Mahasiswa Pertambangan Nobel Indonesia Belajar Petrologi dan Geologi di 3 Lokasi
Kamis, 18 Des 2025 12:31
Suasana field trip mahasiswa Teknik Pertambangan Nobel Indonesia. Foto: Istimewa
MAROS - Di bawah guyuran hujan, mahasiswa Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Industri tetap semangat melaksanakan kuliah lapangan atau field trip Geologi Dasar di beberapa lokasi yang berbeda. Lokasi tersebut yaitu, Formasi Camba, Kabupaten Maros serta formasi Lompobattang, Malino, Kabupaten Gowa.
Ir. Tri Andriani Hs. Kandora, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Pertambangan Nobel Indonesia menyebut, proses ini melibatkan 88 mahasiswa angkatan 2025 berjumlah 88 peserta, dosen sebanyak 4 orang serta asisten 20 orang
"Kegiatan ini bertujuan untuk mengaplikasikan teori yang telah dipelajari di ruang kelas langsung ke fenomena alam yang sebenarnya. Selama kegiatan berlangsung, para mahasiswa tidak hanya sekadar mengamati bentang alam, tetapi juga melakukan serangkaian prosedur teknis geologi yang ketat," ucap Tri, Kamis (18/12).
Fokus utama dalam lapangan kata dia ini meliputi pengamatan struktur batuan, pengukuran kedudukan lapisan batuan menggunakan kompas geologi, hingga pengambilan sampel batuan secara sistematis menggunakan palu geologi. Dalam kegiatan ini, mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk melakukan pemetaan pada stasiun (titik pengamatan) yang telah ditentukan.
Mereka diwajibkan untuk melaksanakan deskripsi litologi yakni mengidentifikasi jenis batuan, warna, tekstur, dan komposisi mineral secara mendetail. Kedua pengukuran struktur, mengukur strike (arah) dan dip (kemiringan) lapisan batuan guna memahami sejarah tektonik kawasan tersebut.
Berikutnya sampling, mengambil sampel batuan representatif dengan teknik hand specimen untuk dianalisis lebih lanjut di laboratorium.
“Geologi adalah ilmu yang tidak bisa hanya dipelajari di atas kertas. Melalui fieldtrip ini, mahasiswa belajar cara membaca sifat batu. Mereka berlatih ketelitian dalam mengukur dan mengambil sampel, karena satu derajat kesalahan pengukuran atau kesalahan prosedur pengambilan sampel dapat mengubah interpretasi sejarah geologi sebuah daerah.” ujarnya.
Selain itu, pihaknya melaksakan praktikum Mata Kuliah Petrologi di kawasan Anabanua, Kabupaten Barru. Sesi ini, kata dia, diikuti oleh 36 Mahasiswa angkatan 2024, asisten dosen 10 orang serta Dosen 4 orang.
Lokasi ini disebutnya sebagai lokasi yang jenis batuannya lebih kompleks dan bisa dikatakan lengkap karena terdiri dari 3 jenis batuan yaitu batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf.
"Kegiatan ini difokuskan pada mata kuliah Petrologi, di mana mahasiswa dilatih untuk melakukan deskripsi karakterisasi batuan secara detail sebagai landasan utama dalam perencanaan tambang dan eksplorasi mineral," katanya.
Tanpa kemampuan analisis batuan yang mumpuni, lanjut Tri, seorang engineer tidak akan bisa menentukan metode penambangan yang tepat. Di lapangan ini, Mahasiswa belajar mengidentifikasi material secara presisi agar nantinya mereka bisa melakukan estimasi cadangan dan desain tambang yang aman serta efisien dan menciptakan visi yaitu Good Mining Practice.
"Bagi mahasiswa Pertambangan, memahami jenis batuan bukan hanya soal klasifikasi, melainkan pemahaman terhadap sifat fisik dan mekanik batuan yang akan memengaruhi proses pengeboran, peledakan, hingga stabilitas lereng tambang di masa depan," tukasnya.
