50% Anggaran Belanja Kota Makassar Dikhususkan ke Produk Lokal
Senin, 22 Sep 2025 15:53

Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, di kegiatan UKM-K, di Auditorium Al Jibra UMI, Jalan Urip Sumohardjo, Senin (22/9/2025). Foto: Istimewa
MAKASSAR - Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar terus mendorong pertumbuhan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Sebab, UMKM dianggap motor penggerak perekonomian daerah.
Hal disampaikan Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin pada acara Unit Kegiatan Mahasiswa Kewirausahaan (UKM-K), di Auditorium Al Jibra Universitas Muslim Indonesia (UMI), Jalan Urip Sumohardjo, Makassar, Senin (22/9/2025).
Munafri menegaskan, dukungan terhadap pengusaha lokal menjadi prioritas utama kebijakan pemerintah kota. Ia mengungkapkan, Pemkot Makassar bahkan telah mengalokasikan 50 persen anggaran belanja daerah untuk produk-produk lokal bagi UMKM.
"Harapan kita, mahasiswa sebagai generasi muda Makassar memulai usaha dengan riset yang matang, perencanaan modal yang jelas. Dan punya keberanian menjalin kemitraan, sehingga UMKM dapat tumbuh menjadi motor penggerak perekonomian dan menciptakan lapangan kerja baru," ujarnya.
Wali Kota mengajak generasi muda untuk memandang UMKM sebagai penggerak utama perekonomian. Dia bilang, pengalaman banyak negara menunjukkan bahwa kemajuan ekonomi sangat bergantung pada jumlah wirausahawan.
"Anak muda tidak hanya bermimpi menjadi pegawai negeri, tetapi juga menekuni dunia usaha. Tidak semua orang harus jadi PNS, polisi, atau dosen. Banyak pekerjaan di luar sana yang justru lebih menjanjikan," tegasnya.
Menurut Munafri, riset pasar adalah langkah pertama yang tak boleh diabaikan. Ia mencontohkan fenomena usaha yang kerap membuat pelaku UMKM kesulitan bertahan.
"Kadang kita hanya melihat teman sukses jual pisang goreng, lalu ikut berjualan pisang goreng. Padahal pasarnya sudah jenuh. Akibatnya terjadi perang harga dan usaha sulit bertahan," jelasnya.
Selain riset, ia menekankan pentingnya ketersediaan bahan baku untuk menekan Harga Pokok Produksi (HPP). Bahan baku yang sulit didapat akan memicu kenaikan biaya produksi dan membuat produk tak kompetitif di pasar.
Munafri juga mengingatkan pelaku UMKM agar tidak mengabaikan biaya tenaga kerja (labor cost) sebagai bagian variabel produksi. Menganggap usaha hanya hobi kerap membuat biaya pekerja terlewat, sehingga menimbulkan konflik saat bisnis berkembang.
Ia menambahkan, pemerintah berperan sebagai fasilitator, mulai dari regulasi berpihak hingga kemudahan perizinan dan akses permodalan.
Pemkot Makassar, kata dia, telah menerapkan kebijakan belanja daerah minimal 50 persen untuk produk UMKM lokal dan menyiapkan infrastruktur pasar yang mudah diakses.
"Kalau modal awal kecil, tentu skala bisnis kecil. Ketika usaha berkembang, perbankan punya skema pembiayaan untuk eskalasi usaha. Pemerintah siap menjembatani," ujarnya.
Politisi Golkar itu mencontohkan, kisah sukses pelaku UMKM Makassar, yang awalnya hanya bermodal Rp500 ribu dan kini menembus pasar nasional.
Munafri juga menyebut inspirasi global, mulai dari Tokopedia yang memanfaatkan peran jasa kurir hingga Apple, dan Facebook yang bertumbuh besar berkat inovasi teknologi.
"Banyak bisnis besar lahir dari garasi atau lapak sederhana. Kuncinya inovasi dan keberanian memulai," tuturnya.
Appi sapaan karibnya itu mengusulkan agar setiap Fakultas di perguruan tinggi memiliki unit UMKM sendiri sebagai laboratorium wirausaha. Kampus, menurutnya, adalah pasar besar yang bisa menjadi tempat uji coba sebelum masuk inkubasi bisnis Pemkot Makassar.
"Perjalanan menjadi pengusaha bukanlah jalan mulus. Menjadi pengusaha itu seperti menempuh jalan berliku, penuh tanjakan dan batu. Tidak ada kesuksesan instan. Semua butuh proses, kegagalan, dan pembelajaran," tandasnya.
Ia juga mendorong para wirausaha muda untuk tidak ragu memanfaatkan fasilitas perbankan, karena lembaga keuangan telah menyediakan skema pembiayaan khusus bagi UMKM.
