IOH Gencarkan Program Tanam Oksigen, Apa Itu?
Kamis, 11 Apr 2024 21:46
Tanam Oksigen adalah bagian dari program CSR milik IOH, yang diwujudkan lewat aksi penanaman mangrove di berbagai wilayah. Foto/Istimewa
MAKASSAR - Indosat Ooredoo Hutchison (IOH atau Indosat) semakin gencar mengkampanyekan program Tanam Oksigen untuk bumi hijau dan lestari.
Tanam Oksigen adalah bagian dari program CSR milik IOH. Program ini didedikasikan untuk mencegah punahnya udara bersih dari bumi. Caranya dengan mengembalikan dan melindungi ekosistem mangrove di hutan Indonesia yang kian terancam keberadaannya.
Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, 200 ribu hektare mangrove di Indonesia ditebang dalam 10 tahun terakhir, 99% penduduk urban menghirup udara berpolusi, emisi karbon dioksida mencapai rekor tertinggi di tahun 2021.
Data lainnya dari penelitian Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia menyebutkan bahwa sekitar 123 ribu orang di Indonesia meninggal karena polusi udara. Rata-rata kasus Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) meningkat hingga menjadi 100 ribu kasus. Keberadaan udara bersih yang layak untuk kita bernafas semakin langka!
Mengapa harus mangrove?
Mangrove memiliki banyak manfaat untuk keberlangsungan kehidupan kita di bumi!
Beberapa jenis tumbuhan mangrove seperti Rhizophora sp dan Avicennia sp memiliki tipe perakaran yang khas, dan digunakan sebagai tempat perlindungan bagi larva sebagai biota laut. Mangrove memiliki fungsi penting dalam menyediakan tempat bertelur, proses pemijahan dan pertumbuhan bagi fauna-fauna yang tinggal di dalam hutan bakau.
Manfaat lain dari hutan mangrove yang juga sangat penting adalah ekosistem mangrove dapat mencegah intrusi air laut ke daratan, erosi, dan abrasi pantai. Tanaman mangrove memiliki akar yang bermanfaat dalam melindungi tanah di wilayah pesisir, sehingga bisa menjadi pelindung pengikisan tanah akibat air dan mengurangi efek buruk banjir rob.
Akar tanaman mangrove berperan tidak hanya sebagai alat untuk pernafasannya saja tetapi juga dapat berfungsi untuk menangkap endapan dan membersihkan kandungan zat kimia dalam air yang berasal dari daratan menuju laut.
Air yang mengalir dari sungai kebanyakan mengandung zat kimia atau polutan, saat air tersebut melalui akar tanaman mangrove, maka zat kimia menjadi terlepas. Sehingga ketika air akhirnya sampai ke laut, kualitasnya sudah lebih bagus dan lebih bersih.
Selain itu, manfaat utama dari ekosistem mangrove tentunya adalah menyerap emisi karbon dioksida. Banyak aktivitas di kehidupan kita yang menghasilkan emisi karbondioksida, seperti asap kendaraan bermotor dan berbagai kegiatan industry sehingga membuat suhu bumi makin hangat dan mendorong terjadinya perubahan iklim.
Ekosistem mangrove sangat diperlukan sebagai sebuah upaya untuk melakukan penyerapan karbon yang maksimal. Berdasarkan penelitian CIFOR, setiap hektare ekosistem mangrove menyerap karbondioksida (CO2) 5x lebih banyak dibanding hutan tropis!
Penelitian lain juga mengungkapkan bahwa hutan mangrove juga mampu menyerap 110 kg karbon dan sepertiganya akan dilepaskan dalam bentuk endapan organik di lumpur. Di hutan mangrove yang dikategorikan sebagai ekosistem lahan basah, penyimpanan karbon mencapai 800-1200 ton per hektar.
Ekosistem mangrove juga melakukan pelepasan emisi ke udara lebih sedikit dibandingkan hutan di daratan, karena pembusukan serasah pada tanaman akuatik tidak melepaskan karbon ke udara. Jadi apabila kawasan ekosistem mangrove lestari maka keberadaan emisi karbon di alam dapat lebih dikurangi.
Di Sulsel, program Tanam Oksigen melalui penanaman mangrove telah dilakukan IOH dan bakal terus dilaksanakan. Terbaru, dilakukan di pesisir Kabupaten Kepulauan Pangkep, beberapa waktu lalu.
Tanam Oksigen adalah bagian dari program CSR milik IOH. Program ini didedikasikan untuk mencegah punahnya udara bersih dari bumi. Caranya dengan mengembalikan dan melindungi ekosistem mangrove di hutan Indonesia yang kian terancam keberadaannya.
Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, 200 ribu hektare mangrove di Indonesia ditebang dalam 10 tahun terakhir, 99% penduduk urban menghirup udara berpolusi, emisi karbon dioksida mencapai rekor tertinggi di tahun 2021.
Data lainnya dari penelitian Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia menyebutkan bahwa sekitar 123 ribu orang di Indonesia meninggal karena polusi udara. Rata-rata kasus Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) meningkat hingga menjadi 100 ribu kasus. Keberadaan udara bersih yang layak untuk kita bernafas semakin langka!
Mengapa harus mangrove?
Mangrove memiliki banyak manfaat untuk keberlangsungan kehidupan kita di bumi!
Beberapa jenis tumbuhan mangrove seperti Rhizophora sp dan Avicennia sp memiliki tipe perakaran yang khas, dan digunakan sebagai tempat perlindungan bagi larva sebagai biota laut. Mangrove memiliki fungsi penting dalam menyediakan tempat bertelur, proses pemijahan dan pertumbuhan bagi fauna-fauna yang tinggal di dalam hutan bakau.
