Festival Muara 2026 Diyakini Perkuat Citra Makassar sebagai Kota Maritim
Minggu, 21 Des 2025 19:17
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, optimis Festival Muara bisa jadi event besar pada CoE tahun depan, Minggu (21/12/2025). Foto: Istimewa
MAKASSAR - Pemerintah Kota Makassar (Pemkot) bersiap menghadirkan deretan hajatan spektakuler sepanjang 2026 melalui Calendar of Event (CoE) 2026.
Tak sekadar kalender kegiatan, CoE dirancang sebagai platform terpadu yang menjadi rujukan utama dalam penginputan, pengelolaan, hingga promosi seluruh program unggulan Pemerintah Kota Makassar, khususnya di sektor pariwisata, ekonomi kreatif, dan budaya.
Dari puluhan agenda yang disiapkan, satu event tampil menonjol dan menyita perhatian adalah Festival Muara. Festival ini digagas langsung oleh Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, lewat Dinas Pariwisata dengan mengusung kekuatan tradisi lokal di kawasan pertemuan sungai dan laut.
Sebuah identitas geografis yang melekat kuat pada Kota Makassar, yang dianugerahi banyak muara sungai besar seperti Sungai Tallo dan Sungai Jeneberang.
Event ini direncanakan akan digelar pada pertengahan tahun 2026 dan menjadi festival perdana yang mengangkat secara khusus tradisi lokal di kawasan pertemuan sungai dan laut.
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, mengatakan Festival Muara dihadirkan sebagai bentuk perayaan terhadap keunikan geografis Kota Makassar yang tidak dimiliki banyak daerah lain.
Menurutnya, Kota Makassar dianugerahi keindahan alam berupa pertemuan sungai besar dan laut yang harus disyukuri sekaligus diolah menjadi kekuatan budaya dan pariwisata.
"Kenapa kita mengangkat top event festival Muara? ini menjadi Top Event, karena ini baru pertama kali akan kita gelar di Kota Makassar. Festival ini akan dikurasi dengan beberapa talenta yang punya pengalaman, untuk membentuk sebuah festival yang berbeda," ujar Munafri, Minggu (21/12/2025).
Kata dia, festival Muara bukan sekadar perayaan budaya, melainkan upaya menghadirkan pagelaran baru tentang Makassar sebagai kota pesisir yang hidup dari harmoni alam, sejarah, dan aktivitas masyarakat sekitar pesisir.
Menurutnya, konsep ini menjadikan muara sebagai ruang budaya, dan memperkenalkan pesisir laut sebagai ruang ekonomi, sekaligus ruang interaksi sosial yang menyatukan pesisir dan perkotaan.
"Tidak banyak kota yang punya keindahan alam dan letak geografis seperti Makassar. Kita ingin memperlihatkan bahwa dimensi event di Kota Makassar harus diperkenalkan dan melihat kultur yang ada," jelasnya.
Munafri memaparkan, Festival Muara akan menampilkan harmoni antara muara sungai dan muara laut, sekaligus menghadirkan kehidupan masyarakat pesisir dan kepulauan yang menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas Kota Makassar, sebagai wilayah maritim.
"Lihat bagaimana muara sungai berbaur dengan muara pantai, orang-orang pulau yang menghadirkan seluruh elemen yang ada di dalamnya. Ini yang kita harapkan bisa menjadi daya tarik dan dikemas dalam bentuk yang berbeda," katanya.
Ia menyebutkan, Festival Muara akan memadukan unsur tradisional, modern, dan kontemporer dalam satu ruang perayaan. Perpaduan tersebut diharapkan mampu memberikan kesan yang kuat dan berbeda bagi para pengunjung.
"Tradisional, modern, dan kontemporer akan menjadi satu di dalam event ini, sehingga memberikan kesan yang berbeda bagi orang-orang yang datang," lanjut Munafri.
Pria yang akrab disapa Appi itu menuturkan, festival ini tidak hanya ditujukan bagi warga Kota Makassar, tetapi juga menyasar wisatawan dan pelancong dari berbagai daerah.
Pemkot Makassar ingin menghadirkan pengalaman visual dan budaya yang khas, termasuk keindahan panorama matahari terbenam di kawasan pesisir kota.
"Ini tidak hanya untuk warga Makassar, tetapi juga untuk para pelancong. Kita berharap mereka benar-benar bisa menyaksikan bagaimana deskripsi keindahan cantiknya sunset yang ada di Kota Makassar. Itu yang akan kita eksplorasi ke depan," ungkapnya.
Munafri menambahkan, konsep muara sebagai titik pertemuan antara sungai dan laut akan menjadi ruh utama festival, sehingga seluruh sisi kehidupan pesisir dapat tergabung dalam satu event yang utuh dan inklusif.
Ia menegaskan, Festival Muara, panggung-panggung terbuka akan dihadirkan untuk menampilkan tari dan pertunjukan adat, musik tradisi, serta ragam kuliner khas yang merepresentasikan jejak rasa dan identitas Makassar.