Sebelumnya, Dekan Fakultas Teknologi Industri (FTI) Institut Teknologi dan Bisnis Nobel Indonesia, Dr. Abdullah, S.E., M.Si., menekankan menekankan pentingnya integrasi antara kecerdasan akademik dan pemahaman lapangan bagi calon insinyur tambang.
Hal tersebut ditekankan saat eks LPMI Nobel Indonesia itu melepas 124 Mahasiswa Teknik Pertambangan dalam kegiatan field trip.
"Kegiatan ini dirancang untuk menjembatani teori yang didapatkan mahasiswa di ruang kelas dengan praktik nyata di lapangan. Selama di Kabupaten Barru, para mahasiswa dijadwalkan untuk mengamati secara langsung struktur batuan dan formasi geologi," terangnya.
Ir. Tri Andriani Hs. Kandora, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Pertambangan Nobel Indonesia menyebut, proses ini melibatkan 88 mahasiswa angkatan 2025 berjumlah 88 peserta, dosen sebanyak 4 orang serta asisten 20 orang
"Kegiatan ini bertujuan untuk mengaplikasikan teori yang telah dipelajari di ruang kelas langsung ke fenomena alam yang sebenarnya. Selama kegiatan berlangsung, para mahasiswa tidak hanya sekadar mengamati bentang alam, tetapi juga melakukan serangkaian prosedur teknis geologi yang ketat," ucap Tri, Kamis (18/12).
Fokus utama dalam lapangan kata dia ini meliputi pengamatan struktur batuan, pengukuran kedudukan lapisan batuan menggunakan kompas geologi, hingga pengambilan sampel batuan secara sistematis menggunakan palu geologi. Dalam kegiatan ini, mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk melakukan pemetaan pada stasiun (titik pengamatan) yang telah ditentukan.
Mereka diwajibkan untuk melaksanakan deskripsi litologi yakni mengidentifikasi jenis batuan, warna, tekstur, dan komposisi mineral secara mendetail. Kedua pengukuran struktur, mengukur strike (arah) dan dip (kemiringan) lapisan batuan guna memahami sejarah tektonik kawasan tersebut.
Berikutnya sampling, mengambil sampel batuan representatif dengan teknik hand specimen untuk dianalisis lebih lanjut di laboratorium.
“Geologi adalah ilmu yang tidak bisa hanya dipelajari di atas kertas. Melalui fieldtrip ini, mahasiswa belajar cara membaca sifat batu. Mereka berlatih ketelitian dalam mengukur dan mengambil sampel, karena satu derajat kesalahan pengukuran atau kesalahan prosedur pengambilan sampel dapat mengubah interpretasi sejarah geologi sebuah daerah.” ujarnya.
Selain itu, pihaknya melaksakan praktikum Mata Kuliah Petrologi di kawasan Anabanua, Kabupaten Barru. Sesi ini, kata dia, diikuti oleh 36 Mahasiswa angkatan 2024, asisten dosen 10 orang serta Dosen 4 orang.
Lokasi ini disebutnya sebagai lokasi yang jenis batuannya lebih kompleks dan bisa dikatakan lengkap karena terdiri dari 3 jenis batuan yaitu batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf.
"Kegiatan ini difokuskan pada mata kuliah Petrologi, di mana mahasiswa dilatih untuk melakukan deskripsi karakterisasi batuan secara detail sebagai landasan utama dalam perencanaan tambang dan eksplorasi mineral," katanya.
Tanpa kemampuan analisis batuan yang mumpuni, lanjut Tri, seorang engineer tidak akan bisa menentukan metode penambangan yang tepat. Di lapangan ini, Mahasiswa belajar mengidentifikasi material secara presisi agar nantinya mereka bisa melakukan estimasi cadangan dan desain tambang yang aman serta efisien dan menciptakan visi yaitu Good Mining Practice.