"Menjadi pengusaha bukan jalan tol yang mulus. Ada tanjakan, dan liku-liku. Tapi proses inilah yang menguatkan usaha. Tidak ada pengusaha besar yang lahir secara instan," tutupnya.
Hal disampaikan Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin pada acara Unit Kegiatan Mahasiswa Kewirausahaan (UKM-K), di Auditorium Al Jibra Universitas Muslim Indonesia (UMI), Jalan Urip Sumohardjo, Makassar, Senin (22/9/2025).
Munafri menegaskan, dukungan terhadap pengusaha lokal menjadi prioritas utama kebijakan pemerintah kota. Ia mengungkapkan, Pemkot Makassar bahkan telah mengalokasikan 50 persen anggaran belanja daerah untuk produk-produk lokal bagi UMKM.
"Harapan kita, mahasiswa sebagai generasi muda Makassar memulai usaha dengan riset yang matang, perencanaan modal yang jelas. Dan punya keberanian menjalin kemitraan, sehingga UMKM dapat tumbuh menjadi motor penggerak perekonomian dan menciptakan lapangan kerja baru," ujarnya.
Wali Kota mengajak generasi muda untuk memandang UMKM sebagai penggerak utama perekonomian. Dia bilang, pengalaman banyak negara menunjukkan bahwa kemajuan ekonomi sangat bergantung pada jumlah wirausahawan.
"Anak muda tidak hanya bermimpi menjadi pegawai negeri, tetapi juga menekuni dunia usaha. Tidak semua orang harus jadi PNS, polisi, atau dosen. Banyak pekerjaan di luar sana yang justru lebih menjanjikan," tegasnya.
Menurut Munafri, riset pasar adalah langkah pertama yang tak boleh diabaikan. Ia mencontohkan fenomena usaha yang kerap membuat pelaku UMKM kesulitan bertahan.
"Kadang kita hanya melihat teman sukses jual pisang goreng, lalu ikut berjualan pisang goreng. Padahal pasarnya sudah jenuh. Akibatnya terjadi perang harga dan usaha sulit bertahan," jelasnya.
Selain riset, ia menekankan pentingnya ketersediaan bahan baku untuk menekan Harga Pokok Produksi (HPP). Bahan baku yang sulit didapat akan memicu kenaikan biaya produksi dan membuat produk tak kompetitif di pasar.
Munafri juga mengingatkan pelaku UMKM agar tidak mengabaikan biaya tenaga kerja (labor cost) sebagai bagian variabel produksi. Menganggap usaha hanya hobi kerap membuat biaya pekerja terlewat, sehingga menimbulkan konflik saat bisnis berkembang.
Ia menambahkan, pemerintah berperan sebagai fasilitator, mulai dari regulasi berpihak hingga kemudahan perizinan dan akses permodalan.
Pemkot Makassar, kata dia, telah menerapkan kebijakan belanja daerah minimal 50 persen untuk produk UMKM lokal dan menyiapkan infrastruktur pasar yang mudah diakses.
"Kalau modal awal kecil, tentu skala bisnis kecil. Ketika usaha berkembang, perbankan punya skema pembiayaan untuk eskalasi usaha. Pemerintah siap menjembatani," ujarnya.
Politisi Golkar itu mencontohkan, kisah sukses pelaku UMKM Makassar, yang awalnya hanya bermodal Rp500 ribu dan kini menembus pasar nasional.
Munafri juga menyebut inspirasi global, mulai dari Tokopedia yang memanfaatkan peran jasa kurir hingga Apple, dan Facebook yang bertumbuh besar berkat inovasi teknologi.
"Banyak bisnis besar lahir dari garasi atau lapak sederhana. Kuncinya inovasi dan keberanian memulai," tuturnya.
Appi sapaan karibnya itu mengusulkan agar setiap Fakultas di perguruan tinggi memiliki unit UMKM sendiri sebagai laboratorium wirausaha. Kampus, menurutnya, adalah pasar besar yang bisa menjadi tempat uji coba sebelum masuk inkubasi bisnis Pemkot Makassar.
"Perjalanan menjadi pengusaha bukanlah jalan mulus. Menjadi pengusaha itu seperti menempuh jalan berliku, penuh tanjakan dan batu. Tidak ada kesuksesan instan. Semua butuh proses, kegagalan, dan pembelajaran," tandasnya.
Ia juga mendorong para wirausaha muda untuk tidak ragu memanfaatkan fasilitas perbankan, karena lembaga keuangan telah menyediakan skema pembiayaan khusus bagi UMKM.
"Menjadi pengusaha bukan jalan tol yang mulus. Ada tanjakan, dan liku-liku. Tapi proses inilah yang menguatkan usaha. Tidak ada pengusaha besar yang lahir secara instan," tutupnya.
(MAN)
Berita Terkait