"Makassar memandang budaya sebagai sumber kekuatannya. Kekuatan itu hidup dari para seniman, komunitas, dan masyarakat yang memberi warna pada kota ini," tutup Munafri.
Diketahui, momentum peluncuran Calendar of Events Kota Makassar 2026, yang resmi digelar pada Jumat (19/12/2025) lalu, menjadi penanda keseriusan Pemkot Makassar dalam menjadikan event sebagai penggerak utama pariwisata kota.
Secara keseluruhan, CoE 2026 memuat 86 kegiatan yang akan berlangsung sepanjang tahun, dari Januari hingga Desember. Dari jumlah tersebut, 15 kegiatan masuk dalam kategori Big Event, sementara Festival Muara tampil sebagai satu-satunya Top Event yang paling mencuri perhatian.
Event ini sekaligus menjadi wajah baru agenda unggulan Kota Daeng, yang direncanakan akan dihelat pada pertengahan tahun 2026 mendatang.
Dengan konsep yang kuat, berbasis kearifan lokal, serta terintegrasi dalam Calendar of Event nasional, Festival Muara diharapkan akan menjadi magnet baru pariwisata Makassar sekaligus memperkuat identitas kota sebagai pusat budaya maritim di Indonesia Timur.
Tak sekadar kalender kegiatan, CoE dirancang sebagai platform terpadu yang menjadi rujukan utama dalam penginputan, pengelolaan, hingga promosi seluruh program unggulan Pemerintah Kota Makassar, khususnya di sektor pariwisata, ekonomi kreatif, dan budaya.
Dari puluhan agenda yang disiapkan, satu event tampil menonjol dan menyita perhatian adalah Festival Muara. Festival ini digagas langsung oleh Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, lewat Dinas Pariwisata dengan mengusung kekuatan tradisi lokal di kawasan pertemuan sungai dan laut.
Sebuah identitas geografis yang melekat kuat pada Kota Makassar, yang dianugerahi banyak muara sungai besar seperti Sungai Tallo dan Sungai Jeneberang.
Event ini direncanakan akan digelar pada pertengahan tahun 2026 dan menjadi festival perdana yang mengangkat secara khusus tradisi lokal di kawasan pertemuan sungai dan laut.
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, mengatakan Festival Muara dihadirkan sebagai bentuk perayaan terhadap keunikan geografis Kota Makassar yang tidak dimiliki banyak daerah lain.
Menurutnya, Kota Makassar dianugerahi keindahan alam berupa pertemuan sungai besar dan laut yang harus disyukuri sekaligus diolah menjadi kekuatan budaya dan pariwisata.
"Kenapa kita mengangkat top event festival Muara? ini menjadi Top Event, karena ini baru pertama kali akan kita gelar di Kota Makassar. Festival ini akan dikurasi dengan beberapa talenta yang punya pengalaman, untuk membentuk sebuah festival yang berbeda," ujar Munafri, Minggu (21/12/2025).
Kata dia, festival Muara bukan sekadar perayaan budaya, melainkan upaya menghadirkan pagelaran baru tentang Makassar sebagai kota pesisir yang hidup dari harmoni alam, sejarah, dan aktivitas masyarakat sekitar pesisir.
Menurutnya, konsep ini menjadikan muara sebagai ruang budaya, dan memperkenalkan pesisir laut sebagai ruang ekonomi, sekaligus ruang interaksi sosial yang menyatukan pesisir dan perkotaan.
"Tidak banyak kota yang punya keindahan alam dan letak geografis seperti Makassar. Kita ingin memperlihatkan bahwa dimensi event di Kota Makassar harus diperkenalkan dan melihat kultur yang ada," jelasnya.
Munafri memaparkan, Festival Muara akan menampilkan harmoni antara muara sungai dan muara laut, sekaligus menghadirkan kehidupan masyarakat pesisir dan kepulauan yang menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas Kota Makassar, sebagai wilayah maritim.
"Lihat bagaimana muara sungai berbaur dengan muara pantai, orang-orang pulau yang menghadirkan seluruh elemen yang ada di dalamnya. Ini yang kita harapkan bisa menjadi daya tarik dan dikemas dalam bentuk yang berbeda," katanya.
Ia menyebutkan, Festival Muara akan memadukan unsur tradisional, modern, dan kontemporer dalam satu ruang perayaan. Perpaduan tersebut diharapkan mampu memberikan kesan yang kuat dan berbeda bagi para pengunjung.
"Tradisional, modern, dan kontemporer akan menjadi satu di dalam event ini, sehingga memberikan kesan yang berbeda bagi orang-orang yang datang," lanjut Munafri.
Pria yang akrab disapa Appi itu menuturkan, festival ini tidak hanya ditujukan bagi warga Kota Makassar, tetapi juga menyasar wisatawan dan pelancong dari berbagai daerah.
Pemkot Makassar ingin menghadirkan pengalaman visual dan budaya yang khas, termasuk keindahan panorama matahari terbenam di kawasan pesisir kota.
