Cahaya Ramadan: Agar Tidur Bernilai Ibadah

Tim Sindomakassar
Kamis, 06 Apr 2023 09:15
Cahaya Ramadan: Agar Tidur Bernilai Ibadah
Dr Syamril, Rektor Institut Teknologi & Bisnis Kalla (ITB Kalla). Foto: Dokumen pribadi
Comment
Share
Dr Syamril S.T M.Pd
Rektor Institut Teknologi & Bisnis Kalla (ITB Kalla)

MANUSIA dalam hidupnya memiliki kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Bukan cuma makan, minum dan bernafas tapi juga tidur. Bahkan tidur bisa jadi lebih penting daripada makan dan minum. Buktinya saat mengantuk datang menyerang dan kondisi perut lapar maka biasanya tidur yang didahulukan. Minimal makan sambil tertidur.

Allah menciptakan tidur sebagai mekanisme alamiah agar manusia dapat istirahat. Saat tubuh lelah beraktivitas di siang hari maka Allah ciptakan malam hari untuk beristirahat. Lama waktu tidur juga diatur. Normalnya untuk orang dewasa antara 4-8 jam.

Pergantian malam dan siang jika kita amati juga penuh keajaiban. Ada waktu sekitar 1 jam antara sore hari menuju malam hari dan subuh hari menuju pagi hari. Waktu transisi ini Allah ciptakan agar manusia memiliki masa penyesuaian diri. Secara perlahan dari gelap ke terang atau dari terang ke gelap membuat manusia tidak kaget. Bayangkan jika seperti gelap dan terang di lampu kamar. Tentu saja tidak nyaman bagi manusia.



Tidur yang dapat memulihkan tubuh adalah tidur yang berkualitas. Itu terjadi saat kita dalam keadaan "deep sleep". Jadi bukan asal tidur atau asal tidur yang lama. Suasana pribadi dan lingkungan sangat menentukan kualitas tidur seseorang.

Jika aktivitas tidur seseorang tiap hari rata-rata 6 jam maka itu setara dengan 25% umurnya. Jika umurnya 40 tahun maka dia telah tidur selama 10 tahun. Bisa dipastikan tidur adalah aktivitas yang paling banyak mengambil waktu kita.

Allah menciptakan jin dan manusia untuk beribadah kepada Nya. Artinya seluruh aktivitas manusia termasuk tidurnya harus bernilai ibadah. Apa syaratnya agar tidur bernilai ibadah? Mari kita perhatikan hadist Nabi yang dapat jadi petunjuk. Tentu pertama secara umum adalah niat. Sebelum tidur, niatkan untuk ibadah. Makanya diajarkan do'a sebelum tidur yaitu bismika Allahumma ahya wa bismika amut (dengan nama-Mu ya Allah aku hidup dan mati).



Jika ingin lebih lengkap maka dianjurkan membaca ayat Kursi, surat Al Ikhlas, Al Falaq dan An Nas lalu meniupkan ke tangan dan menyapukan ke seluruh badan yang dapat dijangkau. Hal itu untuk menjaga diri dari gangguan jin selama tidur.

Aktivitas pendahuluan sebelum do'a akan tidur yaitu berwudhu dan membersihkan tempat tidur. Berwudhu sebagaimana akan salat agar saat tidur dalam keadaan suci lahir dan batin. Membersihkan tempat tidur dengan membaca bismillah selain menjaga kebersihan fisik tempat tidur juga membersihkannya dari jin yang dapat mengganggu.

Kemudian dianjurkan untuk tidur dengan badan menghadap ke kanan dan tangan di bawah pipi. Secara medis posisi ini sangat bagus untuk jantung dan lambung.



Saat bangun tidur diperintahkan untuk membaca do'a alhamdulillahilladzi ahyana ba'da ma amatana wailaihinnusyur (segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan setelah mati di saat tidur). Bersyukur kepada Allah atas nikmat masih bisa bangun.

Demikianlah beberapa petunjuk agar aktivitas tidur kita bernilai ibadah sehingga berpahala. Apalagi di bulan Ramadhan di mana segala pahala berlipat ganda. Tapi jangan juga tidur berlebihan dan bermalas-malasan dengan alasan sedang berpuasa.

Mari tetap produktif di bulan Ramadan.
(MAN)
Berita Terkait
Berita Terbaru