Pemkot Makassar Kucurkan Rp8 Miliar Buat Urban Farming Percontohan

Kamis, 23 Okt 2025 06:49
Pemkot Makassar Kucurkan Rp8 Miliar Buat Urban Farming Percontohan
Suasana Rapat Koordinasi Urban Farming di Kantor Balai Kota Makassar, Rabu (22/10/2025). Foto: Istimewa
Comment
Share
MAKASSAR - Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar mengalokasikan dana miliaran rupiah untuk membangun dua kawasan percontohan Grand House Urban Farming di Kelurahan Barombong, Kecamatan Tamalate dan Kelurahan Sudiang, Kecamatan Biringkanaya.

Masing-masing kawasan dirancang dengan anggaran sekitar Rp4 miliar, mencakup pembangunan fasilitas pertanian modern, riset, serta teknologi penunjang.

Komitmen pendanaan ini disampaikan dalam Rapat Koordinasi Urban Farming di Balai Kota Makassar, kemarin, dipimpin langsung oleh Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin. Program tersebut menjadi bagian dari upaya Pemkot dalam memperkuat kemandirian pangan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat perkotaan.

Program Urban Farming diinisiasi oleh Dinas Perikanan dan Pertanian (DP2) Makassar dan dikembangkan dengan dukungan lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Setidaknya lima OPD terlibat aktif dalam perencanaan dan pelaksanaannya, antara lain Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Pekerjaan Umum, dan Dinas Perhubungan.

Kepala DP2 Kota Makassar, Aulia Arsyad, menjelaskan bahwa pembangunan kedua kawasan ini merupakan proyek terpadu yang menggabungkan sektor pertanian, peternakan, perikanan, serta pengelolaan limbah organik.

“Lokasi Urban Farming ini ada dua, di Sudiang dan Barombong. Di dua lokasi itu nanti akan terintegrasi seluruh sektor, pertanian, peternakan, perikanan, hingga pengelolaan sampah,” jelasnya.

Aulia menegaskan, meski nilai investasinya mencapai miliaran rupiah, proyek ini tidak berorientasi pada komersialisasi, melainkan untuk memperkuat ketahanan pangan dan menjadi pusat edukasi pertanian modern.

“Fokusnya ada pada riset dan pengembangan benih, bukan komersialisasi. Mereka akan dibantu petugas dan tenaga operasional untuk perawatan area,” katanya.

Dana sebesar Rp8 miliar itu akan digunakan untuk membangun berbagai fasilitas pendukung, termasuk Grand House Hidroponik, rumah jamur, kandang hewan, kolam bioflok dan aquaponik, cold storage, packing house, serta unit energi surya. Kawasan ini juga akan memiliki area publik seperti market farm, area parkir, gazebo, dan musholla.

Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menegaskan bahwa Urban Farming bukan hanya proyek pertanian kota, tetapi gerakan strategis pembangunan sumber daya pangan modern yang harus berdampak ekonomi dan sosial.

“Urban Farming bukan sekadar aktivitas pertanian kota, tetapi sebuah gerakan strategis untuk menciptakan ekosistem pangan modern, produktif, dan berkelanjutan di tengah laju urbanisasi. Program ini harus memberikan manfaat ekonomi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat,” ujarnya.

Ia juga menekankan agar seluruh pembangunan dilakukan dengan memperhatikan konsep ramah lingkungan dan efisiensi energi, termasuk penggunaan beton berpori serta panel surya untuk pasokan listrik.

“Kalau bisa jalan di kawasan ini menggunakan beton berpori karena wilayah ini membutuhkan serapan air yang baik. Kita tidak boleh mengabaikan aspek lingkungan,” tambahnya.

“Saya minta listriknya pakai solar panel. Pastikan semua fasilitas di kawasan ini memakai energi terbarukan. Ini bukan hanya tempat produksi, tapi juga tempat edukasi,” tegasnya.

Selain fasilitas teknis, kawasan Urban Farming akan dirancang dengan tata ruang edukatif agar pengunjung dapat memahami proses pertanian dari hulu ke hilir.

“Mereka jalan memutar, melihat semua proses urban farming dari hulu ke hilir, baru keluar dengan membawa produk atau oleh-oleh dari Market Farm,” jelas Munafri.

Pemkot Makassar menargetkan proyek ini mulai dikerjakan pada tahun 2026, setelah seluruh proses perencanaan dan penyusunan anggaran pokok 2026 diselesaikan tahun ini.

Aulia menambahkan, hasil produksi dari kawasan Urban Farming nantinya akan disalurkan ke SPPG dan kelompok wanita tani (KWT) di sekitar lokasi, serta diintegrasikan dengan jaringan pasar daerah dan Mal Pelayanan Publik Digital (MPPD).

“Ke depan, pemasaran produk hortikultura dari KWT akan terhubung dengan pasar daerah melalui kolaborasi antar-SKPD,” tutup Aulia.

Dengan dukungan dana sebesar Rp8 miliar, Pemkot Makassar berharap Grand House Urban Farming Barombong dan Sudiang dapat menjadi ikon pertanian modern dan edukasi pangan berkelanjutan di Sulawesi Selatan.
(MAN)
Berita Terkait
Berita Terbaru