"Ini tidak hanya untuk warga Makassar, tetapi juga untuk para pelancong. Kita berharap mereka benar-benar bisa menyaksikan bagaimana deskripsi keindahan cantiknya sunset yang ada di Kota Makassar. Itu yang akan kita eksplorasi ke depan," ungkapnya.
Munafri menambahkan, konsep muara sebagai titik pertemuan antara sungai dan laut akan menjadi ruh utama festival, sehingga seluruh sisi kehidupan pesisir dapat tergabung dalam satu event yang utuh dan inklusif.
Ia menegaskan, Festival Muara, panggung-panggung terbuka akan dihadirkan untuk menampilkan tari dan pertunjukan adat, musik tradisi, serta ragam kuliner khas yang merepresentasikan jejak rasa dan identitas Makassar.
"Makassar memandang budaya sebagai sumber kekuatannya. Kekuatan itu hidup dari para seniman, komunitas, dan masyarakat yang memberi warna pada kota ini," tutup Munafri.
Diketahui, momentum peluncuran Calendar of Events Kota Makassar 2026, yang resmi digelar pada Jumat (19/12/2025) lalu, menjadi penanda keseriusan Pemkot Makassar dalam menjadikan event sebagai penggerak utama pariwisata kota.
Secara keseluruhan, CoE 2026 memuat 86 kegiatan yang akan berlangsung sepanjang tahun, dari Januari hingga Desember. Dari jumlah tersebut, 15 kegiatan masuk dalam kategori Big Event, sementara Festival Muara tampil sebagai satu-satunya Top Event yang paling mencuri perhatian.
Event ini sekaligus menjadi wajah baru agenda unggulan Kota Daeng, yang direncanakan akan dihelat pada pertengahan tahun 2026 mendatang.
Dengan konsep yang kuat, berbasis kearifan lokal, serta terintegrasi dalam Calendar of Event nasional, Festival Muara diharapkan akan menjadi magnet baru pariwisata Makassar sekaligus memperkuat identitas kota sebagai pusat budaya maritim di Indonesia Timur.
(MAN)
Berita Terkait
Ekbis
Kontribusi Pajak Terbesar, GMTD Diganjar Penghargaan Pemkot Makassar
GMTD dinobatkan sebagai Pembayar Pajak Terbesar dan Wajib Pajak PBB-P2 yang Patuh dan Taat dalam ajang Tax Award 2025 yang diselenggarakan Pemerintah Kota Makassar.
Sabtu, 20 Des 2025 16:02
Makassar City
Deretan Festival dan Agenda Pariwisata di CoE 2026 Pemkot Makassar
Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar resmi meluncurkan 86 festival Calendar of Event (CoE) 2026, di Hotel Novotel, Jalan Chairil Anwar, Kelurahan Sawerigading, Kecamatan Ujung Pandang.
Sabtu, 20 Des 2025 12:54
Makassar City
Pemkot Makassar Launching Calendar of Event 2026, Bidik Lompatan Pariwisata
Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar secara resmi melaunching program Calendar of Event 2026, di Hotel Novotel, Jalan Chairil Anwar No 28, Sawerigading, Kecamatan Ujung Pandang.
Jum'at, 19 Des 2025 17:46
Makassar City
Transformasi Perumda ke Perseroda Makassar Diyakini Perluas Ruang Gerak Bisnis
Pemkot Makassar memberikan perhatian serius terhadap optimalisasi peran Badan Usaha Milik Daerah sebagai salah satu instrumen strategis dalam memperkuat kemandirian fiskal daerah.
Kamis, 18 Des 2025 13:55
Makassar City
Larang Petasan dan Konvoi, Wali Kota Siapkan Zikir Bersama Malam Tahun Baru
Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar mengambil langkah tegas dengan melarang penggunaan kembang petasan dan konvoi kendaraan demi menjaga keamanan dan ketertiban di pergantian malam tahun baru.
Kamis, 18 Des 2025 09:59
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Diduga Cabuli Nenek 70 Tahun, Pria 61 Tahun di Jeneponto Ditangkap Polisi
2
Apresiasi Pelanggan, PLN Icon Plus Gelar Nobar di Makassar
3
Daftar Mutasi Terbaru Polda Sulsel, 21 Pejabat Bergeser
4
PT CLM dan Basarnas Tutup Pelatihan SAR, 23 Peserta Siap Perkuat ERT di Lutim
5
Direksi dan Relawan PLN Kawal Pemulihan Layanan Publik di Aceh
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Diduga Cabuli Nenek 70 Tahun, Pria 61 Tahun di Jeneponto Ditangkap Polisi
2
Apresiasi Pelanggan, PLN Icon Plus Gelar Nobar di Makassar
3
Daftar Mutasi Terbaru Polda Sulsel, 21 Pejabat Bergeser
4
PT CLM dan Basarnas Tutup Pelatihan SAR, 23 Peserta Siap Perkuat ERT di Lutim
5
Direksi dan Relawan PLN Kawal Pemulihan Layanan Publik di Aceh