Pengamat Sebut Wajar Parpol Tak Ragu Dukung Sudirman-Fatma di Pilgub Sulsel

Tim Sindomakassar
Jum'at, 16 Agu 2024 14:55
Pengamat Sebut Wajar Parpol Tak Ragu Dukung Sudirman-Fatma di Pilgub Sulsel
Bakal Calon Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman saat mendaftar di Partai Demokrat. Foto: Istimewa
Comment
Share
MAKASSAR - Pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi seolah menjadi magnet partai politik untuk mengusungnya di Pemilihan Gubernur Sulsel 2024.

Pasangan yang mengusung slogan Andalan Hati itu disebut-sebut telah mengamankan 5 partai politik dari 10 parpol yang menempatkan wakilnya di DPRD Sulsel.

Parpol tersebut adalah Nasdem (17 kursi), PAN (4 kursi), Demokrat (7 kursi), Gerindra (13 kursi), dan Golkar (14 kursi). Sehingga pasangan tersebut hampir pasti mengantongi 55 kursi dari total 85 kursi di DPRD Sulsel.

Belakangan PKS (7 kursi) juga memberi sinyal akan merapat ke pasangan ini. Salah satu perhitungan partai politik adalah tingginya popularitas dan elektabilitas Andi Sudirman yang setelah sebelumnya menjabat Gubernur Sulsel periode 2021-2023. Ia pun dinilai sebagai salah satu Gubernur yang kuat membangun infrastruktur.

Komitmennya itu dibuktikan dengan kerja-kerja nyata yang dilakukan semasa menjabat. Baik di sektor infrastruktur, sektor pariwisata, sektor pertanian, sektor perikanan dan kelautan, serta lainnya.

Dalam kurun waktu dua tahun lebih menjabat, Andi Sudirman mampu mengambil hati masyarakat dengan komitmen nyata yang ditunjukkan. Terlebih, pria yang akrab disebut Andalan ini pun dikenal dekat dengan semua tokoh lapisan masyarakat.

Beberapa pembangunan yang telah dilakukan dengan hadirnya Jembatan Andalan Pacongkang di Kecamatan Citta, Kabupaten Soppeng. Jembatan ini menjadi jembatan pelengkung rangka baja terpanjang yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan.

Jembatan itu memiliki panjang bentang pada bagian tengah 128 meter, bentang kiri kanan masing-masing 25 meter sehingga total bentang jembatan memiliki panjang 180 meter dan lebar tujuh meter dengan trotoar kiri kanan masing-masing satu meter. Jembatan ini menggantikan jembatan gantung kayu yang sudah berusia 30 tahun dan sangat tidak aman bagi pengendara.

Jembatan Andalan Pacongkang juga dilengkapi alat Lead Rubber Bearing (LRB). Jembatan ini dapat dimanfaatkan sekitar wilayah Soppeng untuk ke lokasi objek Wisata Citta.

Di era kepemimpinan Andi Sudirman pula, telah membenahi 500 km jalan di Provinsi Sulawesi Selatan, baik jalan Provinsi maupun jalan prioritas Kabupaten/Kota melalui mekanisme bantuan keuangan Provinsi.

Beberapa diantaranya merintis ruas Takkalasi – Bainange – Lawo yang menjadi akses alternatif Soppeng ke Barru, akses ini pun akan memangkas sekitar 40 km jika dibandingkan melalui ruas Bulu Dua.

Termasuk melalui bantuan keuangan dengan mengerjakan ruas Parigi – Bungoro yang menghubungkan 3 kabupaten yakni Bone, Barru, dan Pangkep, akses ini akan menjadi jalur alternatif jika ruas Camba terjadi kemacetan.

Sektor pertanian, dengan menghadirkan program Mandiri Benih, membagikan benih padi yang unggul secara gratis sebanyak 5 ribu ton benih untuk ditanam seluas 200 ribu hektar.

Inovasi ini pun membawa Andi Sudirman menerima penghargaan Satyalancana Wira Karya dari Presiden dan penghargaan tertinggi nasional Adhikarya Nararya.

Dirinya pun mendorong pengembangan pariwisata di Sulawesi Selatan, diantaranya Objek Wisata Ollon di Toraja, Emas Andalan 360o di Kabupaten Enrekang, Permandian Alam Lejja di Soppeng, Pantai Mandala Ria di Bulukumba, dan masih banyak lainnya.

Pengamat politik dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Adi Suryadi Culla menyebut keunggulan Andi Sudirman di semua riset karena Andi Sudirman adalah petahana (incumbent). Ini merupakan modal sosial dan politik yang sangat berpengaruh dalam setiap kontestasi Pilkada.

Menurutnya, sebagai petahana Andi Sudirman sudah menancapkan basis pengaruh dan jejaring sosial dalam berbagai strata masyarakat.

"Jadi Andi Sudirman tidak perlu lagi kerja keras membangun jejaring karena sudah terbentuk," katanya belum lama ini.

Di samping itu, petahana yang berhasil mendapat citra positif dalam kepemimpinannya dahulu pasti sangat diunggulkan.

Hal ini tidak berlaku bagi kandidat lain yang baru masuk berkompetisi di level provinsi.

"Kandidat lain, walau pernah menduduki jabatan publik sebagai wali kota atau bupati, belum memiliki basis dukungan di seluruh wilayah Sulsel. Para kandidat lain ini baru akan membangun relasi jejaring itu," ungkapnya.

Dengan hasil survei positif seperti ini, kata Adi Suryadi, maka wajarlah bila partai politik ramai-ramai melakukan pendekatan.

"Tujuan akhir partai dalam setiap perhelatan kan mampu memenangkan kontestasi. Jadi secara pragmatis pasti partai mendekati figur yang memiliki potensial memenangkan ajang ini. Dan alat ukur partai itu ya, hasil survei," pungkasnya.
(GUS)
Berita Terkait
Berita Terbaru