/atau situasi berbeda diperlakukan secara sama. Rasulullah SAW mengurai diskriminasi ini dan meninggalkan status quo eksklusifitas pada situasi dan perlakuan yang berbeda. Termasuk pada kesempatan dan peluang menjadi penghuni surga.
Selanjutnya, Rasulullah SAW teramat risau terhadap perilaku "Politikus Busuk". Kala itu, para elit politik masyarakat Arab memandang rakyat sebagai objek untuk melanggengkan kekuasaan.
Para pemegang kekuasaan Arab jahiliyah teramat lazim dengan praktek manipulatif dan koruptif. "Politik uang atau Bantuan sosial " menjadi sarana dan strategi memperoleh dan mempertahankan kekuasaan.
Rasulullah SAW memberi ketauladanan bahwa pemenuhan, perlindungan dan penghormatan hak individu adalah tanggung jawab negara. Aktor utama yang dibebani tanggung jawab untuk memenuhi, melindungi dan menghormati hak-hak individu tersebut adalah negara melalui aparatur pemerintahannya.
Kesetaraan, terlampau banyak perilaku Arab Jahiliyah dan terlalu panjang untuk diurainya satu persatu. Singkatnya, masyarakat Arab Jahiliyah dan pranatanya mempertontonkan diskriminasi dengan penuh kebanggaan.
Kemudian Rasulullah SAW menjalankan misi kenabian dan memperlihatkan keatuladanan yang menyetarakan. Antara lain kesetaraan di depan hukum, kesetaraan kesempatan hidup sejahtera, kesetaraan akses dalam pendidikan, kesetaraan dalam mengakses peradilan yang adil, kesetaraan berkeyakinan dan beribadah sesuai dengan kepercayaannya, dan lain-lain.
Rasulullah SAW bersabda: "Bahwa seandainya Fatimah binti Muhammad itu mencuri, maka saya akan memotong tangannya".
Mencermati poin-poin tersebut di atas, akan kita mengalaminya?
Walau tak berhadapan dengan imperium pihak lain, namun kita berhadapan dengan situasi dan keadaan "terjajah". Oleh karena itu, apapun kapasitas kita, mesti kita melawan untuk merdeka. Karena merdeka adalah misi kenabian.
MERDEKA!!!
(Dosen di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar)
Ketika Rasulullah SAW menjalankan misi kenabian di Jazirah Arab, kala itu masyarakat jazirah tidak dihadapkan dengan penindasan pihak emperium (kewenangan yang diemban seorang warga negara untuk mengendalikan militer atau entitas pemerintahan).
Walau zaman itu jazirah Arab dihimpit oleh dua kekaisaran adidaya dengan kekuasaan besar dari segi politik internasional, yaitu Kekaisaran Romawi dan Persia. Karena keduanya tidak memandang Jazirah Arab sebagai wilayah yang seksi dan minim sumber daya alam. Karena salah satu motivasi penjajah adalah menekan dan menahan pemilik sumberdaya untuk merasakan kekayaan sumber daya alamnya.
Berbeda dengan para nabi sebelumnya yang dihadapkan dengan kezaliman imperium, misalnya Nabi Hud AS, berjuang atas kezaliman Kaum Ad.
Nabi Ishaq AS berhadapan dengan Bangsa Kana'an, Nabi Musa AS berhadapan dengan Fir'aun, Nabi Daud AS berhadapan dengan Raja Jalut, Nabi Isa AS berhadapan dengan Raja Herodus. Tetapi Rasulullah SAW berhadapan dengan kezaliman dan perilaku masyarakat Arab.
Keberadaan Rasulullah SAW mengembang misi kenabian adalah puncak dari kerisauan beliau terhadap perilaku masyarakat Arab kala itu, antara lain;
Penzaliman terhadap hak-hak manusia. Pada masa itu perlakuan masyarakat terhadap kelompok masyarakat lain menjadikan identitas politik dan antropologis sebagai tolak ukur stabilitas. Hanya kaum Quraisy yang boleh berkuasa, kaum lain hanya menjadi pelengkap dari orkestra politik sosial.
Rasulullah SAW menyampaikan dan memastikan bahwa semua manusia dapat hidup secara bermartabat. Karena, pada dasarnya manusia harus dihormati, diperlakukan secara baik, dan dianggap bernilai.
Diskriminasi pada masyarakat Arab kala itu terjadi pada berbagai tingkatan, mulai dari individu hingga sistemik. Diskriminasi individu terjadi ketika seseorang memperlakukan orang lain secara tidak adil berdasarkan karakteristik tertentu.
Diskriminasi sistemik, terjadi ketika kebijakan, praktik, atau norma dalam masyarakat Arab kala itu, baik secara tidak sengaja atau sengaja menciptakan atau mempertahankan ketidaksetaraan. Semisal diskriminasi terhadap kaum perempuan.
Dikatakan diskriminatif jika situasi sama diperlakukan secara berbeda dan/atau situasi berbeda diperlakukan secara sama. Rasulullah SAW mengurai diskriminasi ini dan meninggalkan status quo eksklusifitas pada situasi dan perlakuan yang berbeda. Termasuk pada kesempatan dan peluang menjadi penghuni surga.
Selanjutnya, Rasulullah SAW teramat risau terhadap perilaku "Politikus Busuk". Kala itu, para elit politik masyarakat Arab memandang rakyat sebagai objek untuk melanggengkan kekuasaan.
Para pemegang kekuasaan Arab jahiliyah teramat lazim dengan praktek manipulatif dan koruptif. "Politik uang atau Bantuan sosial " menjadi sarana dan strategi memperoleh dan mempertahankan kekuasaan.
Rasulullah SAW memberi ketauladanan bahwa pemenuhan, perlindungan dan penghormatan hak individu adalah tanggung jawab negara. Aktor utama yang dibebani tanggung jawab untuk memenuhi, melindungi dan menghormati hak-hak individu tersebut adalah negara melalui aparatur pemerintahannya.
Kesetaraan, terlampau banyak perilaku Arab Jahiliyah dan terlalu panjang untuk diurainya satu persatu. Singkatnya, masyarakat Arab Jahiliyah dan pranatanya mempertontonkan diskriminasi dengan penuh kebanggaan.
Kemudian Rasulullah SAW menjalankan misi kenabian dan memperlihatkan keatuladanan yang menyetarakan. Antara lain kesetaraan di depan hukum, kesetaraan kesempatan hidup sejahtera, kesetaraan akses dalam pendidikan, kesetaraan dalam mengakses peradilan yang adil, kesetaraan berkeyakinan dan beribadah sesuai dengan kepercayaannya, dan lain-lain.
Rasulullah SAW bersabda: "Bahwa seandainya Fatimah binti Muhammad itu mencuri, maka saya akan memotong tangannya".
Mencermati poin-poin tersebut di atas, akan kita mengalaminya?
Walau tak berhadapan dengan imperium pihak lain, namun kita berhadapan dengan situasi dan keadaan "terjajah". Oleh karena itu, apapun kapasitas kita, mesti kita melawan untuk merdeka. Karena merdeka adalah misi kenabian.
MERDEKA!!!
(UMI)
Berita Terkait