Ekbis
Electric Colour Run by PLN & Expo Sukses, Transaksi UMKM Tembus Hampir Rp1 Miliar
Electric Colour Run by PLN and Expo melibatkan 164 tenant UMKM menyuguhkan beragam produk, mulai dari kuliner, kerajinan tangan, hingga produk kreatif lokal.
Minggu, 21 Sep 2025 20:39

Ekbis
Dukung Ekonomi Lokal, PT Vale Hadir di Gebyar UMKM Sultra
Semangat ini diwujudkan oleh PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) melalui Proyek Indonesia Growth Project (IGP) Pomalaa, dengan berpartisipasi dalam ajang Gebyar UMKM HIPMI Acceleration.
Minggu, 21 Sep 2025 17:05

Makassar City
Kemensos RI-Pemkot Makassar Bentuk Kampung Siaga Bencana di 2 Kecamatan
Kampung Siaga Bencana (KSB) resmi terbentuk di Kota Makassar. KSB berdiri di dua kecamatan, yakni Biringkanaya dan Manggala. Pembentukan dilakukan pagi tadi di Anjungan Pantai Losari.
Minggu, 21 Sep 2025 15:45

Makassar City
Peringati WCUD 2025, Diskominfo Makassar Gelar Kerja Bakti dan Kunjungi TPS3R
Memperingati World Clean Up Day (WCUD) 2025, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Makassar menggelar kegiatan kerja bakti di sepanjang ruas Jalan Ahmad Yani dan Balaikota, Sabtu (20/9/2025).
Sabtu, 20 Sep 2025 16:41

Makassar City
Bukit Baruga Jadi Kawasan Percontohan Pengelolaan Sampah Mandiri di Makassar
Pemkot Makassar dan Kalla Land & Property yang menaungi Bukit Baruga meneken MoU terkait penerapan Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R).
Jum'at, 19 Sep 2025 15:05
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Lantik Pengurus RAPI Luwu Timur, IAS Tekankan Pesan Kepedulian
2

Mobil Hilux Operasional Rescue BTB Baznas Sulsel Resmi Dimanfaatkan
3

PKM Polipangkep Beri Pelatihan Budi Daya Ikan Berbasis Aquamimicry dan Hidroponik
4

Raider Scout SMP Muhammadiyah 2 Makassar Juara Umum di Ajang RAC 2025
5

Toyota Veloz, Mobil Andalan Keluarga untuk Perjalanan Aman & Nyaman
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1

Lantik Pengurus RAPI Luwu Timur, IAS Tekankan Pesan Kepedulian
2

Mobil Hilux Operasional Rescue BTB Baznas Sulsel Resmi Dimanfaatkan
3

PKM Polipangkep Beri Pelatihan Budi Daya Ikan Berbasis Aquamimicry dan Hidroponik
4

Raider Scout SMP Muhammadiyah 2 Makassar Juara Umum di Ajang RAC 2025
5

Toyota Veloz, Mobil Andalan Keluarga untuk Perjalanan Aman & Nyaman