Manfaat lain dari hutan mangrove yang juga sangat penting adalah ekosistem mangrove dapat mencegah intrusi air laut ke daratan, erosi, dan abrasi pantai. Tanaman mangrove memiliki akar yang bermanfaat dalam melindungi tanah di wilayah pesisir, sehingga bisa menjadi pelindung pengikisan tanah akibat air dan mengurangi efek buruk banjir rob.
Akar tanaman mangrove berperan tidak hanya sebagai alat untuk pernafasannya saja tetapi juga dapat berfungsi untuk menangkap endapan dan membersihkan kandungan zat kimia dalam air yang berasal dari daratan menuju laut.
Air yang mengalir dari sungai kebanyakan mengandung zat kimia atau polutan, saat air tersebut melalui akar tanaman mangrove, maka zat kimia menjadi terlepas. Sehingga ketika air akhirnya sampai ke laut, kualitasnya sudah lebih bagus dan lebih bersih.
Selain itu, manfaat utama dari ekosistem mangrove tentunya adalah menyerap emisi karbon dioksida. Banyak aktivitas di kehidupan kita yang menghasilkan emisi karbondioksida, seperti asap kendaraan bermotor dan berbagai kegiatan industry sehingga membuat suhu bumi makin hangat dan mendorong terjadinya perubahan iklim.
Ekosistem mangrove sangat diperlukan sebagai sebuah upaya untuk melakukan penyerapan karbon yang maksimal. Berdasarkan penelitian CIFOR, setiap hektare ekosistem mangrove menyerap karbondioksida (CO2) 5x lebih banyak dibanding hutan tropis!
Penelitian lain juga mengungkapkan bahwa hutan mangrove juga mampu menyerap 110 kg karbon dan sepertiganya akan dilepaskan dalam bentuk endapan organik di lumpur. Di hutan mangrove yang dikategorikan sebagai ekosistem lahan basah, penyimpanan karbon mencapai 800-1200 ton per hektar.
Ekosistem mangrove juga melakukan pelepasan emisi ke udara lebih sedikit dibandingkan hutan di daratan, karena pembusukan serasah pada tanaman akuatik tidak melepaskan karbon ke udara. Jadi apabila kawasan ekosistem mangrove lestari maka keberadaan emisi karbon di alam dapat lebih dikurangi.
Di Sulsel, program Tanam Oksigen melalui penanaman mangrove telah dilakukan IOH dan bakal terus dilaksanakan. Terbaru, dilakukan di pesisir Kabupaten Kepulauan Pangkep, beberapa waktu lalu.
(TRI)
Berita Terkait
Ekbis
Indosat Masuk Fortune Best Companies: Satu-satunya Telco Indonesia!
Indosat kembali mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional dengan masuk dalam daftar 2025 Fortune Best Companies to Work For Southeast Asia.
Kamis, 11 Des 2025 17:48
News
Pertamina Tanam 1.000 Mangrove di Kendari untuk Perkuat Ekosistem Pesisir
Memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia, Pertamina menanam 1.000 bibit mangrove di pesisir Kelurahan Mata, Kota Kendari, sebagai bagian dari Program TJSL Mata Siaga.
Senin, 08 Des 2025 14:19
Ekbis
3Store Makassar Hadir dengan Wajah Baru, Lebih Segar & Modern
Indosat merelokasi 3Store Makassar dari Jalan Boulevard ke lokasi baru di Jalan Slamet Riyadi No. 4, yang kini berdampingan dengan Gerai IM3 Makassar.
Jum'at, 05 Des 2025 17:39
News
Indosat Percepat Pemulihan Jaringan dan Salurkan Bantuan di Sumatera
Indosat bergerak cepat memulihkan jaringan telekomunikasi dan menyalurkan bantuan kemanusiaan bagi masyarakat yang terdampak banjir dan longsor di Sumatera.
Kamis, 04 Des 2025 18:01
Ekbis
Indosat Pacu Inovasi AI untuk Perkuat Sektor Keuangan Indonesia
Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) melalui Indosat Business kembali menegaskan perannya sebagai katalis transformasi digital di Indonesia, khususnya pada sektor keuangan.
Jum'at, 28 Nov 2025 22:16
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Kontribusi Pajak Terbesar, GMTD Diganjar Penghargaan Pemkot Makassar
2
Perkuat Keamanan Pangan, PELNI Tambah Lima Kapal Bersertifikasi HACCP di 2025
3
Tanam 10 Ribu Pohon, Bupati Gowa Ajak Semua Elemen Bersinergi Jaga Hutan dan Pegunungan
4
Deretan Festival dan Agenda Pariwisata di CoE 2026 Pemkot Makassar
5
TelkomGroup Pastikan Konektivitas Aman Selama Nataru 2025/2026
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Kontribusi Pajak Terbesar, GMTD Diganjar Penghargaan Pemkot Makassar
2
Perkuat Keamanan Pangan, PELNI Tambah Lima Kapal Bersertifikasi HACCP di 2025
3
Tanam 10 Ribu Pohon, Bupati Gowa Ajak Semua Elemen Bersinergi Jaga Hutan dan Pegunungan
4
Deretan Festival dan Agenda Pariwisata di CoE 2026 Pemkot Makassar
5
TelkomGroup Pastikan Konektivitas Aman Selama Nataru 2025/2026