Listrik PLN Mampu Tekan Biaya Operasional Petani Sulawesi hingga 75%
Senin, 06 Jan 2025 19:04
Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero) berhasil membantu petani di Sulawesi Selatan menghemat biaya operasional pompanisasi sawah hingga 75 persen per bulan. Foto/Dok PLN
MAKASSAR - Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero) berhasil membantu petani di Sulawesi Selatan menghemat biaya operasional pompanisasi sawah hingga 75 persen per bulan. Selain itu, PLN terus meningkatkan layanan untuk kebutuhan listrik petani dan peternak di Provinsi Sulawesi, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat, mendukung program ketahanan pangan pemerintah.
Patahuddin, petani di Kelurahan Butunusu, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, merasakan manfaat besar dari program Electrifying Agriculture PLN. Sebelumnya, ia mengandalkan pompa air berbahan bakar minyak (BBM), yang menghabiskan 150 liter BBM per bulan dengan biaya Rp900 ribu.
"Sekarang setelah menggunakan listrik daya 5.500 Volt Ampere, saya hanya menghabiskan Rp350 ribu untuk membeli token listrik per bulan. Berkat listrik, biaya operasional jauh lebih hemat sampai 61 persen dan tidak perlu repot-repot mengantre beli BBM," kata Patahuddin.
Selain penghematan biaya, Patahuddin juga merasakan peningkatan hasil. Sebelumnya, dengan BBM, ia hanya bisa mengairi tiga petak sawah per hari. Sekarang, dengan listrik PLN, ia mampu mengairi lima petak sawah per hari.
Di tempat lain, Hasbi, petani bawang merah di Desa Saruran, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, mengaku menghemat hingga 75 persen biaya operasional setelah beralih ke listrik PLN.
Sebelumnya, ia menghabiskan Rp5,2 juta per panen dengan mesin diesel, namun kini biaya operasionalnya hanya Rp1,3 juta per panen berkat program Electrifying Agriculture dengan daya listrik 10.600 Volt Ampere (VA).
"Dengan kata lain, jika satu tahun bisa memanen enam kali, maka secara kumulatif bisa menghemat Rp23,4 juta per tahun. Hadirnya listrik juga mempermudah pengoperasian mesin pompa air," ujar Hasbi.
Hasbi juga mencatat peningkatan kapasitas produksi. Sebelum menggunakan listrik, produksi bawang merah hanya 45 ton per tahun, namun meningkat menjadi 48 ton per tahun setelah beralih ke listrik. Peningkatan ini juga meningkatkan pendapatannya menjadi Rp69 juta per tahun.
General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar), Budiono, menegaskan bahwa program Electrifying Agriculture hadir untuk meningkatkan produktivitas usaha masyarakat di bidang pertanian, perkebunan, dan perikanan.
"Kami akan terus berinovasi untuk memberikan pelayanan terbaik, memastikan sistem kelistrikan yang andal, dan membawa manfaat bagi masyarakat," katanya.
Budiono menambahkan bahwa program ini membantu para pelaku usaha meningkatkan efisiensi biaya operasional. "Saat ini, banyak petani yang sudah beralih ke Electrifying Agriculture dan merasakan manfaat dari sistem kelistrikan PLN," ujarnya.
Hingga Desember 2024, PLN mencatatkan 3.820 pelanggan Electrifying Agriculture di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat dengan total daya terpasang sebesar 191.618 kiloVolt Ampere (kVA). PLN berkomitmen untuk terus mendorong peningkatan pendapatan dan produktivitas petani melalui program ini.
Patahuddin, petani di Kelurahan Butunusu, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, merasakan manfaat besar dari program Electrifying Agriculture PLN. Sebelumnya, ia mengandalkan pompa air berbahan bakar minyak (BBM), yang menghabiskan 150 liter BBM per bulan dengan biaya Rp900 ribu.
"Sekarang setelah menggunakan listrik daya 5.500 Volt Ampere, saya hanya menghabiskan Rp350 ribu untuk membeli token listrik per bulan. Berkat listrik, biaya operasional jauh lebih hemat sampai 61 persen dan tidak perlu repot-repot mengantre beli BBM," kata Patahuddin.
Selain penghematan biaya, Patahuddin juga merasakan peningkatan hasil. Sebelumnya, dengan BBM, ia hanya bisa mengairi tiga petak sawah per hari. Sekarang, dengan listrik PLN, ia mampu mengairi lima petak sawah per hari.
Di tempat lain, Hasbi, petani bawang merah di Desa Saruran, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, mengaku menghemat hingga 75 persen biaya operasional setelah beralih ke listrik PLN.
Sebelumnya, ia menghabiskan Rp5,2 juta per panen dengan mesin diesel, namun kini biaya operasionalnya hanya Rp1,3 juta per panen berkat program Electrifying Agriculture dengan daya listrik 10.600 Volt Ampere (VA).
"Dengan kata lain, jika satu tahun bisa memanen enam kali, maka secara kumulatif bisa menghemat Rp23,4 juta per tahun. Hadirnya listrik juga mempermudah pengoperasian mesin pompa air," ujar Hasbi.
Hasbi juga mencatat peningkatan kapasitas produksi. Sebelum menggunakan listrik, produksi bawang merah hanya 45 ton per tahun, namun meningkat menjadi 48 ton per tahun setelah beralih ke listrik. Peningkatan ini juga meningkatkan pendapatannya menjadi Rp69 juta per tahun.
General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar), Budiono, menegaskan bahwa program Electrifying Agriculture hadir untuk meningkatkan produktivitas usaha masyarakat di bidang pertanian, perkebunan, dan perikanan.
"Kami akan terus berinovasi untuk memberikan pelayanan terbaik, memastikan sistem kelistrikan yang andal, dan membawa manfaat bagi masyarakat," katanya.
Budiono menambahkan bahwa program ini membantu para pelaku usaha meningkatkan efisiensi biaya operasional. "Saat ini, banyak petani yang sudah beralih ke Electrifying Agriculture dan merasakan manfaat dari sistem kelistrikan PLN," ujarnya.
Hingga Desember 2024, PLN mencatatkan 3.820 pelanggan Electrifying Agriculture di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat dengan total daya terpasang sebesar 191.618 kiloVolt Ampere (kVA). PLN berkomitmen untuk terus mendorong peningkatan pendapatan dan produktivitas petani melalui program ini.
(TRI)
Berita Terkait
News
Home Charging PLN Laris di GIIAS Makassar 2025
Salah satu sorotan di booth PLN adalah program Home Charging Services 2.0, layanan pengisian daya kendaraan listrik di rumah. Home charging PLN itu laris manis.
Rabu, 05 Nov 2025 19:45
Sulsel
Kementan Akan Siapkan Bantuan Jalan Usaha Tani, Benih dan Bibit Unggul untuk Petani Wajo
Kepala Badan Perakitan dan Modernisasi Pertanian (BRMP) Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Prof Dr Ir Fadjry Djufry dan Tenaga Ahli Menteri Pertanian, Prof Ir Haris Bachrun hadiri Tudang dan Manre Sipulung di Rice Processing Center (RPC) Anabanua, Kecamatan Maniangpajo, Rabu (5/10/2025).
Rabu, 05 Nov 2025 16:55
Sulsel
Andi Rosman Ajak Ribuan Petani di Wajo Tudang dan Manre Sipulung
Bupati Wajo, Andi Rosman bersama Wakilnya dr Baso Rahmanuddin menghadiri tudang sipulung sekaligus manre sipulung di Rice Processing Center (RPC) Anabanua, Kecamatan Maniangpajo, Rabu (05/10/2025).
Rabu, 05 Nov 2025 15:17
Sulbar
LAZ Hadji Kalla Bangun Kemandirian Petani Loka Pere di Majene
Melalui dukungan LAZ Hadji Kalla lewat program Desa Bangkit Sejahtera (DBS), mereka bertransformasi menjadi petani yang lebih terampil dan mandiri.
Jum'at, 31 Okt 2025 17:51
Ekbis
Dukung Ekonomi Daerah, PLN Setrum Industri Rumput Laut 3.465 kVA di Pinrang
PLN menyalakan pelanggan baru dari sektor industri, yakni PT Biota Laut Ganggang (BLG), dengan daya 3.465 kiloVolt Ampere (kVA) di Desa Polewali, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.
Rabu, 29 Okt 2025 17:18
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
40 Tim Tanding Jadi yang Terbaik di Bassogi Kids Football Tournament
2
Kisruh Lahan Tanjung Bunga, JK Sebut Beli 30 Tahun Lalu, Tiba-tiba Ada yang Mau Merampok
3
Ketum IKA UNM Nurdin Halid Tanggapi Penonaktifan Prof Karta Sebagai Rektor
4
SLBN 1 Pembina Makassar Butuh Update Peralatan Ketrampilan Siswa
5
Lolos Final Piala Gubernur Sulsel 2025, Pelatih Optimis Bawa Tim Sepak Bola Wajo Juara
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
40 Tim Tanding Jadi yang Terbaik di Bassogi Kids Football Tournament
2
Kisruh Lahan Tanjung Bunga, JK Sebut Beli 30 Tahun Lalu, Tiba-tiba Ada yang Mau Merampok
3
Ketum IKA UNM Nurdin Halid Tanggapi Penonaktifan Prof Karta Sebagai Rektor
4
SLBN 1 Pembina Makassar Butuh Update Peralatan Ketrampilan Siswa
5
Lolos Final Piala Gubernur Sulsel 2025, Pelatih Optimis Bawa Tim Sepak Bola Wajo Juara