Kolaborasi Google, Pemkot Ingin Makassar Jadi Pusat Inovasi Pendidikan Digital

Senin, 26 Mei 2025 21:42
Kolaborasi Google, Pemkot Ingin Makassar Jadi Pusat Inovasi Pendidikan Digital
Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin berbincang dengan Education Specialist untuk wilayah SulselBar, dan Tenggara, M. Edward Ranggong di Balai Kota, Senin (26/5/2025). Foto: Istimewa
Comment
Share
MAKASSAR - Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar bekerja sama dengan Google for Education bakal membangun ekosistem pembelajaran modern berbasis teknologi.

Tujuan dari kolaborasi ini agar mempercepat transformasi pendidikan di era digital. Program ini diwujudkan melalui pemanfaatan perangkat Chromebook, akun belajar.id, serta pelatihan kecerdasan buatan (AI) bagi guru dan siswa.

Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin mengatakan, langkah ini tidak hanya menjawab tantangan zaman, tetapi juga menunjukkan komitmen kuat Kota Makassar dalam menghadirkan pendidikan yang inklusif, aman, dan berdaya saing global di masa depan.

"Dengan program ini, maka pelatihan guru dan didukung infrastruktur memadai, Kota Makassar siap menjadi pusat inovasi pendidikan digital di Indonesia," jelasnya di Kantor Balai Kota Makassar.

Mantan CEO PSM Makassar itu menyampaikan, Pemkot Makassar terus mendorong transformasi pendidikan digital dengan menetapkan target pendirian sekolah unggulan berbasis teknologi di setiap kecamatan.

Kata dia, kerja sama program ini rencananya akan dimulai pada tahun ajaran baru 2025, mencakup guru-guru bersertifikasi ke sekolah digital yang ditunjuk. Program ini, lebih khusus lagi bagi guru-guru yang sudah memiliki sertifikasi digital yang akan ditempatkan di sekolah-sekolah tersebut.

"Kita targetkan untuk SD 1 sekolah per kecamatan diterapkan di kelas 4-6. Sedangkan SMP, bisa di 5 kecamatan sesuai dapil, mulai kelas 1-3," ucapnya.

Alumni Universitas Hasanuddin ini mengungkapkan, guru yang memiliki sertifikasi digital akan mendapatkan insentif khusus sebagai bentuk apresiasi dan motivasi.

Program sekolah digital ini dirancang menjadi pusat pembelajaran berbasis teknologi, menggunakan Chromebook dan akun belajar.id, dilengkapi dengan program pelatihan AI dari Google for Education.

"Pemerintah kota juga akan melakukan uji coba awal untuk memetakan kebutuhan jumlah guru dan murid di sekolah tersebut. Anak-anak dari pulau pun akan kita fasilitasi untuk bisa masuk dalam sekolah digital ini. Kita akan uji coba, tes seberapa besar kebutuhan guru dan sebaran muridnya," kata Appi.

Sementara, Education Specialist untuk wilayah Sulawesi Selatan, Barat, dan Tenggara, M. Edward Ranggong menuturkan, program pelatihan berbasis kecerdasan buatan (AI) dengan target satu juta guru dalam tiga tahun ke depan.

Dalam kerja sama terbaru dengan Kementerian Pendidikan Republik Indonesia, Google akan melatih para guru melalui platform AI bernama Gemini.

Sebagai penunjang, Pemkot Makassar dan Dinas Pendidikan Kota Makassar telah memfasilitasi infrastruktur berupa laptop Chromebook, dipilih karena keamanannya dan efisiensinya dalam kegiatan belajar mengajar.

"Chromebook ini hanya bisa diakses melalui akun belajar.id. Di luar itu tidak bisa masuk. Bahkan di kota Madiun, siswa diperbolehkan membawa Chromebook pulang karena keamanannya sangat tinggi," jelas Edward, memaparkan program transformasi digital pendidikan di hadapan Wali Kota Munafri.

Edward menjelaskan, Chromebook juga memiliki fitur berbagi pakai, sehingga satu perangkat bisa digunakan oleh banyak siswa selama memiliki akun belajar.id masing-masing. Bahkan, dalam pelaksanaan Assesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK), laptop ini dapat masuk ke mode ujian secara otomatis dan terintegrasi dari pusat.

Untuk sekolah yang memiliki perangkat lama, Google juga menyediakan solusi lewat Chrome OS Flex (bisa instal) yang dapat dipasang secara gratis untuk menghidupkan kembali perangkat usang.

"Selain perangkat, peningkatan kapasitas guru juga menjadi perhatian, dengan lebih dari 700 ribu guru telah mengikuti pelatihan, dan 25 ribu guru telah bersertifikasi Google, termasuk lebih dari 47 guru di Makassar," terangnya.

Selain rancangan program itu, adapun juga rogram unggulan lainnya seperti Kandidat Sekolah Rujukan Google (KSRG), yang ditujukan untuk sekolah negeri. Sekolah yang ingin menjadi KSRG harus memiliki minimal 60 unit Chromebook, 30% guru bersertifikasi Google, serta komitmen untuk berinovasi dalam pembelajaran.

"Sekolah yang terpilih menjadi KSRG akan mendapatkan pendampingan langsung, hak menggunakan logo Google, dan berkesempatan untuk kolaborasi lintas negara seperti yang sudah dilakukan dengan sekolah di Malaysia," terangnya.

Ia menambahkan, program ini menyasar di 22 provinsi dan 49 kabupaten/kota di Indonesia, termasuk di Sulawesi Selatan seperti Kabupaten Sinjai dan Soppeng. Beberapa daerah lain seperti Bantaeng, Parepare, Jeneponto, dan Maros juga tengah mempersiapkan sekolah untuk bergabung dalam program ini.

"Kami berharap dalam waktu dekat, kota Makassar juga bisa turut menyusul menjadi bagian dari transformasi digital pendidikan nasional melalui program KSRG," harapnya.

Dia mengatakan bahwa alur dan persyaratan bagi sekolah yang ingin menjadi Kandidat Sekolah Rujukan Google (KSRG), sebagai bagian dari transformasi digital pendidikan di Indonesia.

"Program KSRG ini kami tujukan untuk sekolah-sekolah negeri yang siap berinovasi dan berkomitmen dalam pembelajaran digital," ujar Edward.

Berikut alur dan syarat utama untuk menjadi KSRG, yakni, ketersediaan perangkat Chromebook, sekolah harus memiliki minimal 60 unit Chromebook yang digunakan aktif dalam proses pembelajaran. Idealnya, perangkat ini mencakup dua kelas aktif.

Kemudian Sertifikasi Guru, setidaknya 30% guru di sekolah tersebut harus memiliki sertifikasi Google (Level 1, Level 2, Trainer, Coach, atau Inovator), yang menunjukkan kompetensi dalam pemanfaatan teknologi pembelajaran.

Lalu Inovasi Pembelajaran yaitu sekolah harus menunjukkan praktik inovatif dalam kegiatan belajar mengajar yang memanfaatkan teknologi digital; Komitmen sekolah, pihak sekolah harus menyatakan komitmen tertulis untuk bertransformasi menjadi sekolah rujukan dan siap berbagi praktik baik dengan sekolah lain.

Dan Sinkronisasi dan Pendampingan, setelah memenuhi persyaratan awal, sekolah akan melalui proses sinkronisasi dan mendapat pendampingan langsung dari tim Google for Education Indonesia.
(MAN)
Berita Terkait
Berita Terbaru