Sulsel
Momentum HUT 80 RI, Bupati Husniah Ajak Bersatu Majukan Daerah
Pelaksanaan Upacara Detik-Detik Proklamasi dalam rangka Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia tingkat Kabupaten Gowa Tahun 2025 berjalan sukses dan lancar.
Minggu, 17 Agu 2025 21:26

News
Tafsir Hitam: Karbala, Cannibal Corpse, Ammatoa Kajang
Esai puitis tentang tafsir hitam: dari Karbala dan duka Asyura, kebisingan metal Cannibal Corpse, hingga kesunyian Ammatoa Kajang di Sulawesi
Minggu, 17 Agu 2025 18:44

Sulsel
Tingkatkan Kekompakan, DWP Gowa Semarakkan HUT RI dengan Perlombaan
Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Gowa mengadakan sejumlah perlombaan yang berlangsung di Zona A Ruang Terbuka Hijau (RTH) Syekh Yusuf, Sabtu (16/8).
Minggu, 17 Agu 2025 16:34

Sulsel
Parade 80 Perahu Nelayan Meriahkan HUT ke-80 RI di Bantaeng
Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) di Kabupaten Bantaeng sedikit berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Minggu, 17 Agu 2025 16:28

Makassar City
Semarak Kemerdekaan HUT RI ke-80, Warga NTI Gelar Berbagai Lomba
Warga perumahan Nusa Tamalanrea Indah (NTI) ikut memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia ke-80 dengan menggelar "Semarak Kemerdekaan".
Minggu, 17 Agu 2025 15:05
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler