Menengok Keindahan EcoPark PIK 2, Miniatur Kebhinekaan Global di Tanah Air

Tri Yari Kurniawan
Jum'at, 03 Mar 2023 15:33
Menengok Keindahan EcoPark PIK 2, Miniatur Kebhinekaan Global di Tanah Air
EcoPark PIK 2, mahakarya dari Agung Sedayu Group diproyeksikan sebagia pusat wisata religi sekaligus miniatur kebhinekaan global di tanah air. Foto/Istimewa
Comment
Share
JAKARTA - Bhinneka Tunggal Ika. Tiga kata ini merupakan semboyan bangsa Indonesia, sekaligus menjadi lambang negara yang tertulis pada Garuda Pancasila. Istilah yang diambil dari Kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular yang dikarang pada abad ke-14 itu menunjukkan keberagaman Indonesia.

Selama 77 tahun kemerdekaan bangsa Indonesia, bahkan lebih dari itu, kemajemukan di tanah air mampu menjadi kekuatan bersama. Perbedaan atas keberagaman suku, bahasa, dan agama merupakan tantangan, tetapi bukan hambatan, apalagi kelemahan.

Perjalanan panjang bangsa Indonesia memang diwarnai adanya percikan konflik atas keberagaman tersebut. Tentunya itu menjadi pelajaran berharga agar tidak terulang. Toh, pada akhirnya semua itu melebur atas nama persatuan dalam bingkai toleransi, yang menjadi nyawa bangsa Indonesia.

Semangat toleransi yang terus dibangun ini bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tapi seluruh pihak di tanah air. Salah satu inisiatif membumikan toleransi di Indonesia yang patut diapresiasi datang dari Agung Sedayu Group dan Salim Group lewat mahakarya EcoPark Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 di Jakarta Utara.

Megaproyek ini berupa kawasan terpadu yang menyatukan pusat religi, pusat kuliner, dan pusat perbelanjaan dalam satu kawasan dengan fasilitas lengkap. EcoPark PIK 2 dirancang sebagai miniatur kebhinnekaan global di tanah air. Keberagaman budaya dan agama bakal hadir secara berdampingan dengan harmonis.

Executive Director PIK 2, Steven Kusumo, menyampaikan EcoPark PIK 2 pastinya menjadi kawasan terpadu pertama lintas kebudayaan dan religi di tanah air. Tentunya, megaproyek ini bukan hanya menjadi kebanggaan pihaknya, tapi juga kebanggaan Indonesia.

"Konsep EcoPark PIK 2 ini adalah kawasan integrated. Di dalamnya ada pusat kuliner, pusat religi, dan juga pusat perbelanjaan. Semua itu menjadi satu, ya pastinya menjadi yang pertama di Indonesia," kata Steven, yang dikutip dari akun YouTube Agung Sedayu Group Official, akhir Februari 2023.

"Ini tentunya menjadi kebanggaan. Ini salah satu mahakarya kami, ini justru ada kerja sama dengan banyak pihak. Tentunya ini akan menjadi kolaborasi yang baik untuk kita dan untuk Indonesia," sambung Steven.

Dibangun di atas lahan kurang lebih 54 hektare, kawasan hijau EcoPark PIK 2 diakuinya dirancang bukan sebatas cermin kebhinekaan Indonesia, melainkan kebhinekaan global. Makanya, terdapat 8 zona yang mencerminkan latar belakang negara serta agama dan kebudayaan yang berbeda.

"Ini memang (konsepnya) secara internasional. Kami fokus pada unity dan diversity antar-semua. Jadi di dalamnya seperti yang saya bilang, ada pusat religi dan macam-macam kebudayaan kumpul menjadi satu dalam taman tersebut," papar Steven.

Multikultural dan Multireligi
Menengok Keindahan EcoPark PIK 2, Miniatur Kebhinekaan Global di Tanah Air

EcoPark PIK 2 hadir dengan konsep multikultural dan multireligi, yang terbagi dalam 8 zona. Setiap zona mempunyai ciri arsitektur bangunan dari negara tertentu. Juga disiapkan rumah ibadah maupun situs religi yang merujuk pembagian zona. Semua itu diproyeksikan menjadi ikon dan dapat menjadi wisata religi.

Menariknya lagi, 8 zona di kawasan hijau ini bukan hanya terhubung lewat jalur darat. Agung Sedayu Group bakal menghadirkan water taxi, dimana EcoPark PIK 2 dilengkapi danau seluas kurang lebih 23,5 hektare. Nah, situs-situs religi dibangun di tepi danau yang pastinya menambah keindahan kawasan hijau tersebut.

