Festival Literasi Maros Wadah Perkuat Ekosistem Literasi Daerah

Senin, 17 Nov 2025 17:55
Festival Literasi Maros Wadah Perkuat Ekosistem Literasi Daerah
Bupati Maros, AS Chaidir Syam membuka Festival Literasi di Creative Centre Perpustakaan Daerah, Senin hingga Rabu (17–19/11/2025). Foto: SINDO Makassar/Najmi S Limonu
Comment
Share
MAROS - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maros menggelar Festival Literasi Maros yang dipusatkan di Creative Centre Perpustakaan Daerah, Senin hingga Rabu (17–19/11/2025).

Kegiatan ini menjadi ruang berkumpulnya para pegiat literasi, guru, komunitas, pelajar hingga warga untuk merayakan budaya literasi melalui beragam agenda.

Bupati Maros, AS Chaidir Syam, mengatakan, festival ini merupakan momentum penting untuk memperkuat ekosistem literasi di daerah.

Dia menyebutkan, kegiatan ini bukan sekadar seremonial, tetapi wadah untuk menampilkan program, kreativitas, hingga karya literasi masyarakat Maros.

"Festival Literasi Kabupaten Maros ini menjadi ajang bagi seluruh stakeholder literasi untuk berkumpul. Ada berbagai kegiatan mulai dari lomba mewarnai, gelar wicara literasi, pertunjukan seni, hingga peluncuran buku," kata Chaidir, Senin (17/11/2025).

Mantan Ketua DPRD Maros itu menyampaikan capaian membanggakan Maros dalam indeks kegemaran membaca masyarakat.

Berdasarkan penilaian Perpustakaan Nasional RI, Maros mencapai angka 90,94 persen, kategori sangat tinggi.

"Alhamdulillah tingkat kegemaran membaca di Maros sudah berada di angka 90,94 persen. Itu penilaian dari Perpusnas berdasarkan berbagai input data. Ini hasil dari gerakan literasi yang kita dorong, seperti program Bunda Baca, Pojok Baca di desa, dan kegiatan berbasis komunitas," jelasnya.

Menurutnya, pembangunan literasi adalah fondasi utama dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Dia menegaskan, daerah yang kuat secara literasi akan melahirkan generasi yang lebih siap menghadapi tantangan masa depan.

"Yang paling utama, saat kita membangun literasi berarti kita sedang membangun sumber daya manusia. Jika SDM berkualitas, generasi kita akan lebih terjaga kedepannya. Negara maju itu selalu membangun dua hal, yakni pendidikan dan sumber daya manusianya," ujarnya.

Dia juga menyinggung transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial yang kini menjadi arah kebijakan pengembangan literasi nasional.

"Transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial juga terus kita jalankan. Di Maros sudah ada 59 desa yang memiliki TBM atau TPBS, dan ini akan terus kita kembangkan," katanya.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Maros, Fitri Ade Cahya, mengatakan Festival Literasi Maros 2025 dirancang untuk merangkul seluruh lapisan masyarakat.

"Kami ingin menghadirkan festival yang bukan hanya ramai kegiatan, tetapi benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat. Ada pameran produk literasi, peluncuran buku penulis lokal, hingga pertemuan sebaya komunitas literasi," ujarnya.

Dia menyebutkan, perpustakaan daerah kini tidak hanya menjadi tempat meminjam buku, tetapi ruang kreatif yang mendorong inovasi sosial.

"Perpustakaan hari ini harus inklusif, mampu menjawab kebutuhan masyarakat. Anak-anak, ibu rumah tangga, difabel, komunitas, semua harus bisa merasakan manfaatnya. Festival ini adalah salah satu cara untuk memperkuat peran itu," ujarnya.

Dia berharap Festival Literasi Maros menjadi agenda tahunan yang terus berkembang dan mampu menggerakkan masyarakat untuk membaca, berkarya, serta menjaga budaya literasi di Bumi Turikale.

“Semoga kegiatan ini menjadi energi baru agar gerakan literasi di Maros semakin kuat dan hasilnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat,” tutupnya.
(MAN)
Berita Terkait
Berita Terbaru