"Bagi mahasiswa Pertambangan, memahami jenis batuan bukan hanya soal klasifikasi, melainkan pemahaman terhadap sifat fisik dan mekanik batuan yang akan memengaruhi proses pengeboran, peledakan, hingga stabilitas lereng tambang di masa depan," tukasnya.
Sebelumnya, Dekan Fakultas Teknologi Industri (FTI) Institut Teknologi dan Bisnis Nobel Indonesia, Dr. Abdullah, S.E., M.Si., menekankan menekankan pentingnya integrasi antara kecerdasan akademik dan pemahaman lapangan bagi calon insinyur tambang.
Hal tersebut ditekankan saat eks LPMI Nobel Indonesia itu melepas 124 Mahasiswa Teknik Pertambangan dalam kegiatan field trip.
"Kegiatan ini dirancang untuk menjembatani teori yang didapatkan mahasiswa di ruang kelas dengan praktik nyata di lapangan. Selama di Kabupaten Barru, para mahasiswa dijadwalkan untuk mengamati secara langsung struktur batuan dan formasi geologi," terangnya.
(MAN)
Berita Terkait
Sulsel
Serunya Mahasiswa ITB Nobel Bermain Gim Sambil Belajar Bisnis di PLUT Sulsel
Mahasiswa Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Nobel Indonesia melakukan kunjungan di Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) Sulawesi Selatan, Jumat (12/12).
Jum'at, 12 Des 2025 17:59
Makassar City
Wisuda Nobel Indonesia Bawa Roblox ke Panggung Nyata
Dengan tema Roblox yang dibalut konsep panggung ala konser musik, Wisuda Sarjana ke-XXIII dan Pascasarjana ke-XVI pada Rabu (26/11) berhasil memikat ratusan peserta wisuda di Hotel Claro.
Rabu, 26 Nov 2025 11:41
Sulsel
Alumni Ajak Mahasiswa Nobel Indonesia Melihat Peluang dari Masalah
Alumni Talk telah memasuki edisi ketujuh. Kali ini, Alumnus Nobel Indonesia Institute dari program studi Manajemen, Ibrahim S.M, didapuk menjadi pembicara, kemarin. Owner Itio Farm itu berbagi wawasan hingga pengalamannya, semasa aktif kuliah.
Jum'at, 21 Nov 2025 11:24
News
TSA Pertamina Tingkatkan Keselamatan Operasional Tambang
Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi kembali menggelar program Technical & Safety Assistance (TSA), kali ini di PT Citra Palu Mineral, Palu, Sulawesi Tengah.
Rabu, 15 Okt 2025 15:53
News
Vale Nickel Corner, Ruang Literasi Tambang untuk Generasi Muda
Pemkab Lutim bekerja sama dengan PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale), meresmikan Vale Nickel Corner di Perpustakaan Daerah Luwu Timur, Malili, Sabtu (13/9).
Sabtu, 13 Sep 2025 20:23
Berita Terbaru
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Proyek Jalan Provinsi Sulsel Resmi Dimulai dari Hertasning
2
Mantan Pj Gubernur Sulsel Diperiksa 10 Jam Terkait Kasus Dugaan Korupsi Bibit Nanas
3
UMI Makassar Implementasikan Program Kampus Berdampak di Medan Bencana
4
Mahasiswa Pertambangan Nobel Indonesia Belajar Petrologi dan Geologi di 3 Lokasi
5
Dengar Konsumen, Chery Hadirkan Tiggo 8 CSH Comfort dan J6T di Makassar
Artikel Terpopuler
Topik Terpopuler
1
Proyek Jalan Provinsi Sulsel Resmi Dimulai dari Hertasning
2
Mantan Pj Gubernur Sulsel Diperiksa 10 Jam Terkait Kasus Dugaan Korupsi Bibit Nanas
3
UMI Makassar Implementasikan Program Kampus Berdampak di Medan Bencana
4
Mahasiswa Pertambangan Nobel Indonesia Belajar Petrologi dan Geologi di 3 Lokasi
5
Dengar Konsumen, Chery Hadirkan Tiggo 8 CSH Comfort dan J6T di Makassar