Director DP Architects Singapore, selaku design consultant, Rida Sobana, menjelaskan konsep dasar dari EcoPark PIK 2 adalah mencoba menggabungkan 2 peran. Peran pertama adalah sustainability, fungsi dasar sebagai penyediaan ruang terbuka hijau yang asri, menjadi paru-paru kota PIK 2, fungsi penampungan air hujan dan pengendalian banjir, serta menjamin terciptanya ekosistem lingkungan yang sehat.

"Peran kedua adalah Place Making/Public Space di mana fungsi lainnya adalah menciptakan ruang hijau yang aktif dan menjadi destinasi favorit komunitas dan warga di sekitar sehingga menjadi bagian yang integrated dari tata ruang kota di PIK 2," ungkap Rida, dalam webinar 'Merayakan Keberagaman di EcoPark PIK 2, Selasa (14/02/2023).

Secara umum, karena ukuran EcoPark PIK 2 yang sangat luas, maka dibagi atas 3 bagian: Barat, Tengah, dan Timur. Barat bertemakan air, Tengah bertemakan taman, dan Timur bertemakan alam. Rinciannya, zona 1 berupa halal district dengan luas kurang lebih 8 hektare.

Dalam zona 1 akan dibangun Masjid Agung dengan kapasitas mencapai 6.000 jemaah. Bahkan, rumah ibadah untuk umat Islam ini, Rida menyebut diproyeksikan bisa menampung hingga 10 ribu jemaah, bila memanfaatkan area luar. Hal itu dapat dilakukan pada momen tertentu, seperti untuk Salat Ied.

Masjid Agung PIK 2 terinsipirasi dari arsitektur bangunan Islam dunia yang terkenal, seperti Hagia Sophia di Turki maupun Taj Mahal di India. Masjid ini dibangun dengan prinsip desain tradisional, seperti kubah dan simetris dengan proposi rasio. Dengan begitu, kesan megah, anggun dan elegan semakin kuat.

Masih di zona 1, bakal dibangun fasilitas pusat perbelanjaan berupa pasar tradisional, yang menyerupai Geylang Serai Market di Singapura. Meski berstatus pasar tradisional, tapi dipastikan dikelola secara modern.

Lalu, akan dibangun juga pusat kuliner seperti di Singapura yakni Haji Lane Street. Terdapat 6 gang kuliner yang mewakili setiap kota pusat perdagangan Islam. Nuansa Islam itu semakin kental karena fasilitas tersebut akan dikelilingi bangun berarsitektur Maroko dan Xinjiang, yang merupakan perwakilan kota muslim di Negeri Tirai Bambu alias Tiongkok.

Zona 2 diperuntukkan bagi umat Kristen. Olehnya itu, bakal hadir gereja Katolik, lengkap situs Goa Maria sebagai tempat ziarah. Bangunan pada zona ini didesain berarsitektur Italia. Tidak kalah menarik, pada zona ini akan menawarkan tempat makan dengan konsep Afresco Dining atau bersantap di udara terbuka.

Berbeda dengan zona 3, EcoPark PIK 2 menghadirkan bangunan berarsitektur Thailand dengan ornamen emas. Juga akan dibangun kuil Thailand lengkap dengan patung Budha dengan 4 wajah atau dikenal dengan sebutan Si Mian Fo.

Selanjutnya, zona 4 dan zona 5 kental dengan nuansa oriental Jepang dan Korea. Kuil khas dari negara tersebut bakal dihadirkan dengan konsep yang berkaitan erat dengan hubungan alam di sekitarnya. Semua itu menciptakan estetika visual seni khas Korea.

Zona 6 sendiri bakal identik dengan bangunan berarsitektur India. Di sana akan dibangun Kuil Shiva Mandir, yang ditujukan khusus untuk mendukung aktivitas keagaaman dan kerohanian umat Hindu.

Sedangkan, zona 7 diisi dengan Vietnam Temple dengan arsitektur khas yang terbuat dari batu bata dan batu pasir dengan ukuran mitologi Hindu. Terakhir, zona 8 akan dibangun Klenteng Tiongkok sebagai tempat aktivitas spiritual.

Kehadiran beragam rumah ibadah di 8 zona EcoPark PIK 2 dengan penempatan di tepi danau akan membawa suasana damai, tenang, dan syahdu untuk berdoa. Keragaman kultural dan religi di kawasan tersebut tentunya bakal menjadi daya tarik tersendiri, karena menampilkan harmonisasi keberagaman dalam jendela dunia.

Bukan hanya terpaku pada pembangunan pusat religi, pada kawasan hijau terpadu itu juga dilengkaoi fasilitas lengkap. Mulai dari sekolah, rumah sakit hingga area bermain anak. Keberadaan danau sebagai elemen ruang terbuka hijau bukan sebatas pelengkap, tapi digunakan menampung air hujan untuk pengendalian banjir, sekaligus menciptakan lingkungan yang sehat.

Serasa di Luar Negeri
Menengok Keindahan EcoPark PIK 2, Miniatur Kebhinekaan Global di Tanah Air

Konsep EcoPark PIK 2 diproyeksikan menjadi pusat wisata religi dengan kebhinekaan global yang menjadi kebanggaan Indonesia. Terbagi dalam 8 zona dengan ikon situs religi dan bangunan berarsitektur China hingga Italia membuat kawasan ini juga bakal menjadi miniatur luar negeri.

Kelak, masyarakat Indonesia, khususnya Jakarta yang ingin merasakan suasana luar negeri tinggal mengunjungi EcoPark PIK 2. Semisal bila ingin berfoto seperti di Thailand, maka dapat mengunjungi zona 3 dan jika hendak merasakan suasana India, tinggal mendatangi zona 6.

Begitu pula jika ingin merasakan kuliner khas Arab hingga Turki tersedia di zona 1. Rida menyebut begitu banyak aktivitas yang dapat dilakukan untuk sekadar menghabiskan waktu, sekaligus menikmati momen serasa di luar negeri.

"Banyak aktivitas, ya bisa sibuk seharian (di zona 1 distrik halal). Mulai dari pagi menyeruput kopi Arab, lalu ada cemilan Turki. Dapat pula menjajali toko-toko Islam dunia, ada juga pasar seni dan cenderamata, bisa berburu kerajinan tangan untuk oleh-oleh," ungkapnya.

Terlepas dari konsep multikultur dengan kehadiran bangunan hingga jajanan luar negeri, EcoPark 2 mempunyai agenda mendukung program nasional. Salah satunya mendukung program pemerintah dalam mengakselerasi industri halal. Nah, kehadiran zona 1 di EcoPark PIK 2 akan sangat menunjang.

"(Zona 1 distrik halal) ini bentuk dukungan Agung Sedayu Grup untuk industri halal di Indonesia. Mewujudkan ekosistem ekonomi syariah, ini bagian penting dari ekonomi Indonesia karena Indonesia adalah rumah bagi umat muslim terbesar," ucapnya.

Di samping itu, prospek ekosistem syariah di Indonesia sangat menjanjikan. Omzet dari industri halal pada 2025 mendatang diproyeksikan menembus angka Rp4,3 triliun.

Merawat Kebhinekaan
Menengok Keindahan EcoPark PIK 2, Miniatur Kebhinekaan Global di Tanah Air

Harun Mahbub, salah seorang jurnalis yang tampil sebagai pembicara dalam webinar itu menyampaikan penting untuk merawat kebhinekaan. Toh, Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki nilai persatuan yang kokoh justru karena kebhinekaannya.

Pada kesempatan itu, Harun menceritakan pengalaman jurnalistiknya tentang akulturasi budaya di tanah air. "Di Semarang misalnya, kita mengenal lumpia sebagai kudapan yang tercipta dari akulturasi budaya Tiongkok dan Jawa. Saat berkunjung ke Singkawang, misalnya, saya bisa melihat ada klenteng, gereja dan masjid yang berada di satu lokasi," tuturnya.

Olehnya itu, penulis buku #2 Jam Bisa Jadi Wartawan ini mengapresiasi inisiatif Agung Sedayu Group yang telah merancang Ecopark di PIK 2. Tentunya, konsep kawasan hijau multikultural dan multireligi ini akan lebih baik lagi apabila dapat disebarluaskan ke wilayah lain di tanah air.

Adapun lomba penulisan mengenai EcoPark PIK 2 yang merangkum berbagai keberagaman, mulai dari keberagaman budaya, religi hingga lini bisnis, termasuk mengayomi UMKM, dinilai Harun sebagai langkah positif yang dapat membantu mengedukasi masyarakat luas tentang betapa pentingnya merawat kebhinekaan dalam kehidupan sehari-hari.

Sekadar diketahui, keberagaman atau kebhinekaan di Indonesia masih menjadi tantangan agar dapat dibingkai dengan prinsip toleransi agar menjadi kekuatan. Merujuk sensus Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2010, Indonesia memiliki 300 kelompok etnis, atau lebih tepatnya terdapat 1.340 suku bangsa di tanah air.

Toleransi antar umat beragama dan apresiasi terhadap berbagai budaya yang berbeda, baik di Indonesia maupun dengan budaya bangsa lain menjadi kunci dalam merawat kebhinekaan. Sejauh ini, kebhinekaan yang terawat dengan baik di Indonesia mendapatkan pengakuan dari dunia internasional.
(TRI)
Berita Terbaru