Film 'TUNGKE’ Angkat Budaya Bugis-Makassar & Perjuangan TNI di Perbatasan
Sabtu, 02 Agu 2025 12:16

Film TUNGKE - Badik Tak Bertuan segera memulai proses produksi, setelah film bertema militer & drama keluarga ini mendapatkan persetujuan Pangdam XIV/Hasanuddin, Mayjen TNI Windiyatno. Foto/IST
MAKASSAR - Film 'TUNGKE - Badik Tak Bertuan' dari rumah produksi GO! TALENT ACADEMY segera memulai proses produksi. Hal itu dipastikan setelah film bertema militer dan drama keluarga ini mendapatkan persetujuan dari Pangdam XIV/Hasanuddin, Mayjen TNI Windiyatno.
Film aksi heroik ini sendiri patut ditunggu, khususnya bagi masyarakat Sulsel. Musababnya, film ini kental dengan budaya Bugis-Makassar. Film ini juga mengangkat nilai-nilai pengabdian dan pengorbanan prajurit TNI, yang dilandasi nilai budaya Bugis-Makassar, serta sekaligus mengangkat makna filosofis badik yang merupakan senjata khas daerah.
Film 'TUNGKE - Badik Tak Bertuan' diketahui mengangkat kisah heroik seorang perwira muda TNI bernama TUNGKE dalam menghadapi jaringan perdagangan manusia di wilayah perbatasan Indonesia–Malaysia.
Film ini digagas oleh sineas muda Harry Maverick dari rumah produksi GO! TALENT ACADEMY. Ia didukung sejumlah profesional di bidang sinema, termasuk Irwan Husma selaku DOP dan kamera operator dalam serial “TUNGKE” yang lebih dahulu diproduksi.
Daftar pemain film ini mencakup:
• Zuhdi Abbad sebagai Tungke
• Ivada Dewata Laan sebagai ibu Tungke
• Andi Marhamatul Aulia Tajuddin Bare
• Bayu Arya Ramadhan
• Desrianto
• Ananda Putri
• Annisa Humayra Putri
serta sejumlah pemeran lainnya yang akan diumumkan menyusul.
Film 'TUNGKE – Badik Tak Bertuan' tidak hanya menyajikan ketegangan aksi di lapangan, tetapi juga menggali sisi emosional dan kemanusiaan dari seorang prajurit yang dihadapkan pada dilema moral dan tanggung jawab negara.
Tokoh utama, TUNGKE, adalah perwira muda yang ditugaskan menjaga keamanan perbatasan. Ia terlibat dalam misi penyelamatan korban perdagangan manusia yang mengguncang hati nuraninya. Kisah ini juga menyoroti kehidupan keluarga TUNGKE dan warisan nilai dari sang ayah yang gugur sebagai prajurit TNI.
Proyek ini disetujui oleh Kodam XIV/Hasanuddin setelah melalui tahap pengembangan yang melibatkan riset lapangan, konsultasi militer, serta penyusunan naskah yang mendalam. Film ini dikemas dengan alur cerita yang kuat dan aksi yang memikat, diharapkan mampu memukau penonton serta memperkaya dunia perfilman Indonesia, khususnya di Makassar.
Proses pra-produksi dijadwalkan dimulai bulan September, dengan rencana syuting di Kalimantan dan Sulsel. “Film ini bukan sekadar tontonan aksi. Kami ingin menyampaikan pesan tentang integritas, keberanian, dan kemanusiaan. TUNGKE adalah gambaran dari prajurit kita yang sesungguhnya," kata Harry, penggagas utama dan penulis cerita Film TUNGKE.
Film ini diharapkan menjadi karya sinema asli Sulsel yang tak hanya menghibur, tapi juga memberi inspirasi dan edukasi tentang pentingnya menjaga perbatasan dan melawan kejahatan kemanusiaan. Sebelum produksi film, serial “TUNGKE” akan lebih dahulu tayang pada 23–24 Agustus di Auditorium UC Makassar.
Dengan riset dan konsultasi militer yang matang, syuting akan berlangsung di berbagai lokasi seperti Makassar, Sinjai, dan Bone. Film ini tidak hanya menyajikan aksi militer, tetapi juga menggambarkan sisi emosional keluarga prajurit dan nilai-nilai budaya Bugis, termasuk makna dari badik, senjata tradisional yang menjadi simbol identitas Bugis-Makassar.
“Kami ingin menggambarkan realita prajurit TNI dengan sudut pandang yang lebih manusiawi dan emosional. Film ini akan membawa penonton menyelami makna sejati dari kata ‘prajurit’,” jelasnya.
Tunggu kehadirannya di bioskop!Film ini dijadwalkan tayang pertengahan tahun 2026, dan diharapkan dapat menjadi salah satu karya sinematik nasional yang kuat secara narasi dan visual.
Film aksi heroik ini sendiri patut ditunggu, khususnya bagi masyarakat Sulsel. Musababnya, film ini kental dengan budaya Bugis-Makassar. Film ini juga mengangkat nilai-nilai pengabdian dan pengorbanan prajurit TNI, yang dilandasi nilai budaya Bugis-Makassar, serta sekaligus mengangkat makna filosofis badik yang merupakan senjata khas daerah.
Film 'TUNGKE - Badik Tak Bertuan' diketahui mengangkat kisah heroik seorang perwira muda TNI bernama TUNGKE dalam menghadapi jaringan perdagangan manusia di wilayah perbatasan Indonesia–Malaysia.
Film ini digagas oleh sineas muda Harry Maverick dari rumah produksi GO! TALENT ACADEMY. Ia didukung sejumlah profesional di bidang sinema, termasuk Irwan Husma selaku DOP dan kamera operator dalam serial “TUNGKE” yang lebih dahulu diproduksi.
Daftar pemain film ini mencakup:
• Zuhdi Abbad sebagai Tungke
• Ivada Dewata Laan sebagai ibu Tungke
• Andi Marhamatul Aulia Tajuddin Bare
• Bayu Arya Ramadhan
• Desrianto
• Ananda Putri
• Annisa Humayra Putri
serta sejumlah pemeran lainnya yang akan diumumkan menyusul.
Film 'TUNGKE – Badik Tak Bertuan' tidak hanya menyajikan ketegangan aksi di lapangan, tetapi juga menggali sisi emosional dan kemanusiaan dari seorang prajurit yang dihadapkan pada dilema moral dan tanggung jawab negara.
Tokoh utama, TUNGKE, adalah perwira muda yang ditugaskan menjaga keamanan perbatasan. Ia terlibat dalam misi penyelamatan korban perdagangan manusia yang mengguncang hati nuraninya. Kisah ini juga menyoroti kehidupan keluarga TUNGKE dan warisan nilai dari sang ayah yang gugur sebagai prajurit TNI.
Proyek ini disetujui oleh Kodam XIV/Hasanuddin setelah melalui tahap pengembangan yang melibatkan riset lapangan, konsultasi militer, serta penyusunan naskah yang mendalam. Film ini dikemas dengan alur cerita yang kuat dan aksi yang memikat, diharapkan mampu memukau penonton serta memperkaya dunia perfilman Indonesia, khususnya di Makassar.
Proses pra-produksi dijadwalkan dimulai bulan September, dengan rencana syuting di Kalimantan dan Sulsel. “Film ini bukan sekadar tontonan aksi. Kami ingin menyampaikan pesan tentang integritas, keberanian, dan kemanusiaan. TUNGKE adalah gambaran dari prajurit kita yang sesungguhnya," kata Harry, penggagas utama dan penulis cerita Film TUNGKE.
Film ini diharapkan menjadi karya sinema asli Sulsel yang tak hanya menghibur, tapi juga memberi inspirasi dan edukasi tentang pentingnya menjaga perbatasan dan melawan kejahatan kemanusiaan. Sebelum produksi film, serial “TUNGKE” akan lebih dahulu tayang pada 23–24 Agustus di Auditorium UC Makassar.
Dengan riset dan konsultasi militer yang matang, syuting akan berlangsung di berbagai lokasi seperti Makassar, Sinjai, dan Bone. Film ini tidak hanya menyajikan aksi militer, tetapi juga menggambarkan sisi emosional keluarga prajurit dan nilai-nilai budaya Bugis, termasuk makna dari badik, senjata tradisional yang menjadi simbol identitas Bugis-Makassar.
“Kami ingin menggambarkan realita prajurit TNI dengan sudut pandang yang lebih manusiawi dan emosional. Film ini akan membawa penonton menyelami makna sejati dari kata ‘prajurit’,” jelasnya.
Tunggu kehadirannya di bioskop!Film ini dijadwalkan tayang pertengahan tahun 2026, dan diharapkan dapat menjadi salah satu karya sinematik nasional yang kuat secara narasi dan visual.
(TRI)
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Peduli Sejak Dini, Siswa SD Telkom Gelar Aksi Bersih & Bagi Sembako di Pantai Losari
2

Film 'TUNGKE’ Angkat Budaya Bugis-Makassar & Perjuangan TNI di Perbatasan
3

Sambut Kemerdekaan RI, Telkomsel Hadirkan Jaringan 4G di Desa Harapan Barru
4

Siswi SMK Negeri di Gowa Acungkan Jari Tengah ke Guru, Minta Maaf Usai Viral
5

Cluster LYNX Clariti Residence Resmi Diluncurkan, Usung Konsep Japandi
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Peduli Sejak Dini, Siswa SD Telkom Gelar Aksi Bersih & Bagi Sembako di Pantai Losari
2

Film 'TUNGKE’ Angkat Budaya Bugis-Makassar & Perjuangan TNI di Perbatasan
3

Sambut Kemerdekaan RI, Telkomsel Hadirkan Jaringan 4G di Desa Harapan Barru
4

Siswi SMK Negeri di Gowa Acungkan Jari Tengah ke Guru, Minta Maaf Usai Viral
5

Cluster LYNX Clariti Residence Resmi Diluncurkan, Usung Konsep Japandi