Indosat & GoTo Dorong Kedaulatan Digital Lewat Sahabat-AI

Selasa, 03 Jun 2025 10:22
Indosat & GoTo Dorong Kedaulatan Digital Lewat Sahabat-AI
GoTo dan Indosatbmemperkenalkan terobosan baru dalam ekosistem Large Language Model (LLM) open-source Indonesia berupa Sahabat-AI yang telah diperbaharui. Foto/Istimewa
Comment
Share
JAKARTA - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo Group) dan Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat/IOH) memperkenalkan terobosan baru dalam ekosistem Large Language Model (LLM) open-source Indonesia. Melalui peluncuran Sahabat-AI dengan kapasitas 70 miliar parameter, layanan ini kini hadir dengan fitur chat multibahasa yang bisa diakses publik.

Pertama kali diperkenalkan di forum Indonesia AI Day pada November 2024, pengembangan terbaru Sahabat-AI menandai langkah penting dalam mendukung kedaulatan digital nasional, sejalan dengan komitmen pemerintah.

Model terbaru ini menawarkan akurasi yang lebih tinggi dan kini dapat digunakan melalui situs sahabat-ai.com serta aplikasi GoPay di menu “Layanan Favorit Warga”. Layanan chat ini dilengkapi kemampuan penalaran canggih untuk memberikan jawaban yang alami dan informatif.

Direktur Utama GoTo Group, Patrick Walujo, menyampaikan dengan model 70 miliar parameter dan layanan chat baru, Sahabat-AI semakin memperkuat ekosistem AI yang sesuai dengan karakteristik Indonesia.

"Kemampuan multibahasa dan akurasi yang lebih tinggi membuat layanan ini dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan bisnis di seluruh Indonesia. Ini mencerminkan komitmen kami pada kedaulatan digital dan mendukung visi Presiden Prabowo untuk pengembangan teknologi lokal," ungkap dia.

Patrick menambahkan dengan mengembangkan model ini bersama Indosat dan mitra lainnya, pihaknya menciptakan platform yang lebih pintar, cepat, dan terjangkau. Pihaknya juga menghadirkan layanan chat Sahabat-AI di aplikasi GoPay yang sudah digunakan jutaan orang, sehingga masyarakat di seluruh negeri dapat dengan mudah mendapat manfaat dari LLM khas Indonesia ini.

Ia menegaskan bahwa Sahabat-AI telah memberikan dampak signifikan di ekosistem GoTo, termasuk penurunan biaya, peningkatan layanan, dan penguatan interaksi pelanggan. Model ini tidak hanya menjadi inovasi teknologi, tetapi juga memiliki nilai strategis untuk mendorong ekonomi digital Indonesia.

President Director dan CEO Indosat Ooredoo Hutchison, Vikram Sinha, turut menyatakan Indosat dengan bangga memimpin pengembangan AI yang berlandaskan kedaulatan Indonesia.

"Sebagai bagian dari inisiatif ini, kami menghadirkan GPU Merdeka, cloud AI yang membangun fondasi digital kokoh untuk memastikan inovasi AI berkembang, aman secara nasional, relevan dengan budaya lokal, dan dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat," tutur dia.

Menurutnya, Sahabat-AI bukan sekadar model, melainkan aset nasional hasil kolaborasi dan dibangun untuk rakyat Indonesia.

Indosat memelopori ekosistem Sahabat-AI sebagai bentuk komitmen memperkuat posisi Indonesia di era digital. Dengan GPU Merdeka dari Lintasarta (AI Factory milik Indosat) dan penyediaan layanan multibahasa secara real-time, Indosat menyediakan infrastruktur penting untuk pelatihan, pemrosesan data, dan pengembangan Sahabat-AI secara masif.

Infrastruktur lokal ini memastikan kepatuhan terhadap regulasi data dan performa optimal. Model terbaru Sahabat-AI kini mendukung Bahasa Indonesia, empat bahasa daerah (Jawa, Sunda, Bali, dan Batak), serta berbagai bahasa internasional.

Model ini dapat berjalan secara efisien hanya dengan 2 GPU H100, jauh lebih ringan dibanding model global lain yang biasanya membutuhkan 16 GPU atau lebih. Hal ini membuka peluang bagi startup, universitas, hingga lembaga layanan publik untuk mengintegrasikan AI dalam aktivitas sehari-hari.

Pengembangan Sahabat-AI mencerminkan semangat gotong royong Indonesia, melibatkan kolaborasi nasional dengan universitas seperti UI, UGM, ITB, IPB, Udayana, dan USU, serta media seperti Kompas, Republika, Tempo, dan Hukumonline. Tujuannya adalah menjadikan Sahabat-AI relevan secara budaya dan kontekstual.

Sejak awal, model ini dibangun demi kedaulatan digital Indonesia, dengan seluruh data dan GPU disimpan di wilayah nasional atau server milik pengguna. Pendekatan ini membuka jalan bagi institusi publik untuk membangun solusi AI yang aman dan sesuai regulasi.

Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan, menyatakan kedaulatan data bukan hanya masalah teknis, tetapi merupakan masalah kemerdekaan nasional di era digital. "Saya sangat mengapresiasi inisiatif GoTo dan Indosat yang mempelopori Sahabat-AI, serta mendorong inovasi teknologi yang berakar pada identitas nasional kita," pungkasnya.

Di sisi lain, pengembangan talenta AI Indonesia juga menjadi fokus. Melalui program magang terstruktur, mahasiswa diberi pengalaman langsung mengembangkan LLM, termasuk pelatihan model, pemrosesan data, dan eksplorasi arsitektur AI.

Komang Ayu, mahasiswa Universitas Udayana, mengungkapkan pengalaman ini memperdalam pemahaman dirinya tentang pengembangan model end-to-end LLM. Ia belajar cara mengumpulkan dan memproses dataset, mengeksplorasi arsitektur model, dan memperoleh wawasan praktis tentang bagaimana data dipersiapkan dan digunakan untuk melatih model AI.

Sahabat-AI sebelumnya telah merilis model 8 dan 9 miliar parameter yang diunduh lebih dari 35.000 kali di Hugging Face. Semua versi dapat diakses gratis oleh pengembang dan publik, baik melalui situs resmi maupun Hugging Face, guna mendorong ekosistem AI terbuka dan inklusif di Indonesia.
(TRI)
Berita Terkait
Berita